Gerbang - Gerbang Dunia

2.5K 225 1
                                    

Langit itu terbelah menjadi dua bagian, diantaranya seolah ada cela yang tidak ingin bergabung, mirip seperti cela di antara dua jurang raksasa. Di satu sisi langit biru kelabu, tampaknya akan segera hujan. Di sisi lain langitnya berwarna hitam kemerahan, seperti badai besar yang akan datang. Angin dingin berhembus tajam, membawa suara lolongan kasar. Beberapa puluh meter dari barisan orang-orang berzirah itu berdiri tinggi pintu besi berwarna hitam yang tampak sekelam dunia dibaliknya. Diapit oleh dinding batu hitam yang terhubung dengan gunung-gunung, namun gunung itu terlalu curam untuk di daki. Aura tajam terasa dari gerbang, menakan makhluk apapun untuk tidak melewatinya barang dari atasnya.

Ratusan prajurit berbaris di depan, di atas mahluk-mahluk gagah bertanduk tajam. Tidak ada yang tahu, walau berkali-kali mereka mendengar suara makhluk-mahluk kegelapan di balik gerbang itu yang terus berdengung. Berapapun jumlah mereka yang siap untuk menanti runtuhnya gerbang itu, pertempuran besar tidak akan terelakkan.

Suara lengkingan terdengar tajam, disusul dengan suara retakkan yang tak mengenakkan. Sesuatu melesat di atas gerbang, menabrak udara kosong di atasnya, seolah memiliki dinding lain. mahluk-mahluk bersayap itu terus-menerus menabrakkan dirinya ke dinding transparan, suara retakkan semakin terdengar keras. Para prajurit Wilayah Terang siap bersiaga, seekor makhluk terbang dari sisi lain gerbang terbang cepat menembus dinding tak kasat mata, kali ini dia bisa melewatinya seolah dinding itu telah menghilang.

Diatas langit biru yang kelabu, mahluk bersayap lebar itu mengeluarkan lengkingan tajam dan menukik ke arah pasukan Wilayah Terang. Seorang kesatria mengangkat busurnya dan menebak, makhluk itu langsung jatuh tak berdaya sebelum mendarat. Gemuruh keras mengguncang tanah. Segerombolan makhluk mencapai puncak-puncak dinding, mahluk-mahluk bersuara kertas itu menjatuhkan tubuh mereka melewati dinding.

Ksatria Wilayah Terang mengangkat pedangnya, berseru pada pasukannya untuk menyerang. mahluk-mahluk mengerikan dan para kesatria bertemu dalam peperangan. Di tengah kekacauan itu, pintu gerbang itu retak sangat cepat dan hancur berkeping-keping membuat gundukan diantara cela yang dibuatnya. Menampakkan landas gurung merah dibaliknya dengan pohon-pohon mati, gunung-gunung hitam di kejauhan. Dan ratusan lebih pasukan Wilayah Gelap menerjang maju memasuki Wilayah Terang.

Kedua belah pihak mulai bersatu dalam kerumunan yang panas, saling menyerang dengan membabi buta. Diantara itu seekor makhluk besar serupa kadal membelah peperangan dengan mudahnya, ekornya yang panjang dan berduri menyapu setiap orang yang dilewatinya, lidahnya yang bagai cambuk melecut mengeluarkan bisah yang berbahaya. Sosok di punggungnya adalah seorang lelaki berarmor hitam, ia tak menggunakan helm baja hitamnya seperti pasukan lain. Matanya penuh kebengisan menatap pertumpahan darah di sekitarnya, matanya terus menapu satu persatu pertarungan di sekitarnya. dia dapat dengan mudah menemukan seorang Wizard berkekuatan petir yang dapat melumpuhkan mahluk-mahluk buas dari Wilayah Hitam dengan sangat mudah.

Senyum menyeringai terbentuk di wajahnya tak kalah matanya menangkap pilar-pilar tajam es yang menusuk dari tanah, ia memicingkan matanya dan merenggut seketika. Wizard berkekuatan es itu bukanlah orang yang dia cari, sepertinya memang benar jika gadis itu tidak berada di bagian pasukan ini.

Dia terus menatap sekeliling, peperangan itu semakin memanas. Prajurit Wilayah Terang terus menerus menyerang tunggangannya, dia akhirnya berdiri, melepaskan tali kekangnya. Menarik pedang besar di pinggangnya dan melompat turun, pedang itu di kibaskan dengan lembut namun dapat membelah armor-armor prajurit Wilayah Terang dengan mudah. Ia telah terjun dalam pertarungan, prajurit musuh tidak bisa menandinginya.

Dia akhirnya menemukan hal lain yang ia cari, matanya memicingkan kegirangan yang tajam. Dia menghampiri sosok yang terbakar itu sambil membunuh satu persatu musuh yang mendekatinya. Sosok yang di tuju itu berhasil melemparkan musuh-musuhnya yang terbakar, dia menyadari kedatangan tamu lain dan lekas berputar. Wajahnya segera berkerut keras.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang