"Gue mau kasih tau kalau kulit manggis ada extranya, mastin hadir sehatkan tubuh kita, jadikan hari ini hari mas—"
Nyanyian Ara terpotong saat kedua sahabatnya dengan tega menimpuki wajahnya dengan kulit kacang.
"GUE JUGA UDAH TAUUU." Ujar Genta.
"SAMA, GUE JUGA UDAH TAUUU." Tambah Afgan.
"Ih kali aja lupa kan, eh lo tau gak? Tadi tuh gue nyodorin pisau di depan Bu Sandra—"
"GOBLOK LO,STRESS. LO KESETANAN ATAU GIMANA SIH, CARAMEL WIJAYA? LO KALAU UDAH ANNOYING JANGAN JADI PSIKOPAT JUGA! LO GINI AJA UDAH NYEREMIN, APALAGI JADI PSIKOPATT, gabisa bayangin gue,Gen." ucap Afgan dengan volume besar.
"Gan, TELINGA CARAMEL WIJAYA MASIH BERFUNGSI DENGAN NORMAL. LO GAK PERLU TERIAK-TERIAK! LO GAK LIAT DISAMPING KANAN KIRI KEPALA GUE ADA DUA TELINGA?" Balas Ara dengan nada tidak kalah tingginya. Genta menutup telinganya keras-keras. Posisinya di tengah-tengah dua toa benar-benar salah.
"Anjir, kuping babang Genta yang tamvannya nauzubillah, sepertinya harus diperiksa ke THT sekarang juga." keluh Genta.
"Tadi tuh gue mau kupas mangga, trus gue mau izin pinjam pisau, eh malah disangka mau bunuh dia, kurang kerjaan banget gue bunuh gajah. But gue bahagia, karna besok liburrr."
Ara bersorak riang. Tak terkalahkan oleh Ara, binar-binar mulai terpancar dari kedua lelaki didepan Ara.
"Eitss.. Tapi cuma berlaku buat Ca-Ra-Mel." tambahnya.
"Lah kok gitu?"
"Curang."
"GUE DI SKORS NJIR." Ucap Ara kesal.
"Serius?"
"Lo fikir gue lagi bercanda?!"
Ara berjalan keluar kantin dengan terburu-buru. Hingga ia merasa seperti menabrak sesuatu. Dan sesuatu itu bukan benda, melainkan tubuh seseorang.
"Maaf." ucap Ara singkat dan pergi meninggalkan Aldi yang sempat ia tabrak.
Tidak biasanya Ara pergi saat melihat Aldi, aneh.
"Kenapa tuh anak?" Tanya Gaga pada Genta dan Afgan yang masih tercengang karna sahabatnya yang marah.
"PMS, maybe?" Afgan menghendikan bahunya.
***
"KENDAL JENNER PULANG!!" Teriak Ara saat memasuki rumah besar milik keluarga Wijaya.
"Rumah gue lama-lama gue jadiin TPU nih. Sepi banget." Celoteh Ara.
Ara berjalan ke arah ruang keluarga dan...
Jeng-jeng-jeng...
Orang tuanya sedang bermesraan, sampai-sampai kehadiran Caramel pun mereka tidak tahu.
"ehem.. ehemm..." Caramel berdeham kencang.
Kedua orang tua Ara menoleh keasal suara. Johan langsung melepas pelukannya dari Riana. Kedua pasangan tua itu hanya memasang wajah bodohnya di depan anaknya.
"Pacaran mulu. Oiya Mi, Mami dapet surat cinta dari sekolah."
"WHAT?! Jangan bilang kamu jodohin Mami kamu sama guru kamu? Atau kamu selingkuh, Babe?" Johan menatap kearah istrinya.
Riana menggeleng.
"Geli banget gue dengernya." cibir Ara pelan.
"Nih Mi. Surat cinta dari guru BK tersayang." Ara memberinya lalu pergi begitu saja.
"Kamu diskors lagi, Ara?" Tanya Riana.
Ara berhenti melangkah. Lalu menoleh kearah Riana dan Johan yang menatapnya penuh tanda tanya.
"Nyolong mangga lagi,Mi hehehe,"
Riana dan Johan tidak habis fikir dengan tingkah laku anaknya.
"Dan ngatain Bu Gajah tentunya." Ara tersenyum lebar.
"Astaga Ara! Mau sampai kapan kamu seperti ini?" Tanya Johan yang mulai mendekati putrinya.
"SAMPAI KAU JADI MILIKKU.. Uooh... Uo—Ih phaphi lhepashin hara,Ahra ghapbisha nphaz!" ucap Ara saat mulutnya dibungkam Johan.
"makanya jangan bercanda mulu! Dasar anak nyebelin wlee."
Ara tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku konyol papinya.
"Najong udah tua, pake segala tingkah layaknya anak BOCAH. Mi, kalo gak tahan sama Papi, cerain aja Mi!" ucap Ara yang langsung berlari kekamarnya.
"Sialan tuh bocah."gerutu johan.
"Gaboleh gitu babe! Gitu-gitu kan dia anak kamu. Mau lanjut?" Goda Riana.
Sudah dipastikan Ara akan mengoceh jika mendengar pertanyaan Riana.
***
"Aldi!" Panggil Ara dari balkon kamarnya.
Aldi menoleh ke arah gadis yang selalu ia hindari kehadirannya.
"Kenapa?" Tanya Aldi dingin.
Tangannya bertumpu di sebuah besi pagar balkonnya.
"Aku ci—"
Drttt... Drttt
"Sorry gue mau angkat telfon dulu. Hallo iya Na, kenapa? Oh itu? Iya aku gak lupa kok. Kamu sudah makan? Pr kamu?—"
Aldi masuk ke dalam kamarnya. Yang Ara tahu, Ishana lebih penting dibandingkan dirinya. Memangnya Ara siapa? Dia bukan someone special. Dia hanya tetangga yang terjebak jatuh cinta.
"Aku cinta kamu,Al. Andai kamu tahu itu."
Ara tersenyum getir melihat siluet Aldi yang masih menelfon. Perlahan Ara melangkahkan kakinya mundur. Semuanya tetap sama. Mungkin Ara harus mencobanya lagi nanti. Namun apakah seorang wanita memiliki banyak hati? Sehingga ia mampu disakiti berkali-kali? Mungkin jawabannya adalah tidak
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]
Ficțiune adolescenți[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, silahkan follow terlebih dahulu] Namanya Caramel, lebih tepatnya Ara. Gadis berusia remaja yang hobi menggoda pria. Terutama pria berjuluk COGAN. Ara adalah gadis yang ceria, cantik, namun menyebalkan, tidak salah jika ia...