Turning Tables (Harry Styles)

511 37 2
                                    

This one is for zarryshippie. semoga suka yaaa :)

P.S.: This story included harsh and inappropriate words. So please be a wise reader. :)

"Oh come on, Ara!" Kasurku jadi sedikit berdecit karena Jade yang menghempaskan bokongnya di sampingku, tangannya beranjak mengguncangkan tubuhku. "Kau tahu? Kau hanya membuang waktumu untuk memikirkan dan bahkan menangisi pria brengsek seperti Harry, yang bahkan ia tidak akan membuang waktunya untuk melakukan hal yang sama padamu!"

Jade menarik paksa selimutku dan menarik tanganku untuk duduk. "Bisakah kau keluar, Jade? Aku malas berdebat denganmu." Aku kembali tiduran meringkuk memeluk bantalku yang lain. "Jika ayah masih ada, ia akan dengan senang hati menuntut Harry Fucking Styles di depan pengadilan karena membuat putrinya—adikku—sakit."

Aku tertawa hambar mendengarkan kalimat konyolnya. "Tidak akan ada yang masuk penjara karena memutuskan seorang gadis, Jade Rosel. Berhentilah menghayal." Jade kembali memaksaku untuk duduk dengan menarik tanganku kali ini. "Aku tahu ini berat bagimu, Ara. But a bad boy like Harry, I don't think he deserve your tears. Go find a better person, I know you deserve one."

Mungkin Jade benar, tetapi dimana-mana mengucapkan kalimat lebih mudah dibanding menjalaninya.

•••

Aku memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurku setelah dua minggu ini aku tidak bekerja membantu Jade di kafe yang didirikan kakek dan nenekku. Aku tahu, aku pengecut. Berjalan menuju kamar mandi dan menatap diriku di kaca wastafel. Astaga, aku tidak tahu kalau aku sekacau ini.

Mengambil sikat gigi dan mengoleskan pasta gigi diatasnya, kemudian memulai menyikat gigiku. Setidaknya aku harus mencoba saran Jade semalam. Hari ini aku akan bekerja paruh waktu, aku tidak ingin bekerja sampai malam, karena aku tahu Harry akan datang pada malam hari.

Setelah selesai menyikat gigi, aku beranjak mengambil facial scrub yang terletak tepat di sebelah sikat dan pasta gigi. Seusainya, aku bergegas menanggalkan pakaianku dan melangkah masuk pada shower yang memancarkan air hangat setelah kunyalakan. Setidaknya ini menenangkan.

...

Setelah 20 menit berada di kamar mandi, aku memutuskan untuk menyudahi aktivitas mandi dan merenungku—yeah, 10 menit terakhir kuhabiskan untuk tidak melakukan apapun selain duduk dibawah guyuran shower.

"GOD!" Aku memekik tepat Jade membuka pintu dan aku baru saja membuka handukku—menyisakan tubuhku yang hanya dibalut dengan bra serta panties. "Gee, I'm so sorry. Aku tidak tahu kalau kau baru saja mandi!" Ia tertawa di balik pintu. "Apa aku sudah boleh masuk?" Tanyanya beberapa detik kemudian.

"Masuklah!" Seruku. "Kau akan bekerja hari ini?" Tanyanya saat melihatku memakai seragam kafe. "Ya, begitulah. Aku bosan." Jade mengangguk setelahnya. Mataku mengedarkan pandangan mencari keberadaan ponselku yang ternyata masih tersambung dengan kabel charger.

Setelah menekan tombol kecil di atas ponsel, tanganku bergegas menslide layarnya dan menekankan kombinasi angka untuk password.

2 missed calls.

Dengan segera tanganku menekan layarku kearah pop up itu dan mengetahui siapa yang menelponku... Harry.

Ada apa ia menelponku? Apa ia ada perlu denganku?

Oh tidak, tidak. Jangan hiraukan dia, Ara.

Tetapi kau masih peduli, kan, terhadapnya?

Oke, kedua kubu pikiranku harus segera berhenti berdebat.

"Jangan." Jade menahan tanganku, seakan mencegahku melakukan suatu hal. "Jangan menelponnya. Kau harus mencari yang lain, yang lebih baik untuk masa depanmu." Aku mengangguk dan meletakkan kembali ponselku. "Sudahlah, lebih baik kita berangkat. Aku akan meninggalkan ponselku disini."

•••

Getaran ponselku yang mengganggu acara movie night-ku dengan Jade membuatku kesal dan memilih menyimpannya di bawah kolong tempat tidurku. Aku benar-benar ingin melupakan Harry, but it seems like God doesn't want me to be happy again. No, I don't blame Him, obviously. I blame Harry for caused me struggling with the pain he gave me when he decided to leave.

"Thank God, you finally pick it up!" What the hell? Aku segera membelalakkan mata kearah Jade yang ternyata mengambil ponselku dan menangkatnya dengan speaker mode. "Talk fast." Kataku cepat.

What's gotten into her body so that she'd really think that I'd talk to him after she convince me to find another man to love earlier this morning?!

"Ara, I'm really sorry about two weeks ago. I.. Well I was drunk and you just couldn't stop being so annoying like bitch. And that's what's made me angry—" Wait, what? He called me bitch?!

And wait, did he really think I would came back to him after he called me a BITCH?!

"You know what, Harry? She doesn't even plan on to get back with you. Not even after this explanation you've made. And you DID called her a BITCH. B-I-T-C-H. Don't you realized that it'd hurt her?" Ia tertawa hambar dan melihat kearahku. Jadi ini alasannya untuk menangkat telpon dari Harry?

"Probably no, I guess. So, stop calling her and beg her for give you one more chance because if she did, you'd do the same, and she'd be tearing apart while you're messing around with another girl." Jade tersenyum penuh kemenangan mendengar tidak ada satu kalimatpun yang dilontarkan Harry. Harus kuakui ini adalah pidato terjahat yang pernah ia lontarkan untuk membelaku.

"Wait, you're voice much more like a whore, who's this?" Tanyanya. Really?! Can't he just said 'I'm sorry for being such a jerk for calling her bitch' and then hang up the phone, instead of calling MY SISTER a WHORE?!

Ia mendengus kesal sebelum membalas perkataan Harry yang menyeramkan dan menyakitkan di waktu yang bersamaan. "Oh, I'm sorry for being rude, my name's Jade Rosel. Ara's sister. And you are Harry Styles, right? A manwhore who likes messing around with any girl, including my sister." Jade menambahkan tawa hambar setelahnya.

"WHAT DID YOU SAY?!" Harry marah. Ia benar-benar marah. Ada sedikit perasaan tidak suka ketika mendengar Jade mengatakan hal seperti itu tentang Harry, kepada Harry. Tetapi hatiku bersuara bahwa itu memang benar, Harry memang seperti itu adanya, dan aku tidak dapat merubahnya.

"So it's settled, then. You know how it feels when you call us a WHORE and a BITCH. Bye, Harry! Have a nice life!" Ujarku sebelum memutus sambungan telpon.

•••

I'm so sorry for not updating yesterday. I have a really bad connection here :( And I'm sorry for adding some harsh words there.

Vomments? xx

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang