AnnoyingGirl-12

34.2K 2.6K 11
                                    

Langkah kaki Ara memasuki sebuah ruangan bernuansa putih. Lantainya terasa dingin, semua barang-barang tertata rapi pada tempatnya. Namun, ruangan ini adalah ruangan sakral bagi para siswa. Ruangan ini adalah Ruang BP, di mana setiap masalah, disaksikan oleh ruangan ini.

Dengan santai Ara duduk di sofa empuk yang berada di ruang BP. Menyandarkan tubuhnya dan melipat kakinya di atas sofa.

"Gini dong,Bu. Ruangan dikasih AC, jangan kipas kayak kemaren." Komentar Ara.

"Kamu ini. Turunkan kaki kamu!"

Ara menurunkan kedua kakinya dan melihat ada pisau diatas meja. Setitik ide muncul diotak Ara. Ara mengambil pisau itu dan mengarahkannya pada Bu Sandra.

"Mau ngapain kamu, Ara? Saya masih memiliki suami dan anak-anak. Letakkan kembali pisau itu!" Perintah Bu Sandra yang semakin menjauhkan tubuhnya dari pisau yang dipegang Ara.

"Oh ya? Tapi saya gak perduli tuh? Gimana dong?" Ledek Ara.

"Jauhin pisaunya!"

"Oh ini? Saya mau pinjem buat kupas mangga. Sayang udah diambil juga mangganya, trus saya juga sudah ngadem di BP gini, masa iya gak dikupas. Ibu mau? Enak lho bu?"

Ara memakan buah mangganya yang sangat amat manis. Dan mampu membuat Bu Sandra haru menahan keinginannya.

"Duh enak banget bu. Ibu memang baik banget sudah mau kasih saya tempat terkane untuk makan mangga."

Ara kembali memasukan mangganya kedalam mulut.

"ARA! SAYA MENYURUH KAMU KESINI, BUKAN UNTUK MAKAN MANGGA DI DEPAN SAYA. SAYA NYURUH KAMU KESINI BUAT KASIH KAMU HUKUMAN." Ucap Bu Sandra yang mampu membuat Ara menutup kedua telingannya rapat-rapat.

"Bu, suami ibu kok betah ya sama ibu yang toanya sebelas duabelas sama badan ibu?" Tanya Ara sepolos mungkin.

"CARAMEL WIJAYA! KAMU SAYA SKORS 1 HARI. BERIKAN SURAT PANGGILAN INI UNTUK MAMI KAMU!" ucap Bu Sandra.

Sebuah amplop putih telah Ara terima, Ara hanya menghendikan bahunya acuh, dan melanjutkan memakan mangga. Saat piringnya sudah tidak ada bekas mangga, Ara merapihkannya.

"Saya akan sampaikan surat cinta dari ibu untuk papi saya."

Ara meninggalkan Ruang BP dengan acuh, tanpa pamit.

•••••

"Kayaknya ada yang abis dapet surat cinta nih?" goda Abi saat Ara duduk di bangkunya.

"Berisik."

"Atau jangan-jangan surat—"

Belum sempat berbicara, Ara sudah memukul tubuh Abi terlebih dahulu.

"Ampun Nepir. Ampun!" Abi bersedekap pada Ara.

"Apaan tuh Nepir?" Tanya Ara penasaran.

"Nepir,Nenek lampir." Abi berlari meninggalkan Ara, tak perduli bahwa Ara akan membalas dendamnya atau tidak. Baginya, menganggu Ara itu adalah hobi barunya.

•••••

"Lo Abi kan? Ketua basket SMU Gardan?" Tanya Gaga saat melihat Abi sedang berjalan keluar kantin dengan membawa dua kotak susu, dan dua makanan.

"Lebih tepatnya Mantan kali. Kan gue sudah jadi adik kelas lo." Abi tersenyum.

"Maksud lo, lo pindah?"

Abi menganggukan kepalannya.

"Tapi lo di kelas 11 berapa?"tanya Gaga lagi.

"Gue kelas 10. Sebangku sama adik lo yang agak gila." ucao Abi santai.

"Gitu-gitu adik kesayangan gue. Eh tapi kok lo bisa kelas 10?" Tanya Gaga kepo.

"Sori gue kepo."

"Gue emang kelas 10, yang beruntung dapet gelar kapten di sekolah lama gue."

"Keren! Masuk basket aja Bi!" ajak Gaga.

"Bisa dipertimbangkan. Duluan ya, mau kasih makan Nepir."

Abi berjalan memasuki kelasnya. Kosong, tidak ada murid satupun selain dirinya.

"Mana si Napir?" Tanya Abi pada dirinya sendiri.

Ok sebut dia gila.

•••••

"Aldi sendirian aja main basketnya, Ara temenin ya? Pasti bosen kan?" Tanya Ara yang sedang duduk memperhatikan Aldi yang sedari tadi bermain basket di lapangan basket indoor.

"Ada lo malah tambah bosen." jawab Aldi.

Dug.. Dug.. Dug..

Aldi mendrible bolanya dengan santai.

"Aldi masih marah sama Ara? Maafin deh! Lagian Aldi tuh punya gengsi tinggi banget. Sampai yang enak dibilang gaenak. Ara tau kok Aldi suka sama ketopraknya."

"Sotoy lo."

"Sotoy Ayam enak tuh." kode Ara.

"Soto kampret. Sono lo ah! Gue gak pengen diganggu."

Ara pergi keluar lapangan, di ambang pintu, matanya berpapasan dengan gadis yang baru saja datang. Gadis itu adalah Ishana. Ara berlalu keluar begitu saja.

Di luar, Ara bertemu dengan dua sahabatnya yang sedang asik makan dikantin. Buru-buru Ara menghampirinya.

"Temen masuk BP, lo malah asik makan?!" mereka berdua hanya menyengir kuda.

"Hehe ada Ara. Sini sayang makan!"

Afgan menepuk bangku kosong disampingnya.

"Apa mau abang Genta pangku? Sini!"

Genta menepuk kedua pahanya.

"O to the Gah. Jijay." Ucap Ara yang lebih memilih duduk dibangku kosong dihadapan mereka.

"BUKA BAJU EMANG CINCAY, LIAT INI LIAT ITU, DINEGO AJA SAY,SAMPAI DIBUKA SAY,DINEGO SAMPAI OKAYY." nanyi Afgan.

"Mimpi apa gue punya temen kayak kalian?"

Ara menggeleng-geleng tak mengerti.

"Mimpi jadi Princess, tapi sayangnya Annoying, kan gak lucu kalau Annoying Girl tiba-tiba jadi princess hahaha." goda Afgan.

"Sialan lo, eh tapi lo tau gak?" Tanya Ara yang membuat mereka berdua mendekat karna penasaran.

"Apa?" Tanya Genta.

"Gue—"

Cie gue gantung lagi? Lo tau gak kenapa cerita ini gue gantung? Karna aku ingin kamu merasakan jadi aku sebentar saja wkwkwk kok jadi nyanyi? Kira-kira apaan yang mau Ara kasih tau ya? Au gue yang nulis juga gak tau maunya hati ini? Gue gak tau cinta kita mau dibawa kemana? *udah akh jadi gaje kan.. Maafkan author yang lama ngejomblo ya.. Kamu tau lah rasanya..

Ps: VOTE COMENT YA! TANGAN MASIH BERFUNGSI KAN? Wkwk

Pollow IG: @ladybala_

Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang