36. Where The Feelings

26 5 0
                                    

Sedikit sakit, namun bahagia
🌜

Seperti perkataan Raihan saat di uks tadi. Dia akan mengantar perempuan itu menuju ruang kelas. Dan berakhirlah mereka di sini, di lorong kelas.

"Raihan" Panggil Syahla di sela perjalanannya.

"Hm"

"Lepasin tangan gue!! Lo pikir kita mau nyebrang, pake pegangan tangan segala."

Diam, Raihan tidak menggubris perkataan Syahla. Membuat Syahla mendengus kesal.

Saat mereka melewati area kelas 10 Syahla tak sengaja melihat perempuan yang ia ketahui bernama Nara sedang menulis sesuatu di papan tulis kelasnya dengan cekatan. Sepertinya anak itu pintar, pikirnya.

Sebenarnya ada yang ingin ia tanyakan pada Raihan, pertanyaan yang selama ini ia pendam, namun ia belum berani menanyakannya

Akhirnya ia pun memutuskan untuk menanyakannya, walaupun sedikit ragu. "Raihan"

"Hm?" Lagi dia hanya berdeham.

Syahla melirik Raihan sekilas, lewat ekor matanya. "Gue boleh nanya sesuatu boleh gak?"

"Tergantung"

"Apanya?"

"Kalo penting gue jawab, kalo gak penting-penting amat gue gak jawab. Tapi kalo lo maksa, mungkin gue bisa pikir-pikir lagi."

Syahla memutar bola matanya. "Mau nanya aja. Berbelit-belit."

"Mau nanya apa?"

"Tapi ini jangan lo anggap serius ya. Ini gue cuma... iseng aja."

"Hm ms. Mtk."

Syahla terlihat mengigit bibirnya, sebelum berkata. "Lo...pacaran sama... Nara?"

Raihan tampak terdiam, mendengar perkataan Syahla barusan.

"Penting kan pertanyaan itu buat lo. Soalnya kan itu menyangkut status lo." Ucap Syahla meyakinkan, agar Raihan menjawabnya.

"Ck. Engga juga."

"Jadi?" Syahla tampak menunggu jawaban Raihan.

"Karena itu pertanyaan cukup pirivasi. Lo bisa kasih tahu alasan lo, nanya begituan!!"

Syahla menghembuskan nafasnya kesal."Kan gue bilang cuma iseng."

"Iseng? Klise amat."

"Huh, udah ngeselin megangin tangan gue mulu lagi. Nyadar diri pak." Syahla mendengus sedangkan Raihan hanya terkekeh.

Tidak terasa, mereka kini sudah berada di depan pintu kelas Syahla. Pintunya tertutup, sepertinya ada guru.

"Raihan uda ada guru." Kata Syahla dengan cemas.

"Tenang." Lalu Raihan memutar kenop pintu, dan guru yang sedang menjelaskan sesuatu itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Misi Pak." Katanya dengan sopan dan santai. Berbeda dengan Syahla yang terlihat gugup dengan menundukkan kepala.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya guru itu pada Raihan.

"Nganterin calon pendamping hidup saya Pak." Jawab Raihan santai, seakan ucapannya barusan hanya lelucon saja.

Syahla melotot dan langsung saja mencubit tangan cowok itu, membuat dia meringis. "Jangan bikin gara-gara." Cicitnya pada Raihan dengan pelan.

"Kata perempuan di sebelah saya, saya jangan nyari gara-gara. Jadi saya nurut deh sama dia."

Where The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang