Author's POV
"Tapi adzan Ashar. Hehe," lanjut Nash.
"HAH? APAA?!!" Cam terkejut dan melongo dalam beberapa detik, setelah mendengarkan pernyataan dari teman-temannya itu.
"Iya emang adzan Ashar, liat aja sekarang jam berapa," ucap Shawn.
Bola mata Cam memutar melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 15.15. Mungkin benar yang dikatakan temannya itu, bahwa yang tadi adalah adzan Ashar. Lalu netranya menatap kedua laki-laki yang sedang berdiri di depannya itu dengan intens.
"Terus maksudnya apaan bege?" tanyanya.
"Abis lu dibangunin susah banget. Sahur tadi lu juga susah dibangunin." Shawn menarik kursi, lalu mendaratkan badannya di atasnya.
"Karena kita adalah orang-orang yang kreatif, jadi kita bangunin lu pake cara kek gitu. Kreatif kan?" Nash menaikturunkan alisnya.
"Bodo, untung aja gue kaga batal." Cam membuang mukanya ke arah lain.
"Ayo sekarang kita pergi," ajak Nash.
"Kemana?" tanya Cam.
"Ke masjid."
"Ngapain ke masjid?" tanya Cam lagi.
"Nyari sendal." Shawn menatap Cam datar.
"Oh nyari sendal ya, buat apaan emang?"
Golok mana golok?
"Kita ke masjid buat dengerin pak ustadz ceramah sambil ngabuburit sekalian bege." Shawn beranjak dari kursinya.
"Oke ayo berangkat," jawab Cam semangat.
Mereka pun segera bersiap-siap, Cam yang sekarang sedang berada di depan cermin hanya senyum-senyum sendiri.
"Ternyata gue itu ganteng ya," ucapnya dengan sangat percaya diri.
"Tapi lebih ganteng gue nyet," ucap Shawn tidak terima apabila kegantengannya dikalahkan oleh Cam.
"Ganteng gue elah," sahut Nash.
Mereka sekarang sudah siap dengan sarung merek gajah nungging, dan juga kopyah yang membuat mereka terlihat ganteng. Mungkin kaum hawa yang melihat mereka akan terklepek-klepek melihatnya. Seperti mermet yang terdampar di tepi warteg.
Mereka pun sampai ke masjid dengan selamat. Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, yaitu 500 meter dari rumah Cam. Sangat jauh bukan?
Iyain aja deh.
"Assalamualaikum pak ustadz," ucap ketiga remaja tersebut bersamaan.
"Walaikumsalam, kalian lagi ngabuburit yah?" Pak ustadz bertanya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan ketiga remaja laki-laki di depannya itu.
"Iya ustadz, kita kalo di rumah takut khilaf nonton iklan sirup." Shawn menunjukkan senyum dengan deretan gigi nya yang lebar.
"Daripada di rumah saya juga nggak ada kerjaan." Nash ikutan nimbrung.
"Apaan? Orang lo di rumah, ngerjain gue mulu masa." Cam mengarahkan pandangannya pada Nash dengan datar.
"Daripada mengerjakan hal yang tidak berfaedah, lebih baik kalian ngaji atau mendengarkan ceramah, biar dapet pahala."
"Hehe iya deh ustadz." Nash menyengir.
"Ayo buruan masuk," ajak pak ustadz.
Di dalam masjid kebetulan juga ada Fio, Vania, dan Annisa yang sedang duduk manis sambil bercengkrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cogan Funny | c.d, s.m, n.g
Fanfiction[Humor] Cerita kehidupan seorang gadis remaja. Dan teman teman anehnya hehe. Jangan tanya seberapa aneh teman-temannya. Tidak hanya berfokus pada gadis tersebut, namun juga menceritakan teman-temannya. Baca aja siapa tau bisa bikin ketawa beneran. M...