"The oldest and strongest emotion of mankind is fear
And the oldest and strongest kind of fear is unknown"
- H.P. Lovecraft -
Minatour itu sudah semakin dekat saja. Makhluk itu seolah merayap, tangan tangan berliku tajamnya menggenggam batu tampat ketiga parang itu bersembunyi.Gemetar, Citrine berusaha untuk tidak bergerak ketika air liur makhluk itu menetes di lengannya, mengalir sedikit demi sedikit menuju jemarinya, dibarengi dengan napas berat yang luar biasa bau.
Namun hal yang tidak bisa ia tahan adalah suara detak jantung yang seolah menembus dadanya.Minotaur itu mulai membuka mulutnya lebar lebar, ingin mencicipi kepala Emerald.
Ketiganya pucat pasi.
Hati Emerald mulai bergemuruh; hanya memikirkan kematian yang mengerikan, yaitu dimakan hidup hidup oleh makhluk Hibrid.
Namun Ruby tidak menyerah. Ia mengayunkan pisaunya—
Terlambat.
Miniatur meraung. Makhluk itu mengejar Emerald.
Secepat kilat, Emerald menghindar dan berusaha memenggal kepala monster itu.
Prak!
"APA?" teriaknya.
"Leher makhluk itu sekeras baja!"
Kini giliran Citrine yang hendak menambah mata Minotaur. Namun makhluk itu menangkap anak panah itu tepat sebelum mengenai mata kirinya.
"Ruby, kita harus bagaimana?!"
Ruby melesat, perangnya terangkat tinggi tinggi.
Minotaur mengayunkan tangannya, melempar pedang itu ke udara.
Ruby pucat. Monster itu kini sudah siap menelannya hidup hidup bersama Citrine dan Emerald.
Mereka memejamkan mata.
Ketika Ruby pikir ia sudah mati, ia lalu membuka matanya, agak terkejut melihat sosok Minotaur yang membeku seperti patung. Ketika gadis itu menyentuh makhluk yang membeku itu, tanpa disangka kepala Minotaur lepas dari lehernya lalu menggelinding begitu saja seperti bola bowling.
Dingin. Beku.
Es.
"Mungkinkah dia?" Ruby menatap Emerald yang hampir saja kehilangan kesadarannya.
"Kurasa memang dia"
Citrine menunjuk sosok pemuda yang berjalan perlahan menghampiri mereka. Pemuda itu mengenakan jubah putih bersih dengan ornamen emas, rambutnya biru langit, dan warna biru matanya sedalam samudra. Kulitnya sepucat salju—seperti tak dialiri darah.
Ruby,Citrine dan Emerald berlari kearahnya, lalu memeluk Shapphire dengan perasaan gembira.
"Shapphire!"
Keempat orang itu tak bisa berkata kata.
"Kau baru saja menyelamatkan hidupku!" Teriak Citrine.
"Hidupku juga"
"Aku juga"
Mereka tertawa.
"Kemana saja kau selama ini?!" Ekspresi Ruby yang semula riang berubah menjadi kekesalan yang tak terbendung.
"Aku kabur, tentunya" jawab Shapphire.
"Tanpa memberitahu kami?" Citrine melotot padanya.
"Oke oke kalian membuatku merasa bersalah"
Shapphire menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali."Kau bodoh! Apa yang tidak bisa kita lakukan kalau kita bersama sama?"
"Membuat besi jadi emas?"
"Yah, kita tidak bisa melakukan itu tapi—"
"Bisakah kita menghidupkan orang mati?"
"BUKAN ITU YANG KUMAKSUD!" geram Ruby akhirnya.
Ia sungguh kesal saat Shapphire menggodanya seperti ini. Tapi, memang seperti itulah dia. Api dan Es, tentu saja tidak cocok; Walaupun dalam kasus ini mereka adalah sahabat."Aku berusaha mencari kalian, tahu? Tapi karena terdesak, kupikir mereka tidak akan bisa mengejarku sampai kemari" jelas Shapphire.
"Tunggu; bagaimana caramu naik keatas sana dengan mudahnya tanpa dimakan?" Tanya Citrine, yang sungguh penasaran akan hal itu.
"Oh, minotaur itu? Aku tinggal membekukannya saja, walau tak bertahan lama"
Serentak Ruby dan Citrine meneriakkan kata 'ooooh' yang panjang.
"Kalau begitu soalnya" Emerald berbicara, "kau pasti tahu kenapa kami kemari, kan?"
Shapphire mengangguk.
"Sudah diduga kalian akan kemari dan mengajakku balas dendam pada mereka" katanya."Kau tidak mau?"
"Tentu saja aku mau!" Bantah Shapphire.
"Oh, ya? Kau bukan tipe orang yang pendendam, kan?" Goda Ruby.
"Memang—tapi ini beda"
Angin berhembus, membuat udara disekitar semakin dingin, seolah olah ingin mengubah mereka menjadi patung es.
"Untuk apa berlama lama di sini?" Kata Emerald. "Ayo, kita pergi"
Semua setuju.
"Pedangmu"
Shapphire mengambil pedang Ruby yang tertancap di tanah.
"Kau akan memerlukannya nanti" sambung pemuda itu.Ruby tersenyum, lalu mengambil pedangnya dari tangan Shapphire yang dingin dan pucat.
Perlahan lahan, mereka menuruni lereng yang curam, menghindari pohon pohon aneh yang senang bernyanyi setiap saat.
"Jangan dengarkan nyanyiannya. Itu bisa membuatmu gila"
"Itu suara terparah yang pernah kudengar" Citrine menutup kedua telinganya.
Sesampainya di bawah, mereka kembali ke kubah tempat mereka seharusnya tidur—kalau saja Cerberus tidak muncul.
Dan tentu saja, sebuah lubang menganga di sisi belakangnya.Sebelum yang lain sempat berdiskusi soal rencana mereka, Ruby merebahkan diri lalu tidur dengan damai.
"Lihat wajahnya" tawa Shapphire.
"Mau taruhan siapa yang berani mencoret wajah Ruby?" Pancing Citrine.
"Siapa takut!"
Keempat orang itu melanjutkan perjalanan dengan bahagia. Semua berjalan lancar, apa yang mungkin terjadi?
Tentunya mereka tidak tahu.
***
"Hei, kau sudah periksa sebelah sana?"
Dua orang pengawal sedang berkuda menyusuri perbatasan kota, mencari tanda tanda 5 pengendali elemen yang menjadi buronan mereka.
"Tidak" jawab pengawal yang satunya. "Menurutmu apa mereka sudah mati?"
"Lebih baik begitu" balas temannya. "Kau pikir ada yang selamat dari moncong anjing gila itu?"
"Jangan remehkan kelima orang itu" sergah pengawal kedua.
"Mereka memang kekanak kanakan, tapi mereka jauh lebih kuat daripada kita"
"Oh ya? Kalau begitu mengapa mereka kabur?" Ledek pengawal kedua.
Pembicaraan itu terhenti ketika kedua pengawal itu mendengar suara.
"Seseorang bernyanyi"
Sangat merdu.
"Jangan, bung. Apapun yang terjadi, jangan pernah mengikuti suara nyanyian gorgon"
Namun nyanyian itu berhenti.
Jauh dibawah sana, di jantung hutan tanpa batas, sebuah teriakan memecahkan kesunyian malam.
Begitu memilukan, seolah olah itu adalah suara terakhir dari seluruh makhluk hidup di bumi ini."Ayo kita pulang saja" pengawal iu mulai cemas.
"Kita kembali dan melapor pada Raja Faust sebelum terlambat"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELECTUS
Fantasy[COMPLETE] #224 in Fantasy (25-05-2017) Pada suatu masa, tersebutlah sebuah kerajaan sihir bernama Encastia, yang dijaga oleh lima pengendali elemen terpilih dari masing-masing klan mereka; klan Redwood, Evergreen, Skyfall, Minerva, dan Chaos. Dibaw...