HELL YEAH! Bisa dong nyelesain cerita ini buat ohflawless meskipun lagi pusing-pusingnya!
P.S: I really am sorry soalnya aku pas lagi buntu+sibuk, satu perpaduan yang pas buat seorang author untuk hiatus, haha.
So ENJOY!!
January, 15 2013, 20:30 p.m
"Illa, siapkan makanku, ya." Aku mengangguk pasrah, padahal aku lelah sekali seharian ini mengikuti Niall.
Tapi tunggu, tumben sekali Niall minta dibuatkan olehku? Dan lagi, aku baru sadar kalau tadi Niall tidak membeli makanan di luar. Entah Nando's atau KFC. Biasanya ia beli itu untuk makan malam.
Tanganku beranjak mengetuk pintu kamar Niall, ia membuka pintunya dan melongokkan kepalanya. "Ada apa?" Tanyanya.
"Kau sakit, ya?" Aku langsung berinisiatif menempelkan telapak tanganku di dahinya.
"Hanya pusing. Sudah sana bikinkan aku makan. Yang enak, ya." Ia mencolek daguku dan segera menutup pintunya.
Dasar Niall. Sukanya memberiku perhatian tetapi ia sama sekali tidak memperhatikan kalau selama dua tahun aku bekerja dengannya ini sudah menumbuhkan sebuah perasaan lain.
Jangan mengasihaniku, aku tidak suka itu. Tetapi mau bagaimana? Aku sadar diri. Aku cuma asistennya dan dia sudah memiliki Hannah disampingnya.
"Biilla? Kenapa di dapur? Tumben?" Apa Niall mengundang Harry ke rumah? Kenapa tidak ketuk pintu dulu?
"Kenapa tidak ketuk pintu dulu?" Tanyaku sembari memicingkan mata.
"Sudah, tadi dibukakan oleh Margareth." Aku mengangguk kemudian melanjutkan aktifitasku.
"Memang Niall tidak membeli KFC? Nando's? Atau makanan lain?" Tanyanya.
"Tidak, katanya ia pusing. Kau mau dibuatkan makan juga?" Tanyaku.
"Tidak terima kasih, aku sudah kenyang. Aku menghampiri Niall dulu keatas. Jangan merindukanku!" He gave me a peck on my cheek. Kadang-kadang aku sering sebal dengan kelakuan Niall dan teman-temannya yang membuatku tidak nyaman. Mereka usil sekali, terutama Niall. Itu yang membuatku sering salah tingkah, duh.
**
January, 16 2013, 13:00 p.m
"How was your day, hm?" Niall berbicara di telpon. Sudah pasti dengan Hannah.
"Kau sudah minum obat?" Tanyanya.
Ingin sekali rasanya aku diperhatikan oleh Niall seperti ia memperhatikan Hannah. They're such a.. Sweet couple.
Halah, sudah hentikan mimpimu, Biilla. Tidak perlu muluk-muluk untuk seorang asisten pribadi.
"Alright, istirahatlah. Aku tahu kau lelah." Ucap Niall sebelum mengeluarkan senyuman manisnya.
"Aku baik-baik saja. Kau lupa ada Biilla yang merawatku disini? Aku bisa memintanya untuk membuatkan makan, atau aku juga bisa drive thru saja. Kau tidak perlu khawatir soal jadwal makanku, Hannah."
Oh iya, aku lupa figurku disini hanya seorang asisten yang harus merawat dan meladeni perintah ini-itu dari Niall.
"Tidak, bukan begitu maksudku—"
"Hannah, dengar, aku hanya mencintaimu, dan akan selalu begitu."
Oh
"Hannah, Illa hanya asisten pribadiku. Dia bukan siapa-siapaku. Berapa kali aku harus katakan hal itu padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot
Short Story[CLOSED] This book contains a highly dozed imagine of One Direction lads; Harry Styles, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Niall Horan, Liam Payne.