23

3.7K 80 1
                                    

Annisa POV

Hari ini aku menghadiri acara lamarannya Sofie. Aku bahagia. Hanya itu, aku bahagia melihat Sofie bahagia dan aku yakin ini bukan napsu atau terobsesi lagi. Seperti dulu Sofie dan Fahri

"Assalamualaikum" kataku sambil menggendong baby Ziya. Dan Fahri masih memarkirkan mobilnya

"Waalaikum salam, alhamdulillah akhirnya kamu dateng juga" kata Sofie sambil membuka pintu, hari ini Sofie sangat cantik. Abaya warna pastel dengan hijab simple berwarna hijau tosca membuat dia sangat cantik.

"Sini taro Ana di kamar tamu aja, soalnya kamarku berantakan" kata Sofie sambil membawakan tas milik baby Zee

"Kenalin ini tanteku, tante Wiya" kata Sofie mempersilahkan ku mengenal keluarganya

"Ohh.. Ini nak Annisa? Kamu cantik banget sih, keluarga kamu ada turunan arab ya?" Tanya tante Wiya ramah

"Iya tante, keluarga Abi keturunan arab" kataku sambil tersenyum

"Terima kasih sudah membimbing Sofie menjadi seperti ini. Kamu sangat berjasa dengan hijrahnya Sofie. Syukron Annisa" kata tante Wiya dengan tulus

"Allah yang sudah mengubah Sofie tante, aku hanya berjalan di belakangnya dan menopang dia supaya tetap berjalan di jalan-Nya" kataku sambil memegang tangan tante Wiya

Acara lamaran Sofie sudah selesai, aku sudah mengenal siapa itu Azzam. Menurut penilaianku dia cukup ganteng dan aku tau dia mampu membimbing Sofie lebih dekat dengan Allah aku yakin dan sangat yakin

"Haii lagi pada ngobrol apa si?" Tanya Sofie yang ikut duduk bersama dengan Azzam dan Fahri

"Gini nih aku suka, kalo mau ngobrol sama calon suami harus ajak-ajak jangan berduaan aja" kata Fahri sambil melirik ke arah Azzam dan Sofie yang sama tertunduk malu

"Apa sih Fahri, kak jangan di dengerin omongan Fahri" kata Sofie sambil menatap Azzam dan kembali menunduk

"Ohh jadi sekarang manggilnya kakak-kakaan nih? Ohh.. Ngerti-ngerti" kata Fahri sambil menggoda Sofie lagi. Anehnya aku tidak cemburu dengan godaan Fahri kepada Sofie, karna aku tau itu godaan seorang sahabat

"Fahri udah ah, tuh liat mukanya Sofie udah merah gitu. Kurang oksigen ya Sof?" Kata sambil menambah godaan sari Fahri

"Annisa mah.. Udah kenapa sii hobi banget godain aku, sorry ya aku bukan wanita murahan" kata Sofie sambil beranjak pergi

🌵🌵🌵

Fahri POV

Ternyata aku baru tahu kalau ternyata calon suami Sofie itu adalah teman flat ku waktu aku masih di Kairo, dunia begitu sempit.

"Oh iya Zam gimana Kairo? Ada kemajuan?" Tanyaku kepada Azzam setelah menggoda Sofie

"Ya begitulah perkembangan teknologi berkembang pesat di wilayah Timur Tengah" kata Azzam sambil menggidikan bahu

"Kamu kapan pindah ke Indo Zam? Kok aku gak tau ya?" Tanyaku lagi, ya beginilah kalu ketemu teman lama

"Aku baru kok di Indo, baru dapet tugas di Seminyak" katanya lagi

"Bali? Balik dari Kairo langsung ke Bali? Di rumah sakit mana?" Tanyaku penasaran

"Iyaa tapi bukan Bali Mataram yaa, di rumah sakit swasta disana" jawabnya santai. Memang begitu di Azzam singkat dan jelas

"Kamu serius kan sama Sofie?" tanyaku serius, karna cukup aku yang menyakiti dan ini yang terakhir dia tersakiti aku harap Azzam adalah orang yang bisa mengubah Sofie menjadi lebih baik

"Aku sudah bersujud di tengah malam, berdoa di akhir sholat, selalu meyakinkan hati ini dan ini akhir dari semua nya Ri, ini jawaban dari setiap doa yang aku panjatkan dan jawaban dari Qiyamul Lail ku. Apa kamu gak yakin?" Tanya Azzam dengan tulus. Aku tau dia tulus bahkan sangat tulus

"Aku percayain semua sama Allah dan aku berharap kamu adalah yang terakhir dan awal dari perubahan Sofie, jaga dia. Jangan demi aku dan orang yang menjadi saksi khitbah mu tapi jaga dia dengan ketulusanmu, jaga dia dan lindungi dia selalu, cintai dan sayangi dia karna Allah, tegur dia jika kamu merasa dia jauh dari Tuhannya, ajak selalu untuk berbuat kebaikan dan tolong jangan sakiti dia seperti aku dulu" kataku sambil menunduk mengingat kejadian dulu dan jujur aku menyesal

"Aku akan jaga dia sebagai tanggung jawab ku nanti. Jangan khawatir, aku akan selalu ada buat dia dan InsyaAllah aku tidak akan menyakitinya. Aku gak nyuruh kamu percaya sama aku tapi tolong beri aku kesempatan untuk mengambil posisi kamu di hatinya dan menumbuhkan rasa itu karna Nya" kata Azzam yakin dan aku tau itu adalah ketulusan dari hatinya

Cinta Dua Hati [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang