"Lo?!" Teriak Ara histeris.
"Kenapa hm? Kaget?" Goda lelaki didepannya. Lelaki yang sedang tersenyum penuh goda, dengan mata sebelah yang dikedipkan, dan alis yang dinaik turunkan. "Apa ada yang salah?" tanyanya.
"Sialan lo. Lo pasti ikutin gue lagi kan? Sono-sono jauh-jauh dari Ara Jenner! Sekolah lo bukan di sini. Pergi!"
Ara menarik seragam sekolah sang lelaki. Menariknya dan mendorongnya keluar pintu. Semuanya hanya diam melihat kelakuan konyol Ara.
"Pede lo itu tingkat dewa ya? Apa salahnya gue masuk ke kelas gue?" Tanya sang lelaki itu.
Ara berdecak sebal dan kembali masuk ke kelasnya dengan emosi yang belum stabil. Tidak lama kemudian, lelaki yang diusir Ara tadi masuk lagi.
"LO ITU KOK NG—" ucapan Ara terputus saat melihat sosok parubaya dibelakangnya.
"Ada apa Cara?" Tanya Pak Budiman.
"Eh-itu-say-saya lagi latihan drama. Iya latihan drama, kali aja saya masuk ftv menye-menye atau dapet peran ibu tiri." Alibi Ara.
Dalam hatinya ia menyumpah serapahi lelaki itu untuk kedua kalinya.
"Cocok sih kalo jadi ibu tiri, secara mulutnya mirip congor emak-emak." Cibir lelaki itu.
"Ada-ada saja kamu. Baiklah, silahkan perkenalkan diri kamu, anak baru!"
Pak Budiman mempersilahkan lelaki tersebut untuk memperkenalkan diri.
"Ok nama saya Abigail Naushakti Anjara-"
"SOK GANTENG IYUHH." cibir Ara memotong perkenalan diri Abi.
"Saya pindahan dari bandung—"
"MAU DARI HUTAN JUGA GUE GAK PERDULI." decak Ara lagi.
"Saya pindah karna ayah saya din—"
"PERASAAN GAK ADA YANG NANYA DAH?" Ara kembali mencibir tanpa melihat Abi.
"ARA!! Dia belum selesai bicara, kamu comet mulu." Komentar Pak Budiman.
"Comment pak! Ko-oko-ememen-t Comment. Bukan Comet. Jangan sebut fans pak, nanti diserbu lho." Balas para siswa.
"Maaf saya typo. Lanjutkan!" Pinta Pak Budiman.
"Udah itu aja pak. Terima kasih."
Abi selesai memperkenalkan dirinya sebagai murid baru. Bukankah Abi murid SMU Gardan? Lalu mengapa ia pindah? Apa karna Ara? Big no. Itu sangat tidak mungkin. Mereka sering bertengkar, hari-harinya penuh pertengkaran, tidak mungkin jika Ara menjadi alasan Abi untuk pindah.
"Baik Abi, kamu duduk di samping Ara! Disana kosong."
"Lah pak. Ini tuh bangku my bep bep saya. Enak aja didudukin dia, saya gak mau. Hari ini tanggal 1–" terputus.
"Saya tidak minta di komentarin. Ini bukan wattpad."
Ara mendengus sebal. Mau bagaimana lagi? Kenyataanya ia memang harus terima kenyataan. Kenyataan bahwa ia akan mendapat musuh baru di kelas. Setelah tikus pastinya. (Btw kenapa tuh guru tau wattpad😂)
***
Tiga sahabat berjalan ber-rangkulan. Harusnya mereka berempat, namun salah satu di antara mereka tidak masuk. Dan itu membuat Ara sial. Tiga sahabat itu adalah Genta, cowok tampan berambut Coklat. Afgan, cowok berkacamata, yang mempunyai karismatik yang tinggi. Dan Caramel, cewek yang sukanya buat ulah."Mangga gede-gede noh, kuy lah!" ajak Ara.
"Lo mau ketauan guru lagi?" Afgan sedikit trauma dengan guru BP.
"Genta ini yang manjat. Iya gak sayang?" Goda Ara.
"Haha makasih Ra. Gue mundur duluan."
Gentapun juga sama pengecutnya dengan Afgan. Mau tidak mau, Ara lah yang harus bertindak. Ara memanjat pohon.
"Panjatin terus,Ra! Sampai naik status."
"Panjat-panjat-panjat-pan—aduhh," ringis Afgan saat sebuah mangga menimpa palanya.
"Lo berdua berisik banget." teriak Ara dari atas pohon mangga.
Ara terus mengambil mangga sebayak-banyaknya, biasanya mereka berempat akan berkumpul di rumah Ara untuk ngerujak. Tetapi kali ini rasanya tidak lengkap.
Ara terus mengambil, hingga Akhirnya...
Brukkk...
Tubuh Ara jatuh kebawah, Afgan dan Genta tidak kuat menahan tawanya.
"Anjir pohon biadap, pantat gue sakit lagi. Aduh bisa tepos pantat Ara Jenner." keluh Ara.
"Kenapa lo,Ra? Ngelamun di pohon? Hahahah." Ledek Genta.
Mereka masih tidak berhenti tertawa.
"Kampret lo. Semutnya banyak banget kampret, bikin gue jatoh, harusnya in—"
"KAMU MALING MANGGA LAGI ARA?" Teriak seseorang.
Seorang wanita Parubaya dengan blezer yang melekat di tubuh besarnya, dengan rok yang begitu minimnya, ditambah rambut dengan cepolannya, sekaligus kacamata yang bertengger di hidungnya, dan Penggaris yang menjadi senjatanya, menatap ketiga sahabat itu dengan penuh amarah. Mata Ara terbelakak saat tahu wanita itu adalah guru BP, terkiller dan terseram sepanjang masa.
"Heheh ibu, ini saya lagi petikin mangga buat emaknya Genta. Lagi ngidam bu kasian." alibi Ara.
"Enak aja. Lo kira emak gue lagi hamil?" balas Genta cuek.
"Oh itu tadi buat rujak emaknya Afgan, katanya buat nambahin stok mangga buat jualan rujak." Alibi Ara lagi.
"Lo ngatain emak gue tukang rujak?!" Balas Afgan sama nyebelinnya.
Ara melemparkan tatapan tajam kepada mereka berdua.
"IKUT SAYA KE RUANG BP!" Perintah Bu Sandra dengan suara terkencang.
"Anjir kuping gue gak budeg kali. Awas lo berdua."
Ara menginjak kaki Afgan dan Genta , lalu berlalu meninggalkan mereka.
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, silahkan follow terlebih dahulu] Namanya Caramel, lebih tepatnya Ara. Gadis berusia remaja yang hobi menggoda pria. Terutama pria berjuluk COGAN. Ara adalah gadis yang ceria, cantik, namun menyebalkan, tidak salah jika ia...