9. Where The Feelings

156 27 0
                                    


       Semenjak Jonathan dan Rei berkelahi mereka berdua tidak lagi saling berbicara. Setiap mereka berdua, bertemu pun Jonathan selalu mebuang muka pada Rei dan memberikan tatapan sinis.

       Beberapa kali Rei mencoba menjelaskannya, tapi Jonathan sama sekali tidak mau memberikan kesempatan pada Rei. Saat ini pun Devan bingung harus berteman dengan Rei atau Jonathan. Devan memilih untuk menjauhi mereka dan berteman dengan teman yang lain. Karena Devan tidak mau berpihak pada keduanya.

      Sudah beberapa hari ini pun grup sohibku kini sepi, biasanya grup itu selalu berisik entah Jono yang selalu berkoar-koar tidak jelas, Rei dan Devan yang selalu mengejeknya dengan candaan.
    
    Sekarang Jonathan dan Syahla semakin dekat. Syahla yang selalu diantar jemput oleh Jonathan, pergi ke kantin yang selalu bersama. Jonathan yang selalu memberikan perhatian dari hal kecil hingga yang besar. Murid-murid di sekolah mereka pun beranggapan bahwa mereka sudah berpacaran walaupun kenyataannya tidak.

       Seperti saat ini, mereka berdua sedang makan di sebuah reataurant yang berada di dalam mall. Dan entah ini kebetulan atau tidak Rei melihatnya. Entah mengapa dia benci melihat Syahla dan Jonathan semakin dekat, seharusnya dia senang melihat sahabatnya semakin dekat dengan perempuan yang dicintainya. Sampai-sampai Jonathan rela mengorbankan persahabatannya dengan Rei menjadi retak seperti saat ini.

"Lo ngeliat apaan Rei? kesel banget lo." Tanya Raka. Ia bingung saat melihat wajah Rei yang tiba-tiba kesal dan melihat tangan Rei yang dikepalkan.

"Engga, gue uda gak nafsu makan di sini. Mending kita pindah Restaurant!"

"Tapi, ini kan resto favorit kita, Lo juga yang ngajakin gue makan di sini. Kenapa lo tiba-tiba pengen pindah?"

"Udah berisik lo, uda kaya ema-ema yang gak di kasi uang bulanan. Gue mau pindah resto kalo lo mau makan di sini terserah."

"Iya nyukk. Gue berasa jadi ade lo, lo atur gini. Sadar nyuk gue ini kakak lo."

"Iya bawell."

     Syahla sempat melihat Rei, ia hendak memanggilnya tapi Rei langsung membuang muka padanya dan berlalu pergi.

"Kenapa Syah?" Tanya Jonathan.

"Engga ka."

"Syah gak tau kenapa, kalo gue di deket lo gue selalu nyaman."

"Masa si ka?"

"Iya, lo nyaman gak sama gue?"

"Emm... Nyaman kok kak."

"Gimana kalo sekarang kita manggilnya aku kamu! biar keliatan lebih deket Syah."

"Hahh gue aja bicara sama kak Januar aja pake gue elo." Gerutu Syahla dalam hati. "Eh tapi gak papa si selama ini ka Jonathan kan baik banget sama gue."

"Ko diemm kenapa keberatan?"

"Engga kak. Okey sekarang kita manggilnya aku kamu."

"Serius?" Tanya Jonathan tidak percaya.

"Iya."

"Abis ini kamu mau nonton atau mau langsung pulang?"

"Pulang aja deh ka, gue udah cape banget." "Eh maksudnya aku, he he."

"Dasar." Ucap Jonathan seraya mengacak-acak rambut Syahla dengan pelan, sambil tertawa.

    Di dalam perjalanan pulang Syahla dan Jonathan tidak saling berbicara. Hanya terdengar lagu Shawn Mendes yang berjudul Imagination yang Jonathan sengaja setel. Dari tadi Syahla hanya melamun menatap jendela di sebelah kirinya, melihat kendaraan yang berlalu lalang.

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang