Chapter 5

9.1K 512 14
                                    

💔
💔
💔

Setelah beberapa menit berlalu dan Sakura tidak juga tertidur. Ia hanya bergerak gelisah kekiri dan kekanan. Hingga suara ketukan pada pintu kamarnya terdengar, Sakura langsung beralih ke posisi duduk.

"Sakuraaa!" Terdengar suara sang ibu memanggil dari balik pintu. "Ada temanmu datang."

"Jangan-jangan itu Naruto." Tebak Sakura dalam pikirannya. "Siapa bu?"

"Dia bilang namanya, Naruto!!"

"Hah? Sudah kuduga." Gumam Sakura. "Emm..bilang padanya aku sedang tidur buu."

"Itu tidak baik jika kau berbohong Sakura-chan."

"Astaga, Naruto?" Sontak Sakura menutup mulut dengan kedua tangannya. Sakura mengumpat dalam hati untuk Naruto yang berani menjemputnya hingga kedepan pintu kamarnya.

Tokk! Tokk! Tokk!

"Ayolah Sakura-chan, parade itu tak bisa menunggu kita untuk memulai pertunjukan." Ucap Naruto terus mengetok dibalik pintu.

Seketika itu pintu terbuka menampakan sang berempu kamar. Rambutnya agak acak-acakan, pakaiannya agak kucut, dan wajahnya merengut.

"Kau kacau sekali, Sakura-chan." Menaikan sebelah alis, Naruto menatap si gadis Haruno dari bawah keatas.

"Kau memaksa sekali Naruto. Aku kan sudah bilang aku tidak bisa pergi."

"Ada apa Sakura? Kau baik-baik saja?" Tanya Nyonya Haruno cemas.

"Ah..ti-tidak bu. Aku baik-baik saja." Bohongnya. Sampai Sakura tanpa sengaja melihat wajah ibunya tepatnya dibagian matanya yang mulai membengkak. Sakura pun refleks menyentuh pipi sang ibu. "Astaga bu. Apa kau habis menangis?"

Ibunya langsung gelagapan dengan menoleh kekanan dan kekiri. Sampai membuat Naruto juga mengalihkan perhatiannya dari Sakura ke Nyonya Haruno. "Tidak. Ini ha-hanya...kemasukan serangga kecil. Iya serangga, ahaha." Bohongnya.

Sakura terlihat cemas menatap ibunya, pasalnya akhir-akhir ini ia sering sekali mendapati ibunya sedang menangis. Sakura bukanlah anak kecil yang tidak mengerti. Sejak awal ia tahu jika beberapa bulan terakhir sudah muncul masalah didalam keluarganya ini. Dan itu ada kaitannya dengan sang ayah, Haruno Kizashi.

Tidak heran jika beberapa bulan terakhir ini juga Sakura terlihat frustasi. Bahkan disekolah Sakura sedikit merubah sosoknya dari yang sangat ceria menjadi sangat pemurung. Ditambah dengan masalah percintaannya bersama Sasuke, membuatnya semakin frustasi.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, sang ibu membelai kepala Sakura. "Jangan cemas begitu. Ibu bilang ibu tidak apa-apa. Sekarang lebih baik kau pergi bersama Naruto dan nikmati waktumu Sakura. Jangan pikirkan hal-hal yang tidak perlu. Oke?" Mebuki lalu tersenyum lembut.

Sakura mengangguk. "Baiklah bu. Aku akan bersiap lalu pergi bersama Naruto."

Naruto yang dari tadi hanya diam memerhatikan kedua perempuan Haruno itu akhirnya angkat bicara "Kalau begitu aku akan menunggumu didepan ttebayo."

Sakura pun mengangguk dan kembali masuk kedalam kamarnya. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk bersiap akhirnya Sakura keluar juga menuju ruang tamu. Naruto pun tak bisa memalingkan pandangannya meski sedetik ketika Sakura berjalan mendekatinya.

Sakura tampak anggun dengan mengenakan dress hijau mint selutut dengan sweeter berhodie putih sebagai luarannya. Dikakinya terpasang sepatu tanpa hak berwarna putih. Dan rambutnya diikat sebagian ponytail kebelakang menyisakan sisa rambutnya yang terurai panjang dibawahnya. Tanpa riasan yang mencolok hanya bedak dan sedikit lipstick pink muda menghias bibirnya. Semua yang ia kenakan membuatnya tampak cantik secara natural meski hanya warna kalem yang mendominasi setiap bagian tubuhnya.

HURTIN' | SASUSAKU FF✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang