7. Where The Feelings

177 28 3
                                    


"Ini ayunan pemberian hadiah gue, untuk Arneta saat dia berumur 10 tahun. Dan lo orang pertama yang gue ajak ke sini." ucap Rei.

"Makasih, lo udah ngajak gue kesini. Padahal kita kan baru kenal." Ucap Syahla sungkan.

"Sekarang lo duduk di ayunan ini, nanti gue yang dorong!" pinta Rei.

"Beneran gak papa, ini kan punya Arneta?" tanya Syahla.

"Gak papa udah cepet duduk!"

"Arneta gue pinjem ayunan lo yah" pinta Syahla.

"Dasar" Rei mengacak-acak rambut Syahla.

"iih berantakan tau rambut gue. Dorongnya yang tinggi ya!" Pinta Syahla.

"Emangnya gak takut?" tanya Rei.

"Engga kok."

"Okay."

"Kok malah merem si Syah?" tanya Rei.

"Karena saat gue naik ayunan, terus berada di ketinggian kaya gini dengan gue merem gue ngerasa kalo gue itu terbang. Dan ngerasa beban yang ada di hidup gue itu hilang. Gue lupa sama masalah-masalah gue. Lo mau coba?"

"Boleh."

"Udah siap?" Tanya Syahla. Yang dibalas acungan ibu jari Rei. Saat, ayunan itu mulai melambung tinggi Rei mulai memejamkan matanya.

"Iya Syah lo bener serasa TERBANG." ujar Rei.

"Tuh kan gue bilang apa."
❇❇❇

"Eheemm, Btw nih ya. Kalo di liat dari raut wajah lo, lo lagi bahagia bet ni. Ada angin apaan nih. Seorang Syahla bisa senyam-senyum sendiri." tanya Renata saat melihat Syahla baru datang dan duduk di kursi sampingnya.

"Kemaren gue di ajak jalan sama kak Rei." ucap Syahla memperlihatkan senyumnya.

"Oh My Good. Serius lo Syah?" Tanya Renata dan Rachel secara serempak.

"Dua riuss. Dia tuh ya kadang-kadang nyebelin tapi kadang dia sweat gitu. Bikin gue gak jadi marah kalo dibikin kesel." Ucap Syahla.

"Sweat gimana ?" tanya Renata antusias.

"Iyap kemaren gue di ajak ke suatu tempat dan itu indah banget. Katanya sih gue orang pertama yang diajak sama dia setelah Arneta. Gue seneng deh." Ucap Syahla bersemangat.

"Itu si namanya orang kedua." Celetuk Rachel.

"Tunggu-tunggu-tunggu Arneta?" tanya Renata dengan wajah penasarannya.

"Iya, cinta pertamanya ka Raihan."

"Ya terus lo cuma jadi, pelariannya dia doang gitu?" tanya Renata.

"Engga Ta, dia udah meninggal." Jawab Syahla.

"Ooh, kasian juga ya ka Raihan." ujar Rachel.

"Oh iya ngemeng-ngemeng, lo udah ngerjain pr MTK belum Syah. Gue belum sama sekali nih bentar lagi jam pertama masuk?" tanya Rachel dengan wajah setengah panik.

"Udah kok tenang aja. Serahin semua pada Adinda Syahla. Yang cantik, pinter, jujur, rendah diri pula."

"NAJONG Tralalaaa amit-amit Syah. Oke gue akuin lo itu pinter, cantik. Tapi masalah jujur dan rendah dirinya itu gue gak YAKIN." Seru Renata sambil menyalin Pr Syahla.

"Suttt, diem kalo gak gue ambil ni buku. Uda bagus nih ya gue kerjain, kemaren tuh ya gue CAPE BANGET, gue bela-belain bangun jam 3 buat ngerjain ni pr. Dan gue yakin lo pada masi pada tidur." Cerocos Syahla.

"Iyah Syah, ngambekan amad jadi manusia." Gerutu Rachel.

"Lo cape banget? Abis nguli Syah?" tanya Renata.

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang