Tiga bulan berlalu disemester kedua tahun ini. Seluruh siswa-siswi Konoha Gakuen kelas 3 sedang menyiapkan diri untuk Ujian Akhir Nasional mereka.
Termasuk Sakura. Ia sendiri sedang belajar mati-matian untuk menjemput kelulusannya. Tinggal tiga bulan kedepan dan ia akan bertempur dengan soal-soal ujian. Tuntutan itu sungguh menyulitkan Sakura untuk saat ini. Hidup dalam keluarga yang tidak harmonis lagi, membuat Sakura mengalami kesulitan untuk berfokus pada pelajaran. Itu semua karena prilaku kedua orang tuanya yang kerap kali selalu bertengkar dirumah.
Semua hal itu terjadi dalam 3 bulan belakangan. Sang ayah yang sudah terang-terangan mengungkapkan ikatan perselingkuhannya bersama wanita bernama Kurenai sekaligus rekan kerjanya dikantor, membuat ibunya sering menangis dan berakhir dengan pertengkaran diantara keduanya.
Belum lagi kadang-kadang Sakura merindukan Sasuke, mantan kekasihnya. Meski Sakura tahu, jalan terbaik untuk mengurangi rasa sakit itu adalah melupakan Sasuke. “Hah,” Menghela napas sekali, Sakura mendengar malas pada semua penjelasan Kakashi-sensei yang sedang melaksanakan proses belajar diruang kelas 3-B.
Matanya berkeliaran menatap keluar kaca jendela pada sekumpulan murid kelas 3-A yang sedang melakasanakan jam pelajaran olahraga. Mencari kerinduannya, “Ck, tidak-tidak.” Menggeleng ringan, Sakura mencoba menepis perasaan itu. Setidaknya ia sudah bertekad bukan? “Aku ingin melupakannya.” Tentu saja, karena sepertinya Sasuke sendiri juga sudah melupakannya. Terbukti dari ketidakberadaan keduanya dalam waktu yang sama. Dan itu terjadi semenjak hari pertama semester kedua disekolah. Mereka tidak pernah bertemu pandang lagi.
Meski Sakura tahu, Sasuke masih berada disekolah yang sama dan pria itu terlihat baik-baik saja. Setidaknya Sakura cukup tahu.
“Sakura-san!!”
Sungguh Sakura terperanjat dibangkunya saat suara Kakashi-sensei memanggil lantang nama kebanggannya. “I-iya sensei?”
“Kau lebih tertarik untuk memperhatikan yang ada diluar atau pelajaranku didepan kelas, Sakura?”
“M-maafkan aku sensei.” Suara Sakura sengaja dipelankan.
“Sekarang berdiri didepan kelas dan bawa bukumu.”
Titah guru dengan masker diwajah, tentu Sakura tidak dapat menolaknya. Berjalan merunduk sambil membawa buku catatan, Sakura akhirnya berdiri juga didepan kelas. Semua anak mulai bersorak mempermalukannya kecuali beberapa orang, termasuk Naruto.
Saat Kakashi sensei menyuruh mereka untuk diam dan kembali melanjutkan proses belajar, disana ada Naruto sengaja mengunyah permen karet cepat-cepat beralih meniupnya menciptakan sebuah balon berwarna pink.
TUSS!! Kakashi-sensei menoleh dan memicikkan kedua mata pada Naruto. “Siapa yang menyuruhmu makan didalam kelas?”
“Tidak ada,”
“Hah,” Sikap acuh Naruto sampai membuat Kakashi mendengus. “Kau, Naruto! Berdiri didepan bersama Sakura.”
“Baik sensei.”
“Dan buang permen karet dimulutmu.”
Segeranya dikeluarkan gumpalan karet dimulut kemudian dibungkus dengan kertas yang sempat ia sobek. Melempar diantara lubang ventilasi dan hanya mendapat gelengan pasrah dari Kakashi. Beberapa teman sekelasnya sudah mulai menertawakannya saat ia berjalan menuju tempat Sakura.
Kening Sakura berkerut saat tidak sengaja melihat seringai manis dibibir Naruto. “Atau mungkin aku salah lihat?” Bagaimana mungkin disaat kau dihukum, dan disitulah Naruto malah menyeringai.
“Kita berdua dapat tempat eksklusif, Sakura-chan.” Bisik Naruto ditelinga Sakura.
Bahkan bisikan itu sampai membuat Sakura merinding, “Baka Naruto. Kau sengaja, ya?” Semburatnya muncul samar-samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTIN' | SASUSAKU FF✔
FanfictionKARYA KEDUA; PENULISAN MASIH BERANTAKAN ! [ENDING PRIVATE 22-24] Hanya cerita seorang gadis baik hati yang selalu tersakiti. Namanya Sakura. Semua cinta yang ia beri adalah sebuah lambang ketulusan. Tapi, seseorang yang selalu ia beri cinta itu sela...