2. Where The Feelings

262 33 0
                                    

  Selepas pulang sekolah Raihan langsung membentangkan badannya di atas kasur king sizenya dan menatap langit-langit kamarnya yang di penuhi oleh hiasan bintang.

"Kayanya gue pernah liat cewek itu, tapi dimana ya?"
1 menit, 2 menit itu tak membuahkan hasil apa-apa Rei tidak mengingatnya sama sekali.
"Lahh kok gue jadi mikirin cewe gak jelas itu sih." Rei mendesah frustasi dia mengacak-acak rambutnya sendiri. Tiba-tiba terdengar dering dari suara khasnya Line di ponsel Rei. Rei pun langsung melihatnya, ternyata pesan dari grup yang bernama Sohibku.

Jono : "Rei sahabat gue yang gantengnya melebihi Justin Bieber, melewati Zayn Malik tapi di liat dari ujung sedotan. Yang orangnya pinter, tidak sombong, rajin mengaji dan rajin menabung".

Raihan : "Wahh pasti ada udang di balik bakwan nih anak."

Jono       : "Lah ko lu tau si gue lagi makan bakwan wkwk . Rei bantuin gue ng'deketin cewe itu Rei."

Jono sangat terobsesi ingin mempunyai pacar pasalnya dia sudah menjomblo selama 3 tahun belakangan ini. Dan lebih parahnya lagi teman-temannya sering meledeknya sebagai JOMBLO AKUTT. Padahal muka Jono gak jelek-jelek amat ganteng dikit.

Devan : "kok lu minta tolongnya sama si Rei si? Kan gue udah berpengalaman Jono."

Raihan : "Apaan lu aja pacaran mentok-mentok juga sampe sebulan doang."

Jono : "Tau gue kan pengen nya langgeng ya gak Rei."

Devan : "Biarinn yang penting guhee gak jomblo."

Raihan : " Sudah-sudah jangan berkelahi."

Devan: "Stresss."
****
   Saat ini Jono sudah berada di mansion orang tua Raihan. Lebih tepatnya di kamarnya Raihan, hanya untuk menanyakan tips-tips mendekatkan dirinya dengan perempuan itu dan Rei mencoba menjelaskan.

"Nih ya Jono kalo menurut gue lu itu harus cool jadi cowo, jangan terlalu terobsesi sama dia karena, dengan begitu akan ngebuat dia ngerasa risih dengan kedatangan lo ntar jadinya dia malah ngejauh dari lo. Nah kalo uda gitu lu cari barang kesukaan dia, makanan , minuman, pokoknya semuanya yang dia suka. Nanti dia bakal happy saat di dekat lo. Dan ini yang udah mendarah daging dari lo. Lo itu jangan kaya cacing kepanasan. lo tau maksud gue kalo lo itu PECICILAN. Nanti kalo lo pecicilan di depan dia dia bakal ilfeel sama elo. Kalo dia ilfeel nanti dia gak mau deket-deket sama lo.

"Ok thanks bro and bray and sist". Jono rasa cara Rei ini bakal jitu alias berhasil. Karena Jono tahu para siswa perempuan di sekolahnya sangat tergila-gila dengan Rei.

"Sialan lu. Lu pikir gue cowo apaan lu panggil sist". Desis Rei
****

    Saat ini Syahla hanya duduk termenung di dekat kolom renang rumahnya, ia hanya memainkan kakinya di dalam air. Air matanya tiba-tiba menetes di pipinya dia teringat dengan sahabatnya yang berada di Bandung. Rindu di mana gelak tawa itu selalu mengiringinya di setiap saat. Syahla merasa bila berada dekat dengan sahabatnya perlahan masalahnya mulai terlupakan. Syahla teringat waktu itu perutnya sakit karena harus menahan tawanya akibat teguran dari teman sekelasnya karena, ia dengan sahabatnya selalu berisik. Kebiasaannya yang menyembunyikan makanan ringan di seragam sekolah agar bisa membawanya ke lantai 2 karena, para guru melarangnya dan menyuruh osis berjaga di gerbang tangga. Tak lupa ia ingat makanan favorit dengan sahabatnya BASRENG untuk siswa  yang mempunyai kantong tipis. Seakan rekaman video dirinya dengan sahabatnya tersimpan hangat di otaknya. Meski terlihat konyol. Namun kekonyolan itu membuat Syahla  bahagia.  Tetapi semua itu tidak berlangsung lama.
****

"Ta ini coklat siapa di meja gue?" Tanya Syahla. Syahla bingung mengapa ia mendapat coklat padahal dia hanya kenal dengan Renata dan Rachel. Tidak ada lagi yang ia kenal. Selain mereka.

"Ohh tadi ka Jonathan yang taro." Jawab Renata.

"Jonathan?"

"Iya anak 12 Ips1."

"Gak tau gue, ini serius coklatnya buat gue? Gue aja gak kenal, ngeliat batang idungnya aja gue gak pernah Ta".

"Nih". Renata memperlihatkan foto Jonathan di kontak BBMnya.
***

    Syahla hanya termenung saat bel istirahat berbunyi bahkan dia tidak mendengarnya sama sekali. Padahal ini adalah saat yang di tunggu-tunggu oleh para siswa. Syahla hanya memikirkan tentang coklat itu mengapa Jonathan memberikan coklat padanya... Pikir Syahla "atau mungkin dia salah taro coklat."

"Syah, Syahh, SYAHLAAAA." Renata mendecak kesal karena omongannya, tidak digubris sama sekali oleh Syahla.

"Aduh Ta bisa gak sih gak usah teriak di telinga gue." Ucap Syahla sambil menutup telinganya.

"Abisnya lo gue panggil-panggil malah diem aja, kenapa si?" Tanya Renata.

"Ya sorry."

"Mikirin apa si, mending ikut ke kantin yukk?"

"Ntar deh nyusul, gue belum nyelesain catetan." Syahla berbohong sebenarnya ia berniat untuk  mengembalikan coklat itu pada Jonathan.

"Bener yah. Ok gue duluan gue tunggu lo di meja kantin yang kemarin."

"Okk sip."

  Tanpa pikir panjang Syahla langsung melengos keluar untuk mengembalikan coklat ini pada Jonathan.
12 Ips1
"Kak di sini ada yang namanya Jonathan gak?" Tanya Syahla pada siswa yang hendak keluar kelas.

"Oh Jono tuh anaknya yang lagi duduk di meja."

"Oh ok thanks ka." Syahla langsung berjalan menuju Jonathan.

"Emm ka Jonathan?" Tanya Syahla gugup.

"Bukan Jono." Celetuk Devan.

"Apaan si Dev. Iya Aku Jonathan".Ucap Jono yang memperlihatkan senyum pepsodentnya.

"AKUUU" celetuk Devan

  Syahla kaget saat melihat cowok yang pernah ia tabrak kemarin, berada di sini. Saat ini mereka saling menatap. Syahla menatap dengan tatapan rasa bersalah, sementara Raihan menatap dengan tatapan bingung karena, Raihan merasa pernah melihatnya.

"Syahla ko diem, kenapa nyari aku?" Tanya Jonathan.

"Oh iyah, kayanya tadi lo salah taro coklat. Jadinya Coklatnya ada di meja gue, gue cuma mau balikin coklatnya."

"Engga, aku emang kasi coklatnya ke kamu, emang sih kita belum kenal nah mangkanya sekarang kita kenalan." Jono mengulurkan tangannya dengan semangat 45.

"Syahla."

"Ehmm lepas kali Jono!" celetuk Rei.

"Apaan si Rei orang Syahlanya aja gak papa kok, ya gak Syah."

"Ok, Thanks buat coklatnya kak."

"Oh iyah, kenalin temen-temen aku, si PLAYBOY ini namanya Devan inget namanya Devan jangan deket-deket sama dia. Nah yang ini Raihan."

  Syahla berniat ingin meminta maaf pada Raihan tapi, entah mengapa dia jadi gugup. Wajah raihan terlihat dingin.

"Kak Ra...ihan aku mau minta maaf soal yang kemarin. Yang aku nabrak tapi akunya malah lari gitu aja."

"Ohh, gue kira lu uda lupa." Ucap Rei dingin.

"Jadi, kak Raihan mau maafin."

"Gue belum jawab iya. Kok kesannya lu maksa gue buat maafin lo sii."

"Yah engga, aku gak maksa ka Raihan buat maafin aku. Itu si terserah ka Raihan."

"Sebenernya lo niat gak si buat minta maaf."

"Duh sumpah ya ini orang nyebelin banget, lagi pms apa yak. Maunya apa coba." Gerutu Syahla sambil menggaruk jidatnya yang sama sekali tidak gatal.

"Niat lah. Kalo aku gak niat, aku gak bilang minta maaf sama KAKK Raihan." Ucap Syahla yang mulai jengkel.

"Terserah loo."

"YAUDAH. Ka Jonathan makasih yah buat coklatnya, ok kak aku pergi dulu soalnya udah ditungguin."

"Lainnn kali kalo abis nabrak jangan kaburrr."

Langkah Syahla tiba-tiba terhenti. Saat mendengar perkataan Rei barusan. Tetapi Syahla tidak memperdulikannya.

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang