AnnoyingGirl-16

32K 2.3K 33
                                    

"Berarti masih ada harapan buat menyukainya." ucap Anjar.

Anjar bukan lelaki yang bisa dibilang biasa, Anjar terlihat karismatik dan memiliki sudut pandang yang menarik. Dan itu cukup membuat Aldi sedikit terusik.

"Secepat itu lo jatuh cinta?" ucap Aldi.

"Cinta gak butuh proses, cinta gak butuh waktu, cinta datang kapan saja, tanpa diminta, cinta hadir sesuai kehendak hati, siapapun tidak bisa mengalahkan kehendak hati. Dan bukannya gue bilang kalau gue masih ada harapan buat menyukainya? Itu artinya gue belum menyukainya." jelas Anjar panjang lebar.

"Termasuk cewek cacat?" Tanya Aldi.

Aldi menatap tajam manik mata lelaki disampingnya.

"Maksudnya?"

Anjar tidak mengerti dengan apa yang Aldi tanyakan.

•••••

Disebuah ruangan bernunsa putih, seorang wanita membuka matanya perlahan. Melihat sekelilingnya. Bukan tempat semula ia berada. Dirinya mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi.

Flashback on

Caramel POV

Dirinya membawa tubuh seorang wanita menjauhiku. Menjauhiku yang selalu menganggunya. Bukankah itu lebih baik, aku menyuruhnya mengangkat Tubuh Ishana, meskipun Ishana bertindak bodoh, namun aku tidak perduli.

Kutatap punggung lelaki yang kucintai menjauh. Aku berusaha bangkit, namun sebuah kayu besar dan berapi menimpaku. Membuat aku terjatuh. Serak-serak aku meminta pertolongan. Berharap ia mendengar dan kembali untukku. Namun apa? Aku rasa ia benar tidak perduli. Ia tidak ada, dan aku bimbang harus seperti apa.

Kakiku sangatlah sakit, seperti ada sebuah tulang yang hancur di dalamnya. Tubuhku membeku, mataku perlahan menutup, hidungku semakin deras mengalirkan cairan merah, aku tidak tahu aku kenapa? Aku tidak tahu apakah ini adalah akhir? Mungkin aku harus mengikhlaskan semuanya.

Perlahan mataku mulai menutup dan benar-benar tertutup.

Flashback Off.

"Awh!!"

Ara meringis saat mencoba memposisikan tubuhnya di posisi yang pas. Ara menatap kaki yang masih sama dengan apa yang ia rasakan saat di ruang musik. Kakinya tak berdaya, seperti kaki sebuah robot.

"Ara?" panggil Gaga.

Gaga baru saja masuk dan melihat keadaan adiknya. Gaga cemas, Aralah satu-satunya adik yang ia punya, satu-satunya kebahagiaan yang terindah.

"Lo kenapa? Lo mau ngapain?" Tanya Gaga.

"Gue mau minum Gagaku sayang." ucap Ara.

Gaga mengerutkan dahinya,tidak habis fikir bahwa gadis di depan ini pintar sekali menutupi keadaan.

"Dimana yang lain?" Tanya Ara.

"Ada di depan. Mau dipanggilin?" Tanya Gaga.

"Ada kak Al?" Tanya Ara sumringah.

"Buat apa lo cari dia? Mulai sekarang jauhi dia!"perintah Gaga.

Bukannya Gaga melarang Ara bahagia? Hanya saja Gaga takut Ara kecewa saat Aldi menjauhinya hanya karna keadaan yang sangat amat buruk.

"Harusnya dia nolongin lo! Bukan ishana."

"Gue yang suruh dia Ga, lo salah paham. Jangan menyalahkan orang yang benar! Memangnya ada apa?" Tanya Ara yang bingung dengan Gaga yang tiba-tiba membenci sahabatnya.

Gaga memeluk erat tubuh Ara, menumpahkan semuanya didalam dekapan tubuh Ara.

"Dia membuat lo lumpuh. Lo harus diamputasi, meskipun gue tau lo pasti menolak. Setiap orang ingin berjalan dengan kedua kaki, setiap orang ingin melihat dengan kedua mata, setiap orang ingin memiliki organ tubuh yang lengkap, tapi?" Gaga sudah mulai terisak.

"Lakukan!" Ucap Ara.

Ara melepas pelukannya. Sehingga ia dapat melihat wajah Gaga yang terlihat tidak mengerti.

"Lakukan Amputasi! Gue gak harus berjalan dengan kedua kaki. Gue gak harus hidup dengan kedua mata. Jadilah kaki buat gue berjalan! Jadilah mata saat gue gak lihat! Jadilah tangan saat gue gak lagi bisa mengenggam. Jangan hilang, nanti yang ribet kan gue hehehe."

"Kenapa sih lo bisa banget tertawa meskipun hati lo rasanya ingin nangis?" Tanya Gaga.

"Karna gue memiliki banyak stock kebahagiaan. Udah ah jangan nangis! Lo rese kalau lagi nagis, tuh ingus lo tuh ikhhh."Ara bergedik ngeri.

"I love you my sister!" Ucap Gaga yang kembali mendekap tubuh Ara.

"I Hate you too my brother" balas Ara.

•••••

Operasi amputasi kaki Ara berjalan dengan lancar. Semua tidak menyangka bahwa Ara masih bisa tertawa seperti saat ini. Ara sedang bermain balon tiup hasil palakannya kepada Gaga. Lalu setiap sore, ia selalu memainkannya bersama anak-anak kecil di taman rumah sakit. Ia merasa seperti biasannya, hanya saja ia kehilangan sebagian dari kakinya.

Caramel melihat seorang lelaki yang sedang duduk di bangku taman. Sepertinya ia mengenal postur tubuh lelaki itu. Ara mendekat dan benar saja bahwa lelaki itu adalah Aldi, lelaki yang menghilang dari penglihatannya sejak seminggu yang lalu.

"Al!" panggil Ara.

Aldi menoleh ke asal suara dan mendapati caramel yang sedang duduk di atas roda dengan sedikit senyuman indah. Aldi beranjak dari tempatnya dan pergi begitu saja.

"GUE BUKAN GADIS YANG GAMPANG MENYERAH MESKIPUN LO SAKITIN GUE BERKALI-KALI." teriak Ara.

Aldi terus berjalan tanpa menoleh.

Ara tersenyum miris, ia memutar rodanya berlawanan dengan arah dengan langkah Aldi. Ara menghapus airmatanya yang sempat menetes.

TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
Pollow ig: @ladybala_

Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang