"Jadi pacar Alditama Mahendra."
Aldi kaget bukan main, bukannya Ara sudah biasa mengatakan itu? Tapi mengapa ia tampak kaget? Ara mencoba mengalihkan pembicaraan, ia tak ingin mood lelaki disampingnya, segera berubah menjadi kasar.
"Lo tau gak kenapa bulan dan matahari gak dateng barengan? Kenapa harus bergantian, dan salah satu dari mereka pergi?" Tanya Ara sambil menatap Matahari yang baru segaris.
Mereka memang sedang menikmati sunrishe di atas tebing yang tersembunyi.
"Karna bulan dan matahari sama-sama menyukai langit. Dan mereka berdua gak pernah kuat jika melihat salah satu di antara mereka bersama-sama. Dan bulan akan pergi saat matahari akan menemani Langit, karna bulan gak kuat melihat kedekatan antara Matahari dan Langit. Begitupula dengan matahari, dia juga gak bisa kalau liat bulan dan langit bersama. Maka dari itu ia akan pergi saat waktunya sudah tepat. Lalu memberi sinar terang seakan matahari berkata 'aku tetap ada meski aku pergi' dan setelah itu matahari pergi." ucap Aldi dengan lantang.
Ara memberikan tepuk tangan untuk Aldi.
Prok.. Prok.. Prok..
"Gila lo pinter banget."
Ara berdecak kagum melihat Aldi yang begitu tahu jawaban Ara dengan lengkap.
"Lo udah ucapin itu beratus-ratus kali, Ara." Ucap Aldi kesal.
"Dan gue senang. Karna itu jawaban terpanjang dari lo, yang pernah gue denger."
Ara kembali bertepuk tangan, sedangkan Aldi hanya memutar bola matanya malas.
"Makan ketoprak itu yuk!" Ajak Ara.
"Lo yakin makan di—"
"Kenapa? Karna gue anak orang kaya? Lagipula di sana bersih kok, kalau lo gak mau, gue bisa sendiri."
Mood Ara sedang rusak, cepat sekali ia marah dan mudah tersingung. Terlihat bagaimana gadis itu berjalan meninggalkan Aldi, sedangkan Aldi berlari kecil mengejar Ara.
Semakin gue kejar semakin dia jauh. Semakin gue pergi, semakin gue dekat. Kadang wanita memang perlu mundur, bukan karna menyerah, tetapi karna ia berusaha lewat arah lain, yang akan mempertemukannya dengan lelaki itu batin Ara tersenyum.
"Bang ketopraknya 1 ya bang. Yang biasa ya bang!" pesan Ara.
"Gue?"
Aldi memekik tidak mengerti mendengar pesanan Ara.
"Tadi gak mau, labil banget sih cowok gue? Ketopraknya satu lagi bang!" pesan Ara lagi.
"Bang saya sat-Ara?!"
Ara menoleh saat merasa terpanggil. Nampaklah Abi yang baru saja ingin memesan. Ara mengerutkan dahinya, sedangkan Aldi merasa tidak mengerti dengan semuanya. Pagi-pagi Ara datang dan bertindak nekat, lalu mengajaknya pergi, lalu mengajaknya makan dipinggir jalan, dan sekarang ia mempertemukan Aldi dengan Abi, sang kapten SMU Gardan.
"Saya satu ya bang!" ucap Abi.
Abi pergi duduk di samping Ara, sedangkan Aldi berada di hadapan Ara. Ara tidak mau ambil pusing posisinya, toh ia dan Abi hanya kenal nama saja.
Drttt Drttt Drttt
Ara mengangkat Telfon dari Dion.
"Tumben banget?" gumam Ara.
"Hallo!"
"Lo dimana Ra? Kata Gaga lo ilang?"
"Gue lagi makan ketoprak tempat biasa kita makan."
"Gue kesana."
"Eh-eh lo mau-"
Tuttt tutt tutt
"Sialan. Gue belom selesai ngomong, malah di putusin sambungannya." Ara mengumpat kesal.
"Sama sambungan aja di putusin. Apalagi sama doi haha. Memang ya, mana ada yang mau sama cewek dugong macam lo." Ujar Aldi sambil tertawa. Sedangkan Abi memilih diam.
"Awas ya Aldi nanti Ara kutuk jatuh cinta sama Ara. Dan saat hari itu tiba. Ara gak mau lagi sama Aldi titik gak pake koma, apalagi tanda tanya." Jawab Ara yang membuat Aldi memutar bola matanya malas.
"Siapa,Ra?" Tanya Abi.
Ara hanya mengangkat bahunya acuh. Memangnya ia harus apa? Jawab 'Itu dari Dion, kamu gak perlu cemburu, dia hanya teman aku' Heii! Abi dan Ara adalah musuh. Catat itu!
Ketoprak mereka bertiga datang bersamaan. Mereka terhanyut dalam diam saat mereka bertiga asik menyantap makanannya masing-masing. Ara tertarik untuk melihat ekspresi Aldi saat memakan ketoprak yang mungkin baru pertama kali Aldi makan seumur hidupnya.
"Rasanya gimana, Al?"Tanya Ara.
"Enak!"
Biasa aja!"Abi dan Aldi menjawab berbarengan. Keduanya saling tatap.
"Gue nanya Kak Al, bukan lo." tunjuk Ara menggunakan sendoknya.
Abi tidak ambil pusing ucapan Ara, bisa gila jika ia memikirkan orang gila.
"Biasa aja rasanya." ucap Al dengan sikap coldnya.
Biasa sih biasa, tapi lahab banget makannya. Dunia benar-benar terbalik, Gengsi cowok lebih tinggi dari cewek batin Ara.
Setitik ide muncul di kepala Ara, ide jahilnya pasti.
"Wah parah bang, masa katanya ketopraknnya biasa aja rasanya. Ini bang kata dia nih. Namanya Alditama Mahendra. Rumahnya samping rumah saya, anaknya Bapak Hendra Aldita, dan Ibu Maria Lidya, eh maksudnya Lidya Ambiluer. Nomor absennya 3. Besok kalo spesies kaya dia makan di sini lagi bang? Jangan dilayanin. Nanti ketoprak lo dihina lagi lo bang. Mau?" Ucap Ara panjang Lebar.
Jangan tanya ekspresi Aldi sekarang, bahkan matanya saja hampir mau keluar.
"Sialan lo!! Mentang-mentang cakep, begayaan lo. Lo pikir gampang buat ketoprak hah? Aji gile lo, anak orang kaya gaya bener. Mentang-mentang makannya ikan mentah, terus lo anggap makanan gua biasa aja gitu? Dasar gatau diuntung, dasar sialan lo."
Pranggg....
Jangan lupa Vote dan Comment! Jangan lupa bahagia, jangan lupa mantan, jangan lupa pollow instagram @ladybala_
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, silahkan follow terlebih dahulu] Namanya Caramel, lebih tepatnya Ara. Gadis berusia remaja yang hobi menggoda pria. Terutama pria berjuluk COGAN. Ara adalah gadis yang ceria, cantik, namun menyebalkan, tidak salah jika ia...