35. Where The Feelings

32 5 1
                                    

 
     Kata-kata gue emang gak manis, tapi ngelakuin hal-hal yang berguna buat lo. Gue bisa.

🌜

      Sepulang sekolah ini, Syahla kembali di kejutkan oleh Raka saat pria itu tiba-tiba sms telah berada di gerbang sekolahnya. Dengan langkah pasti ia berjalan dengan gerakan cepat menuju gerbang tersebut.

    Tepat saat di luar gerbang, ia melihat mobil sport berwarna putih yang ia tidak ketahui namanya sudah bertengger di sana dan sang empunya terlihat melambaikan tangan padanya. Ia pun menghampiri Raka.

"Kakak kenapa di sini?" Tanya nya pada Raka, terlihat laki-laki itu memasang senyum menawannya.

"Jemput kamu." Jawabnya dengan santai, seolah-olah ia sudah terbiasa menjemputnya.

"Ko mendadak gini?" Syahla kembali bertanya.

"Aku lagi nggak terlalu sibuk, jadi aku jemput kamu. Sekalian pengen ketemu." Ujar Raka masih dengan senyum menawannya. Membuat Syahla terpana dengan ketampanannya.

Syahla mengangguk dan ber'oh ria.

"Yaudah yuk, masuk!!" Pinta Raka.

Sekali lagi Syahla mengangguk. Terlihat Raka berjalan menuju pintu penumpang. "Kakak mau ngapain?"

Raka menoleh. "Bukain pintu kamu."

Syahla menggeleng diikuti senyumannya. "Gak perlu!! Aku bisa sendiri."

"Sekali aja." Pinta Raka

Syahla menghembuskan nafasnya. "Oke." lalu laki-laki itu pun membuka pintu penumpang dan Syahla langsung memasukinya.

   Setelah itu Raka berlari kecil menuju pintu kemudi, membukanya dan langsung masuk. Pandangannya langsung bersibobrok dengan Syahla, sudah lama sekali ia tidak berdekatan seperti ini dengan perempuan itu.

Raka pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jadi sekarang ini kesibukan ka Raka apa?"

"Kerja di kantor papa."

    Syahla mengangguk menanggapi. Mengapa saat ini rasanya berbeda saat berada di dekat laki-laki yang sedang memegang setir kemudinya, ya berbeda...sekarang terasa canggung dan saat ia ingin berbicara pun harus dipikirkan terlebih dahulu. Tidak seperti dulu yang saling terbuka satu sama lain. Apa ia saja yang merasakannya sedangkan Raka tidak?

Tiba-tiba ia merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti, menepi di pinggir jalan. "Kenapa ka, kok berhenti?"

   Laki-laki itu terdiam, sambil memandangi wajahnya. Apa ada yang salah dengan dirinya?
Namun pertanyaan yang masih di dalam benaknya pun belum terjawab. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan tingkah Raka yang tiba-tiba mendekat ke arahnya.

   Ia menegang seketika saat Raka berada tepat di depan wajahnya, bahkan deru nafasnya pun terasa di pipinya. Apa yang ingin Raka lakukan??? Jantungnya serasa ingin melompat, kenapa Raka seperti ini???

    Tapi setelah ia tahu Raka tidak mendekat ke wajahnya ia menghembuskan nafasnya lega, laki-laki itu hanya memakaikannya seatbelt padanya.

"Jangan dibiasain gitu, bisa bahaya!!" Ujarnya ketika dia selesai memasang seatbelt pada Syahla.

Syahla menyengir. "Iya lupa."

Lalu Raka kembali melajukan mobilnya. "Udah makan?"

"Belum, aku nanti makan masakan mama. Ka Raka mau ikut makan di rumah?"

"Hm boleh."

                       ☀☀☀

   Rasanya sulit untuk diungkapkan apa yang ia rasakan saat ini, mungkin terlalu senang. Sahabat kecil atau mungkin cinta pertama? Entahlah ia juga bingung apa yang ia rasakan pada Raka. Tapi yang pasti ia sangat amat menyayangi laki-laki itu.

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang