Author's POV
Pada pagi hari yang cerah. Secerah cintaku padamu. Eaa
Terdapat 6 orang yang setiap hari selalu bersama. Yep, mereka adalah Cam, Nash, Fio, Shawn, Annisa dan Vania. Mereka selalu bersama-sama. Eaa. Kebanyakan eaa nya."Eh ntar malem ke rumah gue kuy, gue lagi bikin party kecil-kecilan gitu," ucap Annisa.
"Party? Buat apaan?" tanya Nash.
"Kan hari ini gue ulang tahun," jawab Annisa.
Kode tuh kode.
"Lah? Hari ini lo ulang tahun? Kok gue ga tau sih?" Shawn mengangkat sebelah alisnya.
"Iyelah maklum Shawn, kita kan baru deket 2 bulan yang lalu," samber Cam.
"So, kalian nanti dateng?" Sekarang giliran Vania yang buka suara.
"Iya ntar kita dateng kok." Mereka berkata bersamaan.
Bel sekolah pun berbunyi. Dan pelajaran kimia dimulai.
"Eh lu ntar kasih kado apa ke Annisa?" tanya Fio ke Vania.
"Gatau, gue masih bingung. Paling ntar pulang sekolah gue baru mau nyari kado." Vania masih fokus menulis di buku catatannya.
"Lo mau kasih apaan?" lanjut Vania.
"Gatau juga, ntar gue nanya ke nyokap aja deh," ucap Fio sembari melihat ke arah papan tulis.
Vania pun menengok ke belakang. Yaitu ke bangku milik Shawn dan Nash.
"Eh Nash Nash lo nanti mau kasih kado apa ke Annisa?" tanya Fio.
"Duh, gue bingung tau. Gue kan gatau seleranya dia gimana. Mana cepet banget ulang tahunnya," ucap Nash dengan wajah bingung.
"Kalo gue sih kayanya ngasih kado bolpoin aja deh." Shawn tiba-tiba nimbrung dalam percakapan.
"Kenapa harus bolpoin?" tanya Cam dari bangku belakang secara tiba-tiba.
Kenapa semua pada suka tiba-tiba sih? Kaya doi yang hilangnya juga tiba-tiba (baca : curhat).
"Yaa, kan bolpoin punya Annisa sering ilang. Nah, gue beliin aja bolpoin 1 pack. Kan bermanfaat tuh." Shawn mengulas senyum di bibirnya.
"Iye ide bagus tuh, jadi heran gue. Kenapa horor banget nih kelas. Bolpoin ilang, penghapus ilang, sampe-sampe toko bolpoin yang gue beli bangkrut. Gara-gara gue ngutang mulu kalo beli bolpoin, hehe." Vania cengar-cengir tidak jelas.
Namun tiba-tiba,
"Hey, tukang ojek tolong anterin saya," ucap Pak Nino guru kimia yang baru sambil menyanyi.
"Maksud saya, hey kalian berlima yang dari tadi rame terus. Sekarang maju ke depan," lanjut Pak Nino.
"Lah ko jadi gue. Gara gara kalian sih," ucap Fio sambil mendengus kesal, sampai-sampai upilnya keluar.
"Perasaan, tadi yang ngajak ngomong lo nyet." Cam memasang wajah datar.
"Kalian itu malah rame, sekarang maju dan kerjakan soal kimia ini!" perintah Pak Nino pada kelima muridnya itu.
Untung gue ga ikutan nimbrung, batin Annisa.
Dorr, bagaikan petir di siang bolong.
Bolongnya darimana coba?Vania dan Fio terlihat gelisah karena tidak bisa mengerjakan soal fisika itu. Sedangkan Nash, Cam, dan Shawn hanya meringis-meringis saja.
Shawn's POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Cogan Funny | c.d, s.m, n.g
Fanfiction[Humor] Cerita kehidupan seorang gadis remaja. Dan teman teman anehnya hehe. Jangan tanya seberapa aneh teman-temannya. Tidak hanya berfokus pada gadis tersebut, namun juga menceritakan teman-temannya. Baca aja siapa tau bisa bikin ketawa beneran. M...