Pelajaran terakhir hari ini sudah menjelang sore saat kami dibawa ke kelas Mantra, pembimbing kami adalah Naval Gilaival. Seorang laki-laki yang tidak terlalu tinggi berjas kotak-kotak berwarna coklat, wajahnya sayu dan mengenakan kacamata kotak kecil yang menggantung kaku di hidungnya. Dari caranya menjelaskan berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai ramuan penyembuh luka, dia sangat sabar dan bersuara lembut.
Kali ini pun dua kelas digabungkan, bersama dengan kelas 1-A dan bertemu dengan Valeri juga Faradiba. Dini tampaknya sangat lelah dalam pertemuan ini, sedangkan sosok Sirti segera mengikuti ketiga gadis itu dengan sengiran di wajahnya. Mereka dari negara yang berbeda tapi entah bagaimana mereka tampaknya sudah mengenal sebelumnya. Reuni itu berjalan singkat karena Master Naval segera membagi kami dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang yang masing-masing memiliki Kelas Kemampuan yang sama.
Aku mendapatkan pasangan seorang laki-laki tinggi bermata biru tajam, dan entah mengapa kami membuat kelompok di sekitar menatap dengan tatapan ngeri. Mungkin karena, kami terlalu diam dan sama-sama memasang raut datar seolah mengajak bertengkar satu sama lain. Disaat kelompok lain dengan bersemangat mempelajari mantra-mantra yang disesuaikan dengan kemampuan kami, saling berbagi tips dan membantu. Aku ataupun Jordi Zenfronzone tidak ada yang mengurus satu sama lain, kami terjebak pada kesibukan masing-masing dan kebetulannya kami memiliki kemampuan yang sama. Aku tidak terkejut ketika mengetahui ada Pengendali Es lain, lagi pula ada juga si pengendali Api yang ku lihat di arena.
Suasana kelas tiba-tiba menjadi sunyi dimana sebelumnya kelompok anak-anak sibuk berdiskusi dengan bisikan bersemangat, ketika aku menyadari apa yang terjadi semuanya sudah terlambat. Sial! Lagi-lagi aku berlebihan dan terlalu fokus!
"maaf, Master Naval." Akhirnya rekan ku mau mengeluarkan suaranya yang setajam dan sedingin es, ketika Master Naval menghampiri meja kami yang sudah dipenuhi dengan tumpukan salju dan aku tidak sadar ada hujan salju yang turun diatas kepala kami. Ini sungguh memalukan!
"tidak masalah jika kalian menjadi sangat fokus, tapi yang terpenting dalam hal ini adalah pengendalian kekuatan kalian ketika membentuknya dalam mantra." Jelas Master Naval yang berdiri di samping kami, tingginya hanya mencapai hidung atau mata Jordi saja, sedangkan aku hanya setinggi pundaknya. "kekuatan yang dibentuk dalam mantra akan memudahkan kalian menggunakan dan mengendalikan kekuatan yang akan dimunculkan, juga untuk meminimalisir pemborosan kekuatan."
"proses menggunakan mantra dalam kekuatan kalian masing-masing sama halnya dengan produksi Pohon Kehidupan." Masih tetap di samping meja kami, Master Naval menatap muridnya yang lain. "salurkan kekuatan dalam tubuh kalian, kemudian bentuk sesuai dengan pola mantra yang akan mengikat dan menciptakan kekuatan itu menjadi sesuatu yang baru. Setelah proses pembentukan dalam mantra selesai, kekuatan yang baru dapat dilepaskan."
"aliran kekuatan yang kalian miliki sama halnya yang mengalir pada akar-akar Pohon Kehidupan, yang memberikan kekuatan dan kestabilan antar dimensi." Jelas Master Naval sambil memperhatikan kami satu persatu, kata-kata barunya membuat ku merasa tidak nyaman. "kekuatan yang masuk akan diproses kemudian dikembalikan dalam wujud baru yang sekarang bisa dikatakan tersebar ke sepenjuru dunia. Sebutan mudahnya adalah benih, yang mana ini akan diberikan para mereka yang terpilih dan pantas untuk menerimanya."
"apakah itu artinya," kata ku, tanpa sadari mulut ku terbuka. Mata Master Naval mengarah pada ku termasuk anak-anak di kelas, mau tak mau aku harus melanjutkan perkataan ku. "kami akan dikembalikan ke Pohon Kehidupan sebagai sumber yang baru?"
Perkataan ku menyebabkan bisik panas di sekeliling, Master Naval hanya diam, matanya terus fokus memperhatikan ku.
"maksudku, jika Pohon Kehidupan memerlukan energi yang diserapnya melalui akar apakah itu artinya ada sumbernya? Jika kekuatan yang kami miliki adalah bagian dari aliran yang berada di Pohon Kehidupan, bukankah kita pada akhirnya akan kembali ke sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WIZARD (Broken Butterfly) END
FantasiaYang bersinar di malam hari hanyalah kunang-kunang, namun yang ku lihat malam itu adalah sesuatu yang lain. bukannya makhluk kecil seperti titik cahaya layaknya bintang di langit, mahluk itu serupa kupu-kupu, yang mengeluarkan cahaya. Awalnya ku pik...