[Anggi's POV]
"Kau akan kembali ke Paris??" Tanya Harry.
"Ya, begitulah. Aku akan kembali ke Paris malam ini." Jawabku.
"Lalu kau tidak akan kembali lagi ke London?" Tanyanya lagi.
"Tidak." Jawabku singkat.
"So just like that?" Tanya Harry lagi.
"Apa maksudmu?" Tanyaku.
"So this is our goodbye, huh? Just.. Walking around Thames River." Jawab Harry.
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Ketahuilah aku juga berat meninggalkanmu, Harry.
"Kau tahu disini mengingatkanku pada pria berambut curly yang sedang dikejar-kejar oleh fansnya satu tahun lalu." Kataku sembari terkekeh.
"Kau masih mengingatnya." Ujar Harry sambil mengulaskan senyuman.
"That's how I'm gonna remember you." Balasku.
"Well, itu sedikit memalukan. Kita tidak saling mengenal, kemudian aku mengaku kau adalah pacarku, hingga sekarang ini kita menjadi teman dekat."
Teman ya?
"That's ridiculous. Aku akan menceritakannya pada anak-anakku nanti kalau kau pernah mengaku-aku menjadi pacarku." Aku menertawakan akhir kalimatku. Aku bahkan tidak tahu mengapa aku harus tertawa—atau sekedar memaksakan tawa.
"Dengan siapa kau akan menikah?" Tanyanya.
Aku hanya ingin denganmu, Harry.
"Dengan siapapun itu kuharap kau mengundangku diacara itu, Nggi." Ia mengulaskan senyumnya menatap kearahku.
***
[Harry's POV]
Aku merindukan Anggi. Sangat merindukan sosok gadis itu.
Tiba-tiba saja memori satu tahun lalu dimana ia menunjukanku bahwa Pont Des Arts adalah tempat indah yang biasa ia kunjungi ketika pagi muncul memenuhi pikiranku.
Oh God, kemana perginya gadis ini? Ia menghilang secara misterius. Sudah dua bulan ini ia tidak menghubungiku, padahal ia sudah berjanji untuk selalu menghubungiku.
"Bagaimana dengan Anggi? Kau sudah mendapatkan kabar darinya?" Tanya Zayn setelah duduk disebelahku.
"Belum." Balasku dengan nada lesu.
"Aku juga merindukannya. Kau tahu, ia bisa menggantikan posisi Liam dengan kedewasaannya." Louis menambahi.
"Kenapa kau tidak mengunjunginya saja?" Tanya Zayn.
"Ide bagus, kau bisa mengunjunginya saat kita tiba di Paris nanti, Harry. Bukankah ia pernah mengajakmu kesana?" Tanya Liam.
"Ya, itu benar. Tapi aku tidak tahu dimana ia sekarang, Li. Kemungkinan ia untuk pindah dari flatnya yang lama sangat besar jika niatnya memang benar-benar menjauhiku." Balasku.
"Kunjungi saja tempat-tempat yang kalian pernah kunjungi, terutama yang menjadi favoritnya." Kata Liam.
"Kau menebaknya atau menghiburku?"
"Tidak ada orang yang bisa melupakan kenangan terindahnya secepat angin berhembus." Ucap Liam sembari mengangkat bahunya.
***
[Anggi's POV]
Disinilah aku. Kembali dimana aku seharusnya berada, bukan terjebak dalam bayang pria kriting yang sekarang sedang kurindukan. Sebenarnya dimanapun aku berada, aku tetap merasa terjebak dalam bayang pria itu. Ia sukses membuatku gila selama 2 bulan terakhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot
Conto[CLOSED] This book contains a highly dozed imagine of One Direction lads; Harry Styles, Louis Tomlinson, Zayn Malik, Niall Horan, Liam Payne.