(14) Oh Gituu, Tapi..

202 47 23
                                    

Vania's POV

"Yaa halo ada apa mah?" tanya. gue ke orang yang nelepon gue.

Cepetan pulang.

"Emang kenapa?" tanya gue lagi.

Si Nino meninggal.

"Hah? Aa... Apaa? Mamah pasti bercanda ya? Aku ga mau Nino mati, aku sayang banget sama Nino." Gue mengerjapkan mata berkali-kali.

Mamah serius nak.

Gue langsung tutup teleponnya secara sepihak.

"Nggak, nggak mungkin," ucap gue sambil nangis sesenggukan di pundak Shawn.

"Shawn, gue gamau Shawn. Gue gamau terima takdir ini." Gue mukul pelan dada bidang Shawn.

Shawn lalu mengusap puncak kepala gue dengan halus, "Udah, jangan nangis. Kalo lo nangis kita jadi ikutan sedih."

"Iya bener tuh. Sabar aja mungkin ini cobaan Tuhan buat lo." Cam tersenyum tipis.

"Eh Nash lu kan motivator nih. Lebih baik lo kasih pencerahan deh," ucap Fio dengan suara parau.

"Oke deh. Bentar yaa." Nash melengos pergi entah kemana.

Nash tiba-tiba dateng.

"Ini," kata Nash sambil menyerahkan pembersih wajah agar wajah kita tetap cerah bersinar.

"Buat apaan?" tanya gue dengan cengo.

"Katanya buat pencerahan, ini gue bawain." Nash memasang tampang polosnya.

Lah nih bocah.
Kalo bukan temen gue, udah gue culik.

"Astaga Nash." Annisa menatap Nash wajah datarnya.

"Udahlah, mending sekarang kita ke rumah Vania. Sekalian ngelayat," lanjut Cam.

"Iyaa," ucap gue masih sambil nangis dan digandeng sama Shawn.

Ih kesempatan banget deh.

Fio's POV.

Iyaa, sekarang gue lagi di rumahnya Vania. Tapi ko kaga ada orang sama sekali. Gue sama temen-temen pun masuk ke rumahnya Vania.

"Ehm Tante, katanya Nino meninggal yaa? Tapi ko sepi. Ga ada orang yang ngelayat?" tanya gue ke mamanya Vania.

"Kamu ikut aja Vania ke belakang." jawab tante Ina--mamanya vania.

Akhirnya gue sama temen-temen ke belakang.

Eh kalian tau?

Ternyata si Nino itu bukan manusia.
Dia ternyata cuman hamster.

Elah.

"Ya ampun Van, gue kira tadi Nino itu adek lo atau sepupu lo. Eh ternyata cuman hamster." Shawn menghentakkan kakinya pertanda kesal.

"Yee, emang siapa yang bilang kalo Nino itu manusia." Vania menyengir kuda.

Ih kalo bukan temen, udah gue tabok pake remote tipi.

Dan gue cuman natap Vania dengan tatapan datar.

Akhirnya, gue sama temen-temen maen di rumahnya Vania. Nonton film bareng. Terus gue liat si Cam ketiduran. Ih lucu deh wajahnya.
Jadi pengen bungkus terus gue bawa pulang deh.

Dari tadi Shawn malah nyanyi melulu.

Nyanyinya tuh gini.

Cicak-cicak di dinding...
Curi semua nutrisi...
Tapi tak perlu takut...
Ada cou*terpain.....

Cogan Funny | c.d, s.m, n.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang