Chapter 20

8.4K 424 63
                                    

Be careful, banyak Typo
Happy Reading~

.
.
.

Saat ini Sasuke duduk diruang keluarga sembari menonton berita pagi ditelevisi.

Sebelum berangkat kesekolah, Sasuke memiliki kebiasaan untuk mencari tahu beragam berita terbaru baik dari dalam maupun luar negeri.

Dan rupanya pagi ini giliran berita dari dalam negeri, tempat tinggalnya sendiri.

“TELAH DITEMUKAN JENAZAH SEORANG PRIA DISALAH SATU DISTRIK DIKONOHA.”

Begitu kiranya sebuah judul berita yang tertera pada layar televisi. “Hn, secepat itu ya?” Sasuke terlihat sudah tahu siapa pelakunya.

“Pria yang sudah diidentifikasi berinisial HK, ditemukan tewas pukul 5.30 waktu setempat disalah satu gang sepi didistrik 15 Konohakagure. Diduga korban tewas akibat dibunuh. Berdasarkan hasil otopsi, jenazah menerima luka tusukan pada bagian perut dan beberapa luka lebam pada bagian wajah. Sampai saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan terkait tindak pelaku pembunuhan yang baru pertama kali terjadi lagi setelah sekian lama diKonohagakure.”

“Bodoh.” Geram Sasuke teruntuk anak buah ayahnya itu. Sasuke pikir Asuma tidak akan melakukan pembunuhan secara terang-terangan seperti itu, mengingat beberapa aksi pembunuhan dari rekan sekaligus sensei-nya itu beberapa tahun lalu. Terkesan rapi, tanpa meninggalkan jejak.

Namun tidak untuk kali ini. Sampai harus terekspos berita ditelevisi, menurut Sasuke hal itu cukup beresiko tinggi. Entah untuk Asuma sendiri maupun organisasinya.


***


Konoha Gakuen dimusim dingin.

Rasanya Sasuke enggan sekali untuk menginjakkan kaki kesekolah itu. Alih-alih tak sanggup untuk bertemu Sakura.

Kira-kira bagaimana perasaan gadis itu pada Sasuke sekarang? Semenjak insiden dihari ulang tahunnya waktu itu, Sasuke semakin tidak bisa menyingkirkan Sakura dari dalam pikirannya. Setiap detik Sasuke harus merasa bersalah dan memantapkan hati untuk mengambil langkah selanjutnya.

Tapi lagi-lagi Sasuke tidak bisa begitu saja melupakan Sakura yang sudah jelas memenuhi setiap relung hati Sasuke. Sejak awal. “Aku... tidak sanggup untuk melihatnya.”

Lambat-lambat Sasuke melangkah menuju kelasnya, dan berakhir keraguan sebab jika Sasuke ingin sampai ke kelas 3-A maka Sasuke harus melewati kelas 3-B terlebih dahulu. Masalahnya ialah, disana kelas Sakura.

Kaki Sasuke berhenti sejenak sebelum melewati kelas 3-B dan mulai berharap semoga Sakura belum tiba disekolah.

Lamunannya terhenti kala seseorang menabrak bahunya tanpa sengaja.

“Ah, maaf Sasuke aku sedang buru-buru.”

“Hn.” Sasuke hanya mendengus meski ia geram juga pada orang itu, Kiba.

Dari luar Sasuke bisa mendengar gemuruh para siswa kelas 3-B yang seperti sedang membicarakan sesuatu. Mungkin cukup menarik, hingga suara gaduh itu terdengar dari luar kelas.

Mati-matian Sasuke untuk tidak menoleh saat melewati pintu kelas 3-B. Namun kegaduhan dari dalam memaksanya untuk menoleh juga. Matanya secara otomatis mencari kehadiran kepala bersurai pink namun tak ia temukan. Tanpa sadar Sasuke kecewa.

Merasa dirinya aman, Sasuke lantas masuk karena penasaran. Kiranya apa hal yang membuat seisi kelas menjadi sebuah perkumpulan pada titik temu dimeja salah satu murid.

“Gaara.” Sapa Sasuke yang sudah berdiri didepan kerumunan. Sontak seluruh mata memandangnya.

“Yo, Sasuke!”

“Ada apa ini?” Mata Sasuke sekilas melirik pada semua siswa 3-B.

“Kau tidak dengar berita pagi ini?” tanya Gaara-rekan diklub basket Sasuke.

Pria itu tahu, hanya saja ia pikir apa hubungannya dengan dirinya untuk ikut campur? “Tidak.”

“Astaga, kau ini brengsek sekali.” Kali ini Kiba tidak bisa menahan ucapannya.

Sasuke merasa tak suka atas cemooh yang ditujukan Kiba padanya. Dengan lancang mengatainya brengsek, padahal ia belum melakukan apa-apa. “Apa katamu?”

“Kau sudah menyakiti Sakura bahkan sampai Sakura mendapat musibah kau masih tidak peduli?”

“Tenang dulu Kiba.” Sergah Gaara untuk menenangkan sahabat Naruto itu. “Sasuke.. apa kau sungguh tidak tahu?”

“Apa maksudmu? Ada apa dengan Sakura?” tanya Sasuke, tidak sabaran.

Meski ragu untuk mengatakannya, tapi Gaara berhasil membuat jantung Sasuke terasa diremas.

“KORBAN TEWAS PEMBUNUHAN DIDISTRIK 15 ITU ADALAH… AYAH SAKURA!”

“Tidak mungkin … “

“Aku diberitahu oleh Naruto lewat telepon. Sekarang dia berada dipemakaman ayah Sakura.”

Tanpa basa-basi lagi Sasuke berlari keluar meninggalkan seisi kelas 3-B yang menatap sedih padanya.

HURTIN' | SASUSAKU FF✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang