13

3.1K 95 1
                                    

Sofie POV
Aku tidak bisa diam seperti ini, aku sangat mencintai Fahri dan aku ingin mendapatkannya. Kalau tidak dengan ia bercerai dengan Annisa jadi istri keduanya pun aku mau. Asalkan Fahri jadi milikku.

Fahri POV
Akhir-akhir ini aku jarang melihat Sofie dikantor, walaupun sekarang Abi sudah mempercayaiku dengan memegang perusahaan milik beliau, aku tetep menjalankannya dengan persetujuan Abi Annisa, Annisa juga menerima kalau perusahaannya aku yang mengelola. Sungguh mulai sekarang aku tidak akan pernah menyakiti hati Annisa lagi. Tidak lagi.

"Bayu, tolong panggilkan staf HRD ke ruangan saya". "Baik Pak". Telponku kepada sekertarisku. Kenapa aku tidak mempunyai sekertaris perempuan? Sebenarnya aku punya hanya saja tugasnya hanya menata jadwal mettingku di kantor dan mengurus berkas saja sedangkan Bayu? Itu adikku. Lebih tepatnya adik kandung, Bayu bekerja disini tidak dengan mudah, walaupun aku menjabat sebagai CEO di perusahaan Abi. Tetap Bayu aku suruh berusaha sendiri tanpa akses aku, Annisa, maupun Abi. Jadi Bayu murni masuk dengan akses kecerdasannya.

Lima menit kemudian...

"Ada apa Pak memanggil saya?" Tanya staff HRD yang aku panggil.

"Coba kamu cari data tentang Sofie Ramadhya kemana sekarang dia? Statusnya masih bekerja di perusahaan kita" tanyaku langsung to the point kepada staff HRD yang bernama Calista ini.

"Maaf Pak, ibu Sofie sudah keluar dari perusahaan ini, maaf karna saya tidak langsung membuat laporan kepada bapak" ujar Lista dengan suara takut.

"Yasudah cepat kamu urus laporan keluar Sofie, saya tidak mau ini terjadi lagi" jawabku dengan nada tegas dan berwibawa

Kringgg... Kringgg...

"Hallo Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, Fahri kamu pulang jam berapa?"

"Aku lembur An, kenapa?"

"Ohh gajadi deh"

"Kamu kenapa si?"

"Aku kira kamu nggak lembur, aku mau nitip kwetiaw di tempat biasa. Kamu pulang malem yaudah deh aku beli sendiri aja"

"Nggak boleh!"

"Kenapa?"

"Besok aja kita makan disana"

"Yaudah aku mau pulang dulu ya.. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Begitulah percakapan aku dengan Annisa, memang kita sama-sama tidak bertele-tele kalau bicara di telpon, bukan karna takut pulsa kita abis tapi karna memang kita sudah tau tujuan kita menelpon apa dan langsung mengakhiri kalau sudah ada jawabannya.

Annisa POV
Kenapa Fahri harus lembur? Kalian tau kalau Fahri sudah lembur ia akan lupa kalau ia punya rumah, Fahri kalau sudah lembur selalu pulang lewat jam 12 malam dan aku yang selalu terjaga kalau dia belum pulang, walaupun ia sudah bilang kalau tidak usah menunggunya kalau aku mengantuk, tapi tetap saja ketika ia pulang aku terbangun dan tertidur lagi kalau ia sudah tidur, terlihat aneh memang hehehe tak apalah karna ini yang membuatku mencintainya.

"Fahri jangan lupa solatnya, jangan mentang-mentang lembur solatnya nggak dipikirin" Sent.

Ya aku baru saja mengirimkan SMS kepada Fahri walaupun aku yakin ia tidak pernah lupa dengan kewajibannya

"Iya sayang.. Kamu jangan lupa istirahat.. Makan yang banyak take care" balas Fahri dengan kalimat yang langsung membuatku tersenyum, karna jujur aku tidak pernah mendapat pesan romantis dari laki-laki lain selain dia, dan itu yang membuat aku bahagia.

Jam sudah menunjukkan 12 lewat aku sudah sangat mengantuk tapi Fahri belum juga pulang, lalu aku memutuskan untuk tidur tanpa menunggu Fahri pulang.

Author POV
Malam sudah sangat larut Fahri baru saja pulang dari kantornya dengan pakaian yang sedikit kusut dan dasinya yang sudah tidak rapi lagi, Fahri menbuka kamarnya dan melihat Annisa yang sedang tertidur dengan damai dengan ranjang yang masih rapi di sebelahnya, Fahri yang sangat merindukan istrinya itu langsung menghampiri Annisa dan mengelus rambut hitam lurus istrinya, mencium pucuk kepalanya lama dan bangkit lalu mengganti pakaian kerjanya dengan dengan kaos polo putih dan celana pendek lalu menunaikan solat isyanya yang belum sempat ia tunaikan sebelum menemani Annisa istirahat dengan memeluk tubuh sang istri dari belakang dan menenggelamkan kepalanya di leher jenjang Annisa.

Annisa terbangun dari tidurnya dan kaget melihat suami yang di tunggunya sudah terlelap tidur memeluknya dengan wajah yang sangat kelelahan, Annisa merasa bersalah karna tidak melayani suaminya di saat Fahri menbutuhkannya. Annisa lalu menyalakan lampu tidurnya dan berjalan ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahajudnya. Setelah Annisa melaksanakan solat tahajud Annisa melihat ada sarung tidak sempat di lipat oleh sang pemilik dan peci yang tidak di letakkan di tempatnya tanda Fahri sudah menunaikan kewajibannya, dan Annisa berinisiatif untuk tidak membangunkan Fahri yang masih terlelap tidur.

"An, kamu ngapain?" Tanya Fahri dengan suara khas orang bangun tidur.

"Tidur lagi sana masih jam 3 pagi, nanti aku bangunin" jawab Annisa sambil melipat sajadah yang tadi ia kenakan.

"Kamu mau ngapain?" Tanya Fahri lagi walaupun posisinya sudah berubah.

"Aku mau ke dapur sebentar, kamu tidur aja lagi" jawab Annisa yang langsung menuju dapur untuk mengambil air minum yang kosong.

Setelah Annisa mengambil air Annisa memutuskan untuk kembali ke kamar mereka untuk menemani Fahri tidur.

"Fahri.. Bangun dulu sebentar.." Annisa membangunkan Fahri lembut.

"Tidurnya yang bener ah.. Aku ngga suka tidurnya begitu" ujar Annisa lagi dan Fahri langsung merubah posisinya yang tadi telengkup kini kembali telentang dan langsung menarik Annisa kedekapannya.

"Temenin aku tidur An.." Bisik Fahri di kuping Annisa yang membuat ia merasa merinding.

"Iya di temenin" Annisa langsung masuk ke dalam selimut yang kini menyelimutinya.

"Fahri jangan reseh deh.. Udah tidur sana.. Diem ih geli tau" ujar Annisa yang menahan geli sedari tadi dengan perlakuan Fahri padanya.

"Sekarang kamu nggak boleh kemana-mana, kamu disini aja" ucap Fahri sambil terus memeluk Annisa erat.

"Iya enggak udah tidur lagi sana"

~~~~~~~~~~~~

Hy.. Aku balik setelah seminggu menghilang dan tiba-tiba berani ngepost yang begini..

Oh iyaaa... Aku mau tanya kalo menurut kalian Annisa manggil Fahri pantesan nama aja atau pake panggilan tambahan?

Aku sih pengennya Annisa manggil Fahri dengan sebutan 'mamas' heehehe agak gimana ya.. Biasanyakan 'mas Fahri' atau yang lain gtu.. Tapi ceritanyakan mereka masih pada mudah nih.. Nah aku nggak mau terlalu repot ngetik 'mas Fahri' dan menurut aku 'mamas' lucu hhehe

Di comment ya.. Gimana yang pantes menurut kalian thanks..

Cinta Dua Hati [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang