The Last Time (Zayn Malik)

822 38 3
                                    

This is from my dearest AnthrAnggi. I hope you like it!

Anggi minta cerita ini based on Taylor Swift's song titled The Last Time. So make sure you hear it!


[Zayn's POV]

Entah setan apa yang membawaku kemari. Kembali.

Sedang apa kamu disini, bodoh? Ia tidak akan mungkin memaafkanmu dan menerimamu lagi.

Tidak, kamu harus menemuinya lagi. Kamu tetap harus meminta maafnya. Meskipun semuanya berakhir tidak sesuai yang kamu inginkan, setidaknya ia memaafkanmu. Itu akan meringankan bebanmu.

Sial. Hati dan otakku sedang berperang. Aku tahu, akan selamanya hati dan otak tidak akan sejalan. Tetapi bagaimana caranya mengakhiri peperangan ini?


Found myself out your door
Just like all those time before
I'm not sure how I got there
All roads, they lead me here


**


[Vellisa's POV]

Setelah kekacauan yang kubuat di kelas historical, aku segera pulang dan memilih untuk tidak mengikuti kelas selanjutnya dengan berdalih tidak enak badan. Aku tahu, itu terlihat bodoh—membuat alasan tidak enak badan tetapi masih bisa menyetir.

I just.. Want to get lost. Mungkin berendam di air hangat dapat membuat perasaanku kembali tenang dan melunturkan ingatanku tentangnya?


Oh shit.


"Zayn?" What is he doing here? Messing up with me again?

"Hey, I'm uh.."

"You what?" Tanyaku tidak sabaran. Entah aku harus senang atau sedih melihatnya. Separuh hatiku ingin sekali memeluknya, separuhnya lagi ingin sekali menamparnya dan mengusirnya dari hadapanku. Kalau perlu mengirimkannya ke Antartika supaya tidak bertemu denganku lagi.

"I just want to appologize." Ia mendesah pelan. Suaranya terdengar frustasi dan kalut. Lagi, aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat.

"I— I'm sorry. Maaf aku sudah mengganggu waktumu." Dengan begitu ia meninggalkanku yang masih terpaku di depan pintu rumahku, dan menatap punggungnya yang semakin menjauh.


You find yourself out my door
Just like all those time before
You wear your best appology
But I was there to watch you leave


**


[Author's POV]


Baik Zayn maupun Vellisa sama-sama terjebak dalam perasaannya sendiri. Zayn yang terjebak dalam rasa bersalahnya, dan Velli yang terjebak dalam rasa rindunya. Dan itu benar-benar menyakitkan bagi mereka. Seperti ada rasa tertekan di dada yang menyebabkan sesak napas dan tercekik di leher—itu gejala penyakit jantung. Ya, seperti itu rasanya.

Ok, itu berlebihan. Maksudku, siapa yang tidak merasakan sakit saat terjebak di dalam perasaannya sendiri? Terutama kau berbohong untuk menutupinya?

Bukan yang seperti Velli rencanakan untuk berendam di dalam bathup dengan air panas, melainkan ia menangisi semuanya—untuk yang kesekian kalinya. Bukan yang seperti Zayn rencanakan untuk menunggu jawaban Velli, melainkan ia malah meninggalkan Velli—untuk yang kesekian kalinya.

"Aku terlalu takut kehilanganmu; sedalam ketakutanku untuk terus mencintaimu." Batin Velli berteriak, berharap Zayn mendengarkan suara batinnya.

"Maafkan aku untuk setiap salah yang kucetak di jejak hatimu. Maafkan untuk setiap tangis yang membasahi dua bening matamu, karenaku." Batin Zayn menyeruak, berharap Vellisa mampu mendengarkan suara batinnya.


This is the last time I'm asking you this


**

Aku minta maaaaffff banget kalo ini jauh dari perkiraan kamu, Nggi. Aku turut prihatin yaaaa *pukpukin Anggi sama diri sendiri*

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang