26. Perempuan

4.8K 388 46
                                    

Maaf baru post dan maaf kayaknya aku memang bakalan lama post buat part selanjutnya huhu.

Maaf banget, ide lagi mendet dan nggak bisa di paksain huhuhu

Marhaban ya ramadhan ya.

Enjoyyy

***

"Biaaaaaaaaaaaa" panggilan dari arah depan kelas, membuat perhatian Tabia yang sedang menonton video-video di youtube terhenti. Gadis itu menoleh kesumber suara, dan mendapati Arsen yang tengah tersenyum kearahnya.

Selalu seperti itu setiap harinya. Selalu membuat Tabia bawa perasaan.

Dasar playboy nista!

Tabia tidak menjawab, melainkan kembali melanjutkan menonton video Come Back dari boyband asal korea kesukaannya, apalagi kalau Bangtan Boys atau banyak di sebut BTS. Ya, akhir-akhir ini Tabia sedang suka-sukanya pada ketujuh pria tampan nan menggemaskan itu. Selain wajah mereka yang menggemaskan minta di cium, keahlian mereka serta bakat mereka pun harus kita ancungi dua jempol. Dan yang terpenting, menonton video-video BTS pun merupakan cara ampuh untuk melupakan sikap Arsen yang semakin sini semakin aneh.

Merasa diabaikan, Arsen melangkahkan kakinya mendekati bangku Tabia. Di pojok kelas, Afkar sudah mesem-mesem menahan tawa saat melihat Tabia yang menabaikan Arsen begitu saja.

"Biaaaaa." Ucap Arsen dengan nada di buat-buat sedemikian lucunya.

"Hm."

"Sayanggggg."

"Apa sih Arsen?!" Tabia menyimpan ponselnya diatas meja dengan kasar.

"Oh berarti harus manggil sayang ya, biar Bia nengok?" ucapan Arsen membuat Tabia memutar bola matanya jengah.

"Bodo."

"Bia temenin gue ke kantin yu?" ucap Arsen sambil merapihkan anak rambut Tabia. Gadis itu menoleh cepat pada Arsen lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Lo kesini cuma minta gue temenin ke kantin?" tanya Tabia heran. Arsen mengangguk mantap. "Lo nggak punya temen atau gimana?"

"Punya kok."

"Yauda sama temen lo aja sih."

"Mau sama Bia aja." Nah kan, menyebalkan jika sudah seperti ini. Apa Arsen tidak tahu bahwa Tabia sedang berusaha untuk menutupi kegugupannya jika Arsen bersikap lembut, manis, dan menyebalkan seperti ini. Astaga, ampuni dosa Arsen sekarang juga, dan buat lah Arsen menjadi pribadi seperti kemarin-kemarin saja agar jantung Tabia bisa kembali normal.

"Sama Afkar aja tuh." Tunjuk Tabia pada Afkar yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya—Rado.

"Dia lagi homoan sama Rado."

"Terus, lo sama Gio apa kabar? Bukannya homoan juga ya?" tanya Tabia becanda.

"Iya, tapi udah berhentikan."

"Kenapa berhenti? Lanjutin aja sih homoannya."

"Nggak mau ah, mau sama Bia aja sekarang mah."

Menghela nafasnya kembali, Tabia mencoba acuh dan kembali membuka ponselnya untuk menemukan aktifitas yang semoga saja bisa membuat Tabia melupakan sosok menyebalkan di sampingnya itu.

"Bia, hayu kantin."

"Biaaaa, gue laper ini."

"Bi."

"Astagfirulah Tabiakuuu."

"Tabia sayangggg."

"Aih, gue di cuekin mulu."

The Feeling (Tidak Akan di Lanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang