Hiding My Heart (Zayn Malik)

893 45 1
                                    

Well, this is the last request (before the request is closed) from GarnetaMckenzie!

I hope you like it!

Sial. Kenapa aku harus mempermalukan diriku sendiri di depan umum dengan menangisi seorang bajingan seperti Harry?

"Hey, butuh sapu tangan?" Aku mendongak, melihat seorang pria blasteran menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna cokelat tua, menunggu untuk kuambil.

Dengan ragu aku mengambil sapu tangannya sembari menggeser bokongku, memberinya ruang untuk duduk di sampingku.

"Uh.. Thanks." Aku sedikit ragu untuk berbicara dengannya. Mengingat wajahnya sedikit mirip dengan teroris yang sedang diburu oleh pamanku. Ya, pamanku bekerja di MI7.

"Kau tidak perlu menatapku seperti aku ini teroris. My name is Zayn." Ia mengulurkan tangannya.

"Garneta." Aku menerima uluran tangannya dan menjabat tangannya.

"Want to tell why did you cry with a coffee over there? I heard that coffee will make someone feel better." Tawarnya setelah bermenit-menit kami terdiam.

This how the story when

I met someone by accident

Who blew me away

Blew me away

**

"Jadi dia duain kamu, sama rekan kerja kamu?" Tanya Zayn. Aku mengangguk lemah sembari menggenggam gelas yang berisi kopi hangat erat-erat. Jika ini gelasku sendiri, aku akan menggenggamnya erat hingga pecah.

"Dan kamu rela mempermalukan diri kamu di depan orang banyak cuma buat dia?" Tanya Zayn.

"Cuma? Zayn, I've been with him for 3 years! We've talked about marriage life! And you said—"

"That's it, if you both have talked about the wedding, and marriage life, or maybe how many kids you'd have, then why did he cheating on you?" Ia ikut meninggikan suaranya, sama sepertiku tadi.

"I.. Don't know." Balasku.

"There." Ia tersenyum kemudian. "You must know that a jerk like him wasn't worth fighting for. He don't deserve your tears." Lanjutnya. "Besides, I believe there's a dozens of happines out there instead of crying for someone who probably laughing while you're in blue." Sambungnya.

"Don't make yourself look like a fool who's waiting for someone while they're not even waiting for you." Ia tersenyum kembali.

There was in the darkest of my day

When you took my sorrow, and you took my pain

You burried them away

Burried them away

**

2 years later

"Zayn!" Aku tersenyum saat menemukannya di parking lot depan kantorku. Ia memelukku sembari tersenyum. Pelukannya selalu terasa hangat untukku, membuatku sukar untuk melepaskannya.

"How was your day?" Tanyanya saat aku memasang seat belt.

"Oh today was great. Hari ini aku bertemu dengan Niall, kau ingat? Temanku disaat kecil yang waktu itu kukenalkan denganmu saat kita tidak sengaja bertemu di Harrods?" Tanyaku dengan antusias.

Setelah hari dimana pertemuan kami waktu itu, aku dan Zayn berteman dekat. Sampai akhirnya Zayn meresmikan hubungan kami satu setengah tahun lalu. Kupikir aku dan Zayn mempunyai banyak kesamaan dan aku benar-benar merasa nyaman berada di dekatnya. Kami sering bertukar cerita dan saling memberi masukan, tetapi kami juga tidak jarang memiliki pendapat yang berbeda.

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang