Surat Misterius

5.6K 400 45
                                    

Sebagai anak sekaligus putri tertua dari keluarga Mandorva yang mana pada akhirnya harus mewarisi perusahaan keluarga selayaknya ayah ku dan generasi sebelumnya, aku di tuntut untuk jauh lebih ekstra dalam mengembangkan potensi diri ku. Hidup ini adalah beban, dan takdir ku sudah di tulis. Aku tidak bisa merubahnya, walaupun memiliki keinginan hanya sebagian kecil yang tidak akan mengganggu tujuan hidup yang sudah ditetapkan yang dapat terwujud. Hidup ku benar-benar menyebalkan!

Seperti biasanya, aku berada di kamar sepanjang malam untuk mengerjakan pekerjaan sekolah atau sekedar menambah ilmu—walau kebanyakan pada akhirnya berakhir bermain video game, lanjut membaca komik dan novel, hingga jatuh tertidur—pintu diketuk sejenak untuk menunggu balasan ku dan sosok Sora datang bersama nampan berisi segelas susu coklat yang ku pesan.

"silakan, nona." Ucap Sora, meletakkan gelas tinggi itu di samping meja.

"Terima kasih." Aku mencelupkan wafer ke dalam gelas dan memakannya, sesekali aku melihat Sora yang tengah merapikan tas sekolah ku.

"Ini surat apa, Pira-sama?"

Mendengar itu aku langsung menoleh ke arahnya. Amplop putih mulus berada di tangannya. "Dapat dari mana?"

"Dari tas anda." Katanya dengan nada ragu, melirik tas ku.

Bangkit berdiri aku ambil surat itu dari tangannya, keningku berkerut saat membolak balik lembar kertas tebal itu dan menemukan sebuah tulisan sewarna langit biru yang tertera di sudut atas yang bertuliskan nama singkat ku, Pira.

Perasaan aneh menyerbu pikiran ku, aku tidak ingat guru atau seseorang mengirim ku surat. Sepanjang siang tadi aku malah menghabiskan waktu di ruang seni sembari berdebat dengan seniorku soal warna gaun apa yang cocok digunakan Origami jika pergi ke pesta topeng—dia pasti menculik Shido untuk menemaninya—oh lupakan. Jika pun surat itu berada di tas, pasti akan rusak atau setidaknya tertekuk di beberapa bagian, tapi amplop putih itu lurus bersih.

Dengan hormat, Nona Pira.

Kami mengundang anda secara khusus untuk bergabung bersama kami di Wizard Academy. Dimana anda akan mendapatkan tempat bagi orang-orang istimewa seperti anda, kami akan membantu membimbing bakat-bakat istimewa anda dan menjadikannya sebagai harta paling berharga di dunia. Bersama ini kami mengharapkan kehadirannya.

Wizard Academy.

"Wizard Academy?" gumam ku, terdengar seperti sebuah klub pencari hantu. Sejak bergelut di dunia fantasi, wizard bukan suatu nama atau istilah yang bisa digunakan untuk sebuah sekolah!

Tapi aku menyeringai dan berlari keluar kamar, meninggalkan Sora yang memperhatikan ku dengan raut bingung bercampur cemas. Keluarga ku berkumpul di ruang santai, tv besar yang nyaris memenuhi dinding itu menyala dengan cahaya terang hampir menyamai lampu gantung yang ada beberapa meter di atasnya. Aku menghampiri mereka dengan senyum tak biasa, ayah akan membawa ku ke rumah sakit jiwa jika aku terlalu banyak bertingkah aneh.

"ayah, ibu." seru ku memanggil dan mereka segera menoleh, Sheran yang bersandar di pundak ayah ikut mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.

Ibu yang sedang membaca buku mengangkat kepalanya sambil membenarkan letak kacamatanya. "kenapa kau belarian?"

Tanpa berniat untuk duduk, aku menyerahkan surat aneh itu kepada mereka. Awalnya ayah hanya membolak baliknya kemudian membukanya dan membacanya bersama ibu, jantung ku berdebar-debar membayangkan reaksi mereka. Sempat terlintas jika mungkin saja surat itu hanya tipuan dari orang iseng, hal itu membuat ku merasa malu, karena isi surat itu tidak biasa. Namun sudah terlanjur jatuh ditangan mereka, aku hanya bisa menunggu cemas.

"darimana kau dapatkan surat ini?" tanya ayah, wajah terkejutnya untuk sesuatu yang tidak ku bayangkan. Dia seolah-olah tahu apa yang dimaksudkan surat itu, dan aku yakin nama Wizard Academy sama anehnya dengan Magic Phantom di kartu anime ku. "tunggu, bukankah kau selalu menolak jika aku menyekolahkanmu ke luar negeri?"

WIZARD (Broken Butterfly) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang