Darah Terkutuk

2.5K 217 3
                                    

Semua vampire itu bagaikan serangga yang berjatuhan, sebagian dari mereka hangus terbakar hingga menjadi abu. Sisinya yang tubuhnya berhasil terselamatkan tergeletak bersimbah darah, kulit mereka mengerimput, perlahan tubuhnya membusuk dan mengabur seperti patung dari tanah yang menjadi tumpukan pasir. Dinding indahnya hancur menjadi lubang besar yang menganga, langit merah di luar sana menjadi pemandangan yang tidak terlalu buruk.

Kelelawar mengeluarkan bunyi nyaring melewati lubang besar itu, mereka berterbangan tak beraturan memasuki ruangan. aku dan David melompat turun ke bawah—salah satu tangganya hancur termasuk sebagian balkon itu, beruntung kami bisa menghindar dari serangan Alva sebelumnya—menghampiri Alva yang sedang membebaskan Melly dan Valery di ujung ruangan.

"kalian baik-baik saja?" seru Alva.

Melly terbatuk beberapa kali, Valery mengusap darah di sudut bibirnya yang koyak. Gadis itu menggeleng kuat. "tidak! Kalian belum selesai!"

"apa?"

Aku tersentak, begitu pun Alva yang segera berdiri. Sayapnya terentang, dia melayang beberapa meter dari tanah di belakang kami. Dari pundak balkon tempat pintu keluar berada, langkah-langkah berat terdengar semakin dekat. Satu persatu vampire lain muncul, sebagian meluncur ke dalam ruangan, vampire itu memenuhi balkon, dan jumlahnya terus bertambah.

Wajah-wajah pucat mereka sesaat terkejut, kemudian mengernyit tajam. Mata-mata merah mereka menyala menatap kami lapar. Salah seorang dari mereka melangkah ke depan, anehnya dia satu-satunya yang tersenyum lebar tampak gembira. Dia berhenti beberapa meter dari kami dan bertepuk tangan.

"ini sungguh hebat! Sangat hebat!" serunya, mata merahnya berkilat dengan kegembiraan yang tidak menyenangkan. "ku pikir itu hanya legenda, tapi dia benar-benar muncul di hadapan ku! oh, Vampir tertua, leluhur Penghisap Darah. Oh! Sayap semerah darah yang indah itu, bagaimana gejolak sihir vampire yang telah lama menghilang. kau benar-benar nyata!"

Alva memicingkan mata merahnya. "satu orang lagi yang banyak bicara, sepertinya kalian suka membicarakan masa lalu."

Vampire berambut merah panjang itu tergelak, dia tampak seperti tokoh antagonis dalam cerita lama. Vampire itu merapikan mantel panjangnya yang indah sambil berdehem. "sebagai makhluk abadi, kisah-kisah lama lebih terdengar seperti kejadian satu hari yang lalu."

Alva memutar matanya, aku tidak tahu apakah gadis itu yang terlalu percaya diri dapat menghadapi puluhan atau mungkin sampai ratusan vampire ini. Dia tampak sangat tenang, sesekali aku melirik ke arah Melly dan Valery, kedua gadis itu tidak mengalami luka parah. Cukup mengejutkan kami menemukan mereka di sini, jika itu vampire, seharusnya kedua gadis itu sudah menjadi bangkai kering—bukan berarti aku berharap mereka mati—tapi vampire itu menahan mereka. seolah-olah sengaja untuk menjadikan mereka sandra.

"kalian tidak perlu khawatir." Ujar Alva, menyeringai, ikut memamerkan gigi tajamnya. "aku akan segera pergi dengan teman-teman ku yang kalian culik. Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian semua, cukup vampire-vampir bodoh sebelumnya yang menjadi bayarannya."

"oh, jangan terlalu cepat." Vampire itu mengayunkan tubuhnya seperti bulu, aku bahkan sempat mengira sesaat dia melayang di udara. "kau mungkin wizard seperti yang dikatakan Dea, namun setelah perubahan mu, kau adalah vampire seutuhnya. Kebanggan mu ialah mendapatkan kekuatan murni yang sudah menghilang dari kaum vampire sejak ratusan tahun yang lalu. karena itu."

Mata ku terbelalak, aku bergerak cepat berdiri di depan Valery dan Melly, David juga menyadarinya, dia menjaga posisi yang lain. kami berdua bersiaga selagi terus menatap tajam para vampire di ujung ruangan, aku menatap Alva berharap gadis itu sadar apa yang akan terjadi. Satu-satunya jalan keluar kami telah terblokir, sekarang hanya lewat dinding bolong itu dan jurang yang dalam menanti kami. Aku mungkin bisa menyerahkan mereka berdua pada David untuk dibawa ke tempat aman, mencari portal itu dan kembali. Tapi aku juga ragu para vampire ini akan mengikuti kami dan masuk ke Wilayah Terlarang, kami sedang di tengah-tengah perang, akan merepotkan jika para vampire juga ikut adil dalam peperangan itu. apa lagi, pastinya, mereka lah yang telah menyerobot ke dalam Kastil Putih dan menculik yang lain. tidak salah lagi.

WIZARD (Broken Butterfly) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang