25. Where The Feelings

58 10 0
                                    

Kata orang, rindu itu berat. Ini lebih dari sekedar berat lebih tepatnya nyakitin. 


                           🌜

     Syahla berjalan dengan semangat di area lorong sekolahnya, ia sengaja berangkat lebih cepat dari biasanya, bisa dilihat langit yang masih redup, malu-malu menampakan cahaya mataharinya. Angin semilir yang terus menerpa kulitnya membuat Syahla nyaman dan akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bangku dekat lapangan.

     Sepi. Mungkin ia murid pertama yang datang ke sekolah ini, duduk memejamkan mata sambil menikmati angin yang terasa menusuk itulah yang ia lakukan.

    Tak terasa air matanya tiba-tiba menetes. Menangisi keadaan dirinya? mungkin bisa dibilang begitu entahlah ia juga tidak ingin menangisinya, tapi hatinya berkata lain. Mungkin di saat sendiri ia terlihat lemah, tapi di hadapan semua orang ia tidak mau, cukup dirinya saja dan Tuhan yang tahu.

   Syahla membuka matanya dan terkejut saat melihat Raihan berada disampingnya, lantas Syahla langsung menengok ke samping kiri untuk mengusap air mata di pipinya setelah itu menengok kembali ke samping kanan tepatnya pada Raihan.

      Raihan tidak melihat ke arahnya, dia menatap lurus ke depan. Apa Raihan melihat ia menangis?

"Lo sejak kapan di sini?" Tanya Syahla gugup.

"Harus dijawab?" Ujar Raihan masih dengan terus menatap ke arah depannya.

"Iya."

"Sejak lo memejamkan mata lo." Ucapnya santai. Kali ini Raihan baru menatap ke arah Syahla.

"Oh." Syahla mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Raihan.

Syahla meneguk salivanya saat melihat bola mata Raihan terasa lembut ketika mengucapkan kata-katanya barusan. Ia lantas memalingkan wajahnya. "Guee?" Tanyanya seperti pada diri sendiri, lantas selang beberapa detik, Syahla langsung menjawabnya. "Sangat baik." Ucapnya sambil tersenyum.

"Ucapan dan wajah lo mungkin bisa dipercaya oleh sebagian orang, tapi mata lo engga."

Syahla tidak menanggapinya, ia hanya tersenyum saat Raihan berucap seperti itu.

"Kenapa dengan senyuman? Yang gue tunggu jawaban!!!"

Syahla menengok ke arah Raihan dan menatapnya. "Karena menurut gue senyuman bisa menutupi semuanya."

"Kalo gitu semoga senyuman lo bisa menutupi semuanya." Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya Raihan bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Syahla.

                      ☀☀☀

                   
Saat ini Syahla sudah berada di kelasnya, saat kepergian Raihan tadi Syahla langsung menuju kelasnya.

"Syahhhhhhh"

   Saat namanya dipanggil Syahla langsung menengok ke arah sumber suara dan ternyata itu kedua sahabatnya Renata dan Rachel, ia tersenyum.

"Lo kemana kemaren? Kenapa ga masuk? Kemaren sepi nih gak ada lo."

"Sorry ya kemaren gue ada acara keluarga." Rachel dan Renata ber oh ria menanggapi ucapan Syahla.

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang