21. Where The Feelings

90 12 0
                                    


Gue rasa lo pewarna hidup gue        

                           🌜

Setelah mengisikan jawaban terakhirnya Raihan berteriak senang, melempar pensil ke asal tempat lalu mengangkat kedua tangannya yang di kepalkan. "Huhhhhh akhirnya selesai juga."
Syahla menaikan sebelah alisnya. "Segitu senengnya kah lo?"

"Iya lah. Otaknya gue pengen meledak gara-gara ngerjain semua nih soal, akhirnya gue terbebas dari angka plus huruf-huruf gak jelas itu."

Syahla tersenyum miring mendengar penuturan Raihan yang salah besar. "Sayangnya lo belum bebas, dan masih ada enam hari lagi lo masih berkutat dengan ini semua, di tambah lagi dengan soal-soal dari Bu Bertha  tamat tamat riwayat lo hahaha."

Raihan berhenti tertawa dan bungkam.

Seketika saja tawa Syahla meledak saat melihat ekspresi wajah Raihan yang sangat lucu.

Sedangkan Raihan, ia tersenyum kecut dan langsung bangkit dari duduknya. "Heh mau kemana lo?" Tanya Syahla.

"Planet pluto" Jawabnya sinis sambil berjalan menuju arah dapur, terdapat Rina yang sedang mengaduk sesuatu menggunakan mixer.

"Hai Tan lagi ngapain?"

"Eh iya nak Rei, lagi bikin cup cake nih kesukaannya Syahla."

Raihan mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh"

"Makan dulu aja nak Rei, Syahla juga belum makan!"

"Maaf sebelumnya Tan Rei harus permisi dulu, ada urusan. Lain kali Rei janji deh makan di sini ." Ucap Raihan dengan tidak enak hati.

"Iya janji ya?"

"Ok Tan, kalo gitu Raihan permisi dulu."

"Iya hati-hati di jalan!"

"Iya Tan makasih." Lalu Raihan mencium tangan Rina.

    Setelah itu Raihan kembali ke sofa tadi, sofa tempat ia belajar bersama Syahla. Dan melihat perempuan itu sedang memainkan handphonenya sambil bersenandung.

"Woy" Sentaknya.

Syahla mendongak. "Kenapa?"

"Gue pulang dulu."

"Hm" Jawabnya lalu kembali memainkan handphonenya lagi.

"Respon lo itu doang. Gak ada niatan nganterin gue ke depan apa?"

"Yaelah deket gitu, siapa juga yang mau nyulik lo. Ah iya paling kolong wewe tuh yang mau."

"Sialan lo."Raihan mengacak-acak rambut Syahla lalu  melenggang pergi menuju teras rumah tepatnya tempat motornya terparkir.

                      ☀☀☀

     Setelah keluar dari lift, Raihan langsung berjalan menuju lorong rumah sakit. Berjalan dengan tergesa-gesa, dari kejauhan ia melihat perempuan yang ia ketahui bernama Alana sedang duduk menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan menopang pada kedua sikutnya sambil menunduk.

"Lan"

Alana mendongak, kedua matanya terlihat sembab. "Raka"

Raihan berjalan mendekati Alana lalu duduk di sampingnya. "Kenapa?"

"Raka butuh darah, tadi gue coba donorin darah gue. Tapi sayangnya darah gue gak cocok."

Raihan bisa melihat ada raut kesedihan dan kecemasan di mata Alana. "Darah gue juga gak sama, cuman papa satu-satunya yang cocok dengan darah Raka."

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang