Raga Aldi memang sedang membawa tubuh seseorang, seseorang yang membuatnya bimbang. Namun hatinya cemas akan keadaan wanita kecil yang selalu menganggunya. Wanita kecil yang bermain dengannya sejak kecil, wanita yang selalu mengungkapkan rasa sukanya pada Aldi, wanita yang hobi gangguin cowok kalau sudah menyangkut 'cogan'. Wanita itu masih di dalam, dan Aldi bimbang harus bagaimana? Dengan cepat ia keluar dari gedung yang sudah terkepung api. Kayu serta lainnya sudah terbakar. Aldi berhasil keluar dengan selamat.
"Ishana gpp,Al?" Tanya Gaga.
"Anjir kak ishana kenapa pingsan?" Tanya Dion dan Afgan.
"Dia kayaknya cuma pingsan doang." ucap Abi.
Aldi lantas meletakan tubuh Ishana di jalan, lalu segera meninggalkannya. Namun cekalan seseorang memberhentikan niatnya.
"Lo mau kemana lagi, Al?" Tanya Gaga.
"Adik lo masih didalam, Ga" ucap Aldi.
Gaga tertawa menyepelehkan.
"Gamungkin. Lo bercanda disaat yang tidak tepat, Al."
"Adik lo masih di dalam, dia sama Ishana tadi, dan-"
"Dan lo milih selamatin Ishana? Lo tuh brengsek, bangsat!"
Gaga memukul wajah Aldi.
"Lo dan ishana baru berteman. Sedangkan adik gue? Ok jika lo benci dia. KENAPA LO GAK SELAMATIN DIA SEBAGAI ADIK GUE, BRENGSEK."
Gaga kembali khilaf. Dion langsung memisahkan pertikaian antara Gaga dan Aldi.
"Kenapa kalian malah berantem?"tanya Dion.
"LO TANYA SAMA KAKAK KELAS LO YANG BRENGSEK INI!"
Gaga pergi menuju sekolah, namun sayang, guru tak mengizinkannya masuk, meski berulang kali ia menyampaikan alasannya.
"Didalam ada adik saya, bu. Apa ibu gak punya hati?" Tanya Gaga dengan amarah.
"Ibu tahu. Tapi di dalam sudah ada petugas damkar, dan ibu gamau kamu menyulitkan petugas."
Gaga mengalah, Bu Anjani benar jika ia pergi kedalam, ia hanya akan menyusahkan. Lalu apa Gaga harus terus menunggu? Apa itu bukan brengsek namanya? Gaga maju melangkah namun saat petugas damkar, niat Gaga kembali terpatahkan.
Petugas dengan seragam oren, membawa tubuh seorang wanita yang Gaga tahu adalah adiknya. Meskipun Caramel cewek menyebalkan, namun ia sangat berarti di hidup Gaga. Gaga langsung berlari menuju ambulance, rupanya sekolah sudah menyiapkan ambulance. Gaga dkk, segera membuntuti Ambulance. Dengan kecepatan tidak terkontrol, Gaga membawa mobil dengan penuh emosi.
"Bang, lo bisa buat kita semua mati." ucap Dion.
"Santai Ga!" Ucap Aldi.
"Lo bisa bilang santai, karna lo memang GAPUNYA HATI." balas Gaga.
Sesampainya di rumah sakit, Gaga memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, lalu berlari menuju UGD.
***
"Keluarga Pasien?" Tanya dokter yang beru saja memeriksa Caramel.
"Saya. Saya ayahnya." ucap Johan. Riana menangis di dalam dekapan Gaga. Menangis betapa tidak yakinnya ia saat menerima telfon masuk dari rumah sakit, yang mengabarkan bahwa putri satu-satunya menjadi korban kebakaran. Ia tak habis fikir dengan pihak sekolah, mengapa hanya putrinya?
Johan kembali dengan wajah kacau, Riana langsung menghampiri suaminya dan menanyakan keadaan anaknya.
"Bagaimana?" Tanya Riana.
"A-a-ara harus diamputasi. Ada sebuah balok terbakar yang jatuh dari atap, dan menimpa tulang kering Ara, sehingga tulangnya remuk dan harus diamputasi" ucap Johan.
"Gak, kamu bohong mas." Ucap Riana.
"Papi bohong. Gak mungkin Ara diamputasi, dia gak akan mau." ucap Gaga.
"Om bohong, gamungkin Ara diamputasi." ucap Genta.
"Gamungkin om." ucap teman-teman Ara lainnya.
"Saya ingin sekali berbohong, tapi tidak bisa. Mana mungkin saya membuat lelucon tentang keadaan putri saya sendiri?"
Derai airmata mulai membasahi wajah kerabat terdekat Ara. Berjalan dengan kaki yang cacat akan memberi dampat negatif untuk Ara, terlebih dalam Psikologisnya.
Aldi berjalan keluar rumah sakit dengan kacau. Jika saja tadi ia menolong Ara? Mungkin tidak akan seperti ini. Ia justru malah menolong Ishana yang baru menjabat sebagai temannya dan Ara? Sekarang Ara harus kehilangan sebagian kakinya. Mungkin seseorang lebih memilih mati, daripada hidup dengan sebelah kaki. Namun apakah Caramel akan memilih jalan sendiri? Atau sama dengan seseorang yang lebih memilih mati?
"Hai!!" Aldi menoleh ke arah lelaki berkacamata.
"Keliatan kacau banget,Bro?" Tanyanya.
"Hmm," balas Aldi.
"Cukup dingin. Nama gue Anjar. Lo?" Anjar mengulurkan tangannya.
Aldi menjabat tangan Anjar.
"Gue Aldi." jawab Aldi.
"Tadi siapa?" Tanya Anjar.
"Lo liat?" Tanya Aldi balik.
"Guru gue ngajarin gue kalau ada pertanyaan dijawab dengan jawaban, bukan dengan pertanyaan lagi. Dan dengan pertanyaan lu, ya gue liat wanita yang dibawa di brangkar rumah sakit. Cantik!" ucap Anjar dengan senyuman.
"Dia tetangga gue." ucap Aldi.
"Bagus."
Anjar melukis senyuman kembali. Aldi menatapnya dengan tatapan bingung.
"Maksud lo?" Aldi kembali bertanya namun dengan tambahan kerutan didahinya.
"Berarti—"
Author Notes:
Annoying girl 14, itu yang judulnya part spesial ya.. Terimakasih 😊
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT!
Pollow ig: @ladybala_
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl [SUDAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, silahkan follow terlebih dahulu] Namanya Caramel, lebih tepatnya Ara. Gadis berusia remaja yang hobi menggoda pria. Terutama pria berjuluk COGAN. Ara adalah gadis yang ceria, cantik, namun menyebalkan, tidak salah jika ia...