Chapter 16

8.7K 424 63
                                    

“Lama tidak bertemu—Uchiha Sasuke.”

“Apa maumu, Obito?” Sasuke turun dari motornya diikuti oleh Sakura.

“Menyapa keponakan tersayang.”

Sasuke memicingkan mata tajam sembari memasukkan tangan kanan kesaku celana. Jemarinya bergerak seakan melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan siapapun. “Aku tidak punya paman bodoh sepertimu.”

“Mulutmu masih tidak sopan ya, Sasuke?” Ucap Obito dengan seringainya.

“Sakura, tetaplah berada didekatku.” bisik Sasuke sambil memasang kuda-kudanya. Sementara Sakura tampak cemas dibalik tubuh Sasuke.

“Sebenarnya siapa mereka?”

“Nanti akan kuberi tahu.”

“Ow ow ow. Jam segini harusnya bocah sepertimu sekolah, bukannya berkencan.”

“Apa maumu?”

“Bisa-bisanya Sasuke masih berbicara datar disaat-saat seperti ini.” Batin Sakura protes terhadap respon Sasuke.

“Mau-ku? Sedikit main-main dengan keponakan tersayang, mungkin.”

Setelahnya Obito sudah memerintahkan kedua anak buahnya yang berbadan besar untuk menyerang Sasuke. Sakura mundur beberapa langkah saat Sasuke memberi perintah. Kedua pria itu mencoba untuk memberi pukulan dan tendangan, tapi bukan Sasuke namanya kalau ia tidak bisa menghindar dan memberi serangan. Bahkan mudah bagi Sasuke untuk membalas dengan menendang keras perut salah satu dari mereka.

Satu sudah terkapar. Mulutnya mengeluarkan darah. Sementara rekannya menjadi geram dan hendak membalas. Dengan gerakan cepat Sasuke meraih tangan pria itu saat pukulan akan mengenai wajahnya. Memutarnya kebelakang, hingga pria itu merasa tangannya akan patah. Dan benar saja, Sasuke memang sudah menghentak sikunya pada lengan sang lawan yang ia ulur kebelakang. “Aaakh!!” Jeritan pria itu tak tertahankan saat Sasuke juga memberi double shoot dibelakang tengkuknya.

Obito geram bukan main melihat anak buahnya sudah habis terkapar dijalan aspal. Bahkan putung rokok yang sedari tadi dihisapnya langsung ia buang sembarangan. Tangannya beralih untuk mencari sesuatu dibalik kantung jas yang ia pakai.

Sasuke membelalakan mata—kaget, saat Obito menarik sebuah pelatuk dan mengarahkan pistol itu padanya.

“Kau memang pengecut.” Ungkap Sasuke.

“Aku bukan pengecut!”

“Kalau berani, satu lawan satu denganku—tanpa senjata.”

Obito bergetar. Keringat mulai menetes dari keningnya. Bukankah harusnya ia yang mendominasi pertarungan? Mengingat ia memang main keroyokan dan sekarang memegang sebuah pistol. Dia pikir—aku memang pengecut.

“Tidak!!” bentaknya. “Harusnya, harusnya kau yang masuk kedalam penjara saat itu.”

“Bukankah itu semua salahmu sendiri? Ayahku bilang untuk jangan jadi pengecut dan kau malah bersekongkol dengan mereka. Pada akhirnya—kau hanya dimanfaatkan oleh kelompok senju itu, kan?”

“B-brengsek kau Sasuke!” Obito semakin geram tapi, takut. “K-kau meninggalkanku saat itu. Kalian—Uchiha menghancurkanku ditempat, hingga aku tertangkap oleh polisi.”

“Kau pikir polisi itu datang sendiri?” Sasuke semakin menajamkan matanya pada Obito. “Senju-lah yang memanggil mereka untuk menangkapmu. Menangkap Yakuza Uchiha. Mereka memanfaatkanmu agar mereka bisa mengorek informasi darimu. Lalu menghancurkan kita. Apa kau tidak sadar juga?!”

“Tapi k-kalian meninggalkanku juga!!” Obito mulai membentak.

“Itu karena—kau pengkhianat yang pengecut.”

HURTIN' | SASUSAKU FF✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang