Author side.Hari ini hari pertama bagi seorang shania Gracia bersekolah di sekolah barunya.
Ia memutuskan untuk pindah sekolah dengan alasan, ia bosan di skolah lamanya. Tidak ada yang menarik, semuanya biasa saja. Maka dari itu ia memutuskan untuk pindah sekolah.
Papa dan mama dari Gracia pun menyetujui apa yang Gracia inginkan, karena hanya itu yang bisa mereka lakukan untuk anak satu satunya itu.
"Pah mah, Gre berangkat" Deva dan Ve -orang tua Gracia- mengangguk, lalu mengecup pipi gracia bergantian
"Papah anter mau?"
"Gak perlu pah, Gracia bisa berangkat sendiri" tolak Gre, Deva hanya menghela nafasnya.
Gracia begitu asing semenjak Deva menikah dengan Ve. Tidak, Gracia tidak membenci Veranda, ia hanya belum siap menerima orang baru dikeluarganya. Gracia berubah semenjak ibu kandungnya meninggal dunia karena kanker otak. Gracia begitu tertekan, dan ketika ia mengetahui ibunya tidak terselamatkan, Gracia benar benar berubah. Gracia menjadi dingin dan tak tersentuh. Senyumnya hilang, tatapannya berubah menjadi sayu dan tajam.
"Gre, mama-"
"Ma, Gracia mau skolah dulu" Ve menghela nafasnya. Ini yang membuat Ve merasa terus bersalah.
Akhirnya Gracia pergi ke sekolahnya diantar oleh supir pribadinya.
::
"SMA Garuda Jaya" gumam Gracia, ia mengambil nafas dalam dalam lalu dihembuskan perlahan.
Gracia melangkahkan kakinya di selasar kelas, mencari cari dimana ruang guru berada. Lalu tidak lama ia menemukan ruang guru dan masuk kesana.
"Woyyy bu Shania datenggg bawa mubarrrr" Nabil berteriak kearah kelasnya, langsung saja semua murid menjadi sunyi.
Bu Shania masuk kedalam kelas, diikuti gracia. Semua pandangan tertuju pada Gracia, bahkan murid laki laki mengedipkan matanya. Mungkin bagi murid perempuan lain, kedipan itu berdampak pada degupan jantung mereka, tetapi berbeda dengan Gracia. Ia justru merasa jijik ditatap seperti itu.
"Sikap beri salammmm"
"SELAMAT PAGI BU" ucap semuanya serempak
"Pagi anak anak"
"Kalian lihat? Ibu membawa murid baru" lanjut bu Shania. Kemudian bu Shania menyuruh Gracia untuk memperkenalkan diri didepan.
"Halo semua, perkenalkan saya Shania Gracia, kalian bisa panggil saya Gracia atau Gre" ucap Gracia
"Boleh panggil sayang gak?" tanya Mario jahil, Mario memang murid terjahil.
Gracia hanya tersenyum kecil. Lebih tepatnya senyum yang dipaksakan.
"Yasudah duduk di sebelah Shani ya Gre, yang itu" suruh bu Shania, sementara Gracia hanya mengangguk dan menghampiri murid perempuan yang sejak Gracia masuk ke kelas terus memperhatikan Gracia sembari tersenyum.
"Haiiii aku Shani, kamu?" ucap Shani antusias
"Gracia" jawab Gracia singkat, senyum Shani meluntur, tangannya yang terulur juga perlahan ia tarik.
Tetapi bukannya diam dan memperhatikan penjelasan bu Shania, Shani malah memperhatikan Gracia yang tertidur dengan kepala menghadap shani. Bibir Shani terangkat perlahan dan menjadi senyuman.
Bel istirahat berbunyi, Shani menoleh kearah gracia yang masih saja tertidur.
"Gre? Greee??" Shani menoel noel pipi Gracia, Gracia hanya melenguh lalu melanjutkan tidurnya.
"Gracia bangun, udah istirahat" kata Shani, akhirnya Gracia bangun. Ia mengucek matanya sambil mengumpulkan nyawanya.
Shani menahan tawanya muka bantal Gracia sangat lucu.
"Kenapa?" tanya Gracia
"Ituuu" Shani menunjuk mata Gracia,
"Apa?"
"Ck kamutuh"
Shani mendekatkan wajahnya kearah wajah Gracia.
DEG
Jantung Gracia tibatiba berdegup kencang. Matanya hanya fokus melihat wajah Shani yang bisa dibilang begitu dekat.
Shani yang menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan langsung menjauhkan wajahnya. Ia salah tingkah!
Pipinya memerah, dan keadaan menjadi awkward.
****
Tuhkan gajadi hiatus:( malah publish cerita ini:(
Yauda maapin lah ya:(
K3 line bakalan segara update kok:(
Vote komennya readers:(
Tbc:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Dingin | Shania Gracia, Shani Indira
Fanfic"dia dingin, tapi aku suka" -shani ©ketgils, 2k17