6. Biang Masalah

4.6K 416 9
                                    

Jangan lupa Vote dan Komennya yaa😄😄😄

Cek mulmed, disitu ada cast cast nya yaaa

Enjoy;)
---

“Afkar, lo mau kemanaa? Gue nebeng dong.” Tabia mencekal pergelangan lengan Afkar yang melewati bangkunya saat bel pulang sekolah berbunyi.

“Gue ada perlu.” Afkar melepaskan lengan Tabia yang mencekalnya.

“Perlu apa sih? Tiap hari pasti ada perlu. Gue ikut deh.” Tabia masih belum melepaskan cekalannya.

“Pulang bareng Arsen aja gih.” Afkar menghebuskan nafasnya berat. “Atau Devan.”

“Nggak. Gue mau ikut sama lo.”

“Astaga. Plis deh Bi.” Tabia menggeleng.

“Pokoknya gue mau ikut. Kemana pun.”

“Lo pasti bosen Bi.”

“Pokoknya. Gue. Mau. ikut.” Ucap Tabia penuh penekanan, membuat Afkar menghembuskan nafasnya berat.

“Terserahlah.” Tabia tersenyum sambil mengikuti langkah Afkar menuju parkiran sekolah. “Bilang dulu ke grup. Takut Arsen Devan nyariin lo.” Ucap Afkar sambil mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan memberikan pada Tabia.

“Kenapa nggak pake hp gue aja?” tanya Tabia.

“Biar mereka percaya.” Tabia menggangguk lalu mengambil ponsel Afkar dan menuliskan pesan di group chat mereka berempat.

Arsen Pundungan (4)

Afkar Adyatama: Gue pulang sma afakr y -Bia lucu nan imoet

Afkar Adyatama: wadoh tipo

Devan Mahesa Putera: G nanya

Afkar Adyatama: Ih, ini sekedar infoo

Afkar Adyatama: Kali aja kangen:p

Arsenio Alderald: Kngn mamah nia gue

Arsenio Alderald: Rindu ingin menyusu

Devan Mahesa Putera: Ai sia naha capruk? (Kenapa sih lo ngaco?)

Arsenio Alderald: Dimana mblo?

Arsenio Alderald: Gue di lapangan.

Arsenio Alderald: cpt.

Afkar Adyatama: Kata si afkar ngapain kalian ke lapangan?

Afkar Adyatama: dia kepo

Arsenio Alderald: mau ketemuan

Arsenio Alderald: emg lo berdua aja yg bisa date

Arsenio Alderald: kta jga bisa

Afkar Adyatama: ngaco

“Eh Kuya!” Devan menepuk keras bahu Arsen, membuat lelaki itu terlonjat kaget lalu memasukan ponselnya ke saku celana.

“Mana si Ken?”

“Entar nyusul, dia tadi ke ruang guru dulu.” Arsen mengangguk paham.

Tak lama kemudian, Kenzie terlihat datang dengan beberapa teman kelasnya menghampiri Arsen yang kini sudah berdiri di tengah lapangan.

“Ada apa?” tanya Kenzie langsung.

“Ngapain lo cari masalah lagi?” Arsen menatap Kenzie tajam.

“Gue gaterima lo di pukul gitu aja sama si Ax—“

“Itu masalah gue kan? Kenapa lo yang repot?” Arsen tersenyum meremehkan. “Kalo lo ngegabah kaya gini, sama aja kalo lo itu pengecut yang gabisa nerima kekalahan.”

The Feeling (Tidak Akan di Lanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang