Chapter 21 Bag. I [Puncak Klimaks]

8.6K 440 47
                                    

Author Note:
Sebelumnya, saya ingin mengucapkan banyak2 trima kasih. Buat kalian yang ngikutin cerita HURTIN dari awal sampai sekarang hampir tamat.
Dan trima kasih lagi2 saya ucapkan buat tmen2 yg udah bersedia vote dan comment. Kalian tahu? Bagi saya votement dari kalian itu sangat berharga. Mungkin adalah hal yg sama juga bagi author amatir/senior lainnya sekalipun. Saya yakin itu.
Saya ga dibayar untuk cerita ini. Saya juga ga mendapat penghargaan atas cerita yg saya buat ini.
Namun saya rela mengetik hingga tangan saya pegal, menghabiskan waktu tidur saya dimalam hari, serta berimajinasi disetiap waktu untuk membangun cerita ini semakin 'konflik.' Semuanya hanya untuk teman2 diwattpad.
Maka dari itu sy sngat2 berterima kasih atas ketersediaan tman2 untuk membaca karya saya ini 😊. Apalagi meninggalkan jejak disana. Itu berarti bnget buat saya :')
Dan juga saya minta maaf jika ada kisah dlm cerita ini yg kurang berkenan dihati teman2 pembaca semua. Sy hanya seorang amatir yg senang menulis, dan jika tman2 suka bagi saya itu adalah bonus 😊
Dan buat yg puasa, semangat ya! Selamat menunaikan ibadah dibln Ramadhan 😊

Kembali kecerita..
Chapter 21 kali ini dibagi menjadi 2 bagian. Yang isinya tentang ' Kebenaran' jika saya memberi judul. Jadi part 2 nya akan saya publish dihari yg sama.
Inshaallah 1 atau 2 part lagi Hurtin akan tamat! Yeiy 😄 seneng sendiri, gpp 😂
Dan pic hanya pemanis

So, just enjoy the story genks 😘

Happy Reading
.
.
.

“Sakura-chan.”

Yang dipanggil menoleh. Naruto telah selesai dari aktifitasnya, menyuapi Sakura. Hanya sampai disuapan kedua. Selebihnya, Sakura mengambil alih. ‘Aku bukan anak kecil yang harus kau suapi, Naruto.’ kata Sakura sebelumnya. Yang mau tak mau harus Naruto turuti juga.

Menatap lurus pada Sakura, Naruto melanjutkan kalimatnya lagi. “Kau benar-benar tidak memaafkan Sasuke?” tanya Naruto. Pria itu duduk dilantai, menghadap Sakura. Saat gadis itu duduk dikursi.

“Kenapa kau bertanya?” Sakura menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, berekspresi datar.

“Hanya memastikan … “ “Kalau kau hanya tidak berusaha munafik didepannya.” Raut wajah Naruto berubah serius.

Gadis itu mendengus kasar. Memejamkan mata, memijat pelan pelipisnya. Entah kenapa kepalanya semakin terasa pusing. “Jujur aku tersinggung atas tuduhanmu, Naruto.”

“Berarti aku benar?” ungkap Naruto lagi.

Sakura merasa tak suka atas pertanyaan Naruto padanya. Lelaki itu harusnya mendukung keputusannya. Bukan malah memojokan dirinya seperti itu. “Apa maksudmu? Kenapa kau malah seperti berpihak pada Sasuke, Naruto?”

“Hanya saja tadi ... Sasuke terlihat sangat tulus saat dia serius ingin minta maaf padamu. Belum lagi—“

Sakura mendengarkan Naruto, diam tapi serius.

“—kau masih mencintainya kan, Sakura-chan?” lanjut Naruto.

Sakura terhenyak. Ekspresi wajahnya sontak berubah. Apakah yang diucapkan Naruto itu benar? Apakah semua kebencian dihatinya terkalahkan oleh cinta itu sendiri? Sungguh, Sakura membenci Sasuke sekarang. Namun jujur, melihat Sasuke untuk hari ini saja justru membuat perasaannya melega. Setidaknya lelaki mantan pacarnya itu dalam keadaan baik-baik saja. Tak berakhir sama seperti mendiang ayahnya, Haruno Kizashi.

HURTIN' | SASUSAKU FF✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang