Hari ini hari minggu,waktunya gracia bermalas malasan dengan belahan jiwanya. Kasur kesayangannya.Gracia sudah bangun, tetapi ia malas untuk berdiri dan memakan sarapannya. Alhasil ia berencana kembali ke mimpinya. Tetapi baru saja ia ingin menutup matanya, deva mengetuk pintu kamarnya.
"Gree?graciaaa?ada temen kamu dibawah nih" tegur deva, gracia mengerutkan keningnya
"Temuin temen kamu dulu dong sayang, gak baik bikin orang nunggu"
Akhirnya gracia membuka pintunya dan menatap deva seolah bertanya temen aku? Siapa?
"Shani" jawab deva, gracia membulatkan matanya. Memorinya tentang kemarin sore membuat jantungnya tidak berdetak dengan baik.
"Bilang aja gracianya tidur gitu pa"
"Aku gak mau ketemu dia" lanjut gre, deva mengangkat alisnya sebelah"Loh kenapa? Papa liat kemarin kalian baik baik aja, kok sekarang kamu gak mau ketemu dia?" selidik deva, gracia berdehem
"Gak papa, lagi males aja" setelah itu gracia masuk ke kamarnya meninggalkan deva yang masih terheran heran.
****
Gracia memegang dadanya, detak jantungnya berubah ketika mendengar nama shani. Entah kenapa, entah sejak kapan, itu terjadi.
TOK TOK
"Paaa, gracia pen tidur" sahut gre
TOK TOK
"Ck papa ngeselin"
Gracia membuka pintunya dan terkejut.
"Haiii... "
"Hngg- ngapain?"
Sial kok deg degan gini -gracia
"Jawab dulu kali sapaan aku"
"Iya hai shani"
Yup. Jadi yang mengetuk pintu gracia itu bukan deva, tetapi shani.
"Kata om deva kamu tidur? Tapi aku ketuk pintunya kamu nyaut" kata shani, gracia diam
"Kamu mau bohongin aku ya?" tuduh shani, gracia mengangkat alisnya
"Sok tau"
"Ada apa kesini?" lanjut gre, shani tersenyum lebar
"Main hehe, gak papa kan?" gracia menggeleng
"Gak, aku mau tidur"
"Sana pulang" senyum shani meluntur entah untuk yang keberapa kalinya. Tetapi beberapa sekon kemudian ia tersenyum lagi"Gre, gak baik tidur terus tuh, nanti nih ya bla bla bla... "
Gracia menatap shani jengah, ia hanya menginginkan tidurnya, kenapa yang ia dapat adalah ceramahan teman yang baru ia kenal dua minggu yang lalu. Langsung saja ia menarik shani masuk ke kamarnya.
"Duduk" shani mengangguk senang, lalu duduk dilantai
"Dikasur shani" gracia memutar bola matanya malas. Sementara shani hanya memamerkan cengirannya.
"Tunggu disini" suruh gre, shani menarik tangan gracia
"Mau kemana kamu?"
"Mandi" jawab gre sekenanya, shani hanya mengangguk lalu memperhatikan gracia yang menurutnya sangat lucu karena memaki piyama teddy bear. Senyum shani merekah.
Ia berdiri, lalu kakinya berjalan mengelilingi kamar gracia. Ia berhenti saat melihat foto gracia disebuah figura
"Cantik" tanpa sadar shani menggumamkan kata itu.
"Hhh, dia itu, muka datar aja cantik apalagi kalo senyum" shani bergumam lagi, tak sadar senyumnya semakin merekah.
Lalu terdengar suara decitan pintu, itu berasal dari pintu kamar mandi. Shani menoleh
"Udah?" gracia mengangguk
"Ayo"
"Eh? Kemana?"
"Katanya ngajak aku main" jawab gracia malas, shani menggeleng
"Aku ngajak kamu main disini aja gak usah keluar, panas" elak shani, gracia menghela nafasnya lalu menatap shani.
"K-kenapa ngeliatin aku gitu?" shani mendadak gugup saat gracia menatap dirinya tajam.
Perlahan gracia mendekatkan wajahnya kearah shani
"Kamu ngeselin" kata gracia, shani menahan nafasnya. Sulit untuknya bernafas karena jarak wajah gracia yang bisa dibilang sangat dekat
"Lama lama aku pacarin"
Shani diam. Apa maksdnya ini? Apa ini hanya candaanya seperti kemarin sore?
"Aku serius" seolah gracia tahu apa yang ada dibenak shani.
Kalo ini mimpi, tolong, biarkan aku untuk terus bermimpi batin shani.
Lalu shani melihat senyum gracia
"Aku serius kalo ini cuma april mop"
Bangunkan aku dari mimpi jahat ini -shani.
****
Asikk special april mop wkwk
( ͡° ͜ʖ ͡°) vomment nya mentemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dingin | Shania Gracia, Shani Indira
Fanfic"dia dingin, tapi aku suka" -shani ©ketgils, 2k17