18. Where The Feelings

115 15 0
                                    

  Dear Syahla

     "Apa kamu tahu sampai saat ini saya terus menunggu kamu, sampai-sampai saya menyakiti perasaan dia. Demi menjaga perasaan saya untuk kamu."

                           🌛

Raihan pov

     Gue mulai menuruni tangga dengan langkah gontai, ya semalaman gue emang gak tidur dan baru tidur setelah solat subuh tadi mungkin sekitar satu jam gue tidur.

     Dan gue dengan sangat terpaksa harus sekolah jangan tanya siapa lagi yang maksa gue buat sekolah kalau bukan bokap gue, gue bingung baru satu hari gue bolos sekolah, papah udah nyeramahin gue padahal dia lagi di luar negeri. Dan satu yang perlu gue tanyakan apa bolos satu hari itu bikin gue gak naik kelas?

"Den Bibi udah buatin sarapan untuk Aden." Ucap Bi Inah seraya menaruh beberapa makanan di meja makan.

"Engga Bi, Rei mau langsung berangkat sekolah udah telat." Tolak gue sebenarnya gue udah biasa telat sekolah, cuma gue lagi nggak nafsu makan.

"Tapi Bibi udah buatin roti bakar kesukaan Aden." Melihat raut wajah Bi Inah berubah suram membuat gue kasihan.

"Yaudah Bi taro di tempat makan aja, nanti Rei bawa."

"Iya Den". Dan gue melihat senyum sumringah tercetak di raut wajah Bi Inah, gue jadi merasa bersalah tadi sempat menolak masakan dia.

Tanpa menunggu lama, Bi Inah akhirnya datang sambil membawa kotak makan yang berisi roti bakar, lalu menyerahkan pada gue. "Nih Den udah Bibi siapin."

"Ok makasih Bi."

"Den mata Aden kenapa jadi item gitu kaya ada arengnya?"

"Hah areng?" Tanya gue mengernyit bingung.

"Iya tuh di bawah mata aden item-item gitu?"

"Ohh" Gue mulai mengangguk paham maksud dari ucapan Bi Inah. "Ini tuh bukan areng Bi, mungkin gara-gara Rei kurang tidur jadinya gini."

"Oh gitu, aduh Bibi jadi malu."

"Gapapa Bi, yaudah Rei pamit."

"Iya Den hati-hati." Setelah pamit dari Bi Inah gue langsung melenggang pergi.

                          ✴✴✴

    Raihan berjalan memasuki lorong sekolah. Sepi, mungkin Raihan satu-satunya murid yang berada di luar kelas. Lagi-lagi kepala Raihan kembali berdenyut gak karuan, membuat dia memijat kepalanya.

Sudah tidak tahan lagi akan sakit di kepalanya dia memutuskan untuk ke ruang uks, dari pada ia ke kelas yang sudah pasti akan mendapat hukuman. Saat Raihan membuka pintu ruang uks tiba-tiba saja dia terkejut saat melihat beberapa pmr menghampirinya dan berteriak tidak jelas yang memekakan telinga.

"Anjirr Ka Raihan ke siniii"

"Astaga akhirnya gue bisa lihat ka Raihan dari deket"

"Gilakk ganteng banget"

"Dia makan apaan coba, perfect banget njirrr"

"Eh tunggu kayanya dia lagi sakit deh"

"Iya lah bloon ini kan uks ngapain dia kesini kalo gak sakit"

    Raihan bener-bener tidak habis fikir dengan suara siswi-siswi di depannya yang seperti toa.

"Ka Rei sakit apa ka?"

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang