Shock

778 117 30
                                    

Jeonghan membanting tubuhnya ke tempat tidurnya, setelah liburannya dengan yang lain, Jeonghan merasa jauh lebih tenang saat ini. Dia tidak harus merasa khawatir lagi jika Jiyong akan marah, dia memiliki keluarganya lagi secara utuh.

Saat Jeonghan akan memejamkan matanya, ia mendengarkan suara bantingan pintu membuat Jeonghan hanya menghela nafasnya kasar.

"AKU BENAR-BENAR TIDAK TAHAN DENGANMU!! KAU TIDAK SEHARUSNYA BERSIKAP SEPERTI ITU DI DEPAN PARA KLIEN, KAU MENGHANCURKAN NAMAKU DI DEPAN MEREKA" teriakan appanya dari lantai bawah bahkan sampai terdengar di kamarnya.

"SALAHKU? BAGAIMANA ITU BISA MENJADI SALAHKU SAAT AKU MELAKUKANNYA UNTUK MEMBELA PUTRAKU? AKU TIDAK MAU MEREKA MERENDAHKAN PUTRAKU"

"TAPI KAU MENGORBANKAN NAMA BESARKU!!!"

"KENAPA KAU SELALU SEPERTI INI? SELALU MENDAHULUKAN NAMA BESARMU, KAU HARUS INGAT KALAU PERUSAHAANMU ITU ATAS NAMA JEONGHAN, PUTRAKU. TANPA ORANGTUA KU, PERUSAHAANMU TIDAK AKAN BERTAHAN SEHINGGA KAU BISA MENGUASAI DUA PERUSAHAAN"

Jeonghan keluar dari kamarnya lalu berdiri di sana untuk melihat keadaan di lantai bawah, ia tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya. Ummanya selalu membelanya sedangkan appanya hanyalah orang egois yang lebih mementingkan nama baiknya dibandingkan putranya.

"Aku ingin kita bercerai!! Aku tidak tahan dengan dirimu. Aku ingin bahagia dengan Jeonghan"

"Baiklah, tapi Aku akan meminta sebagian hartaku"

"Silahkan, aku akan menyuruh pengacara untuk mengaturnya tapi jangan bermimpi untuk menyentuh harta keluargaku"

Jeonghan melihat appanya keluar dari rumah, meninggalkan ummanya yang kini menangis tersedu. Jeonghan berjalan turun, mendekati wanita yang ia sayangi ternyata selama ini tanpa sengaja ia mulai. Jeonghan hanya sibuk membenci kedua orangtuanya tanpa mengetahui semua alasan mereka.

"Umma...." Panggil Jeonghan sambil berlutut di depan ummanya.

"Kau sudah bangun? Apa Umma mengganggu tidurmu?"

"Aniy, Jeonghan baru pulang liburan. Umma mianhae" Jeonghan menggenggam tangan ummanya.

"Kenapa minta maaf sayang? Jeonghan tidak salah sayang, Umma yang salah"

"Aniya. Jeonghan sudah bersikap menyebalkan pada Umma selama ini, mulai sekarang Jeonghan janji pada Umma. Akan menjaga Umma, kita akan hidup berdua dan bahagia"

"Iya, mulai sekarang kita akan hidup berdua dan bahagia. Umma akan pergi ke kantor pengacara Umma Seungcheol untuk mengurus semuanya, malam ini kita makan malam dirumah karena Umma yang akan memasakkan makanan untukmu"

"Ne Umma, Jeonghan akan pulang cepat. Jeonghan juga merindukan masakan Umma" ucap Jeonghan.

Umma Jeonghan mengecup dahi Jeonghan sebelum mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan rumah. Jeonghan lalu mengambil kunci mobilnya, ia harus menemui Do Yoon dan bercerita pada sahabatnya itu.

Ketika ia sampai di depan rumah Do Yoon, ia melihat mobil Seungcheol disana. Ia merasa beruntung karena itu berarti dia bisa langsung bicara sekaligus pada keduanya.

Jeonghan membuka pintu rumah itu tiba-tiba seperti apa yang biasa ia lakukan, namun pemandangan di hadapannya membuatnya merasakan dunianya runtuh. Di sofa ruang tengah, ia melihat jika Seungcheol dan Do Yoon sedang berciuman.

Trak!!! Kunci mobil yang ia pegang jatuh hingga membuat kedua orang yang bergumul itu beralih menatapnya. Jeonghan mengambil kunci dan berusaha mengatur ekspresi wajahnya.

"Jeonghan ah...." Ujar Do Yoon.

"Ya!! Kalian merahasiakan ini dariku? Wah benar-benar luar biasa" Jeonghan lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil minum kemudian menghampiri keduanya.

That PromiseWhere stories live. Discover now