12. Ulang Tahun Pacar

4K 317 12
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen ya;)

Enjoy!

***

Dengan semangat 45. Sabtu pagi ini, Arsen, Tabia dan Afkar menghampiri rumah Devan yang terlihat ramai karena adanya Mbak Fara yang sedang menyirami tanaman dan Mang Wawan yang sedang menyuci mobil-mobil milik majikannya. Pasangan itu terlihat manis, karena Mang Wawan sang suami, yang selalu saja menggodai sang istri yang membuat Mbak Fara terlihat malu-malu dan salah tingkah sendiri.

Seteleh mendapat ijin Yuni untuk menghampiri Devan yang masih terlelap dikamarnya, mereka langsung melesat ke lantai atas dan bersiap untuk mengganggu tidur si sang pemilik kamar serba biru muda itu.

"Toa Af toa." Arsen meminta Toa yang sengaja Afkar bawa dari rumahnya. Lalu, Tabia dan Afkar sudah mengambil posisi untuk menutupi telinganya masing-masing.

"EH BANGSAT BANGUN!"

"ASTAGA." Devan langsung terlonjat kaget sambil memegang dadanya. Wajah lelaki itu pucat dan terlihat kebingungan dari sirat matanya.

"HAHAHA." Ketiga sahabatnya tertawa puas, saat melihat ekspresi Devan yang menggemaskan. Harusnya, mereka memvidio wajah kaget Devan dan memposting nya di akun instagram mereka masing-masing, agar para menggemar Devan mengundurkan diri saat itu juga.

Devan menatap nyalang sahabatnya satu-satu. Ia masih kaget dan shock, karena ulah ketiga sahabatnya yang malah asik menertawakan dirinya. Sahabatnya itu benar-benar tak kira-kira menjahilinya.

"Kebo lo! Ayo kita lari." Tabia menarik lengan Devan, agar bangkit dari tempat duduknya. "Cepetann Dev."

"Argh, males." Devan kembali lagi bergelut dengan selimutnya.

"Eh si anjing. Kita udah bela-belain ke rumah lo." Ucap Afkar sambil menepuk bokong Devan.

"Alah, Cuma lima langkah aja itungan banget sih lo."Jawab Devan sengit.

Suara ketukan pintu yang masih terbuka, membuat keempat remaja itu menoleh ke sumber suara. "Em, gimana kalau kita jalan-jalan aja?" tawar Yuni yang sedang berada di ambang pintu kamar anaknya.

"Kemana Bu? Kemana?" tanya Arsen semangat.

"Kalian maunya kemana?" tanya Yuni sambil melirik ke arah Devan yang menghembuskan nafasnya lega.

"Berenang yok, udah lama nih nggak renang." Ajak Tabia membuat yang lain mengangguk setuju.

"Hayulah, gue juga udah lama nggak main aer."Afkar ikut-ikutan semangat.

"Kebiasaan main cewek sih lo."

"Astagfirulah Bu. Mereka nuduh Afkar." Afkar meminta perlindungan pada Yuni.

"Udah-udah, sekarang kalian tunggu di bawah ya. Teh Dara lagi buat pancake tuh buat kalian semua." Mata Arsen, Tabia, dan Afkar langsung berbinar saat mendengar kata pancake. Harus kalian ketahui, pancake buatan Dara sangatlah enak dan wajib di coba. Dara bukan seorang Chef, atau pun ahli memasak seperti Ayahnya Arsen. Tetapi, entah mengapa pancake buatan Dara memang paling the best bagi mereka bertiga.

"Wuahhh, kebawah yuk kebawah." Ucap Arsen semangat sambil berlari menuju lantai bawah, dan diikuti Tabia Afkar di belakangnya.

"Kamu nggak pa-pa, Nak?" tanya Yuni pada anak bungsunya. Devan menggeleng kecil dan berjalan menghampiri Yuni.

"Nggak pa-pa Bu. Makasih Ibu ku sayang." Devan tertawa kecil lalu menyium pipi kanan Yuni. Setelah itu ia pun  mengikuti ketiga sahabatnya turun ke lantai bawah. "WOY! PANCAKE BUAT GUE JANGAN KALIAN EMBAT!"

The Feeling (Tidak Akan di Lanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang