BR[OK]EN HEART : One

929 68 17
                                    

Prilly memakai baju nya tergesa gesa, dan menuruni tangga dengan secepat kilat. Prilly menganga kaget karena sudah pukul setengah tujuh pagi. Prilly tidak makan lagi, ia memakai dasi nya asal. Dan memakai kaos kaki asal. Ia memakai sepatu dengan secepat kilat.

"Ma! Prilly berangkat dulu, ya! Bye!" Prilly teriak dari luar rumah. Ia masuk ke dalam mobil dengan nafas yang tersenggal-senggal."Pak! Cepet! Jangan bengong aja! Saya udah telat tau!" cibir Prilly. Sang supir pun melajukan mobil nya.

Citt .. Suara decitan dari mobil milik Alm.Ayah terdengar risih. Prilly keluar dari mobil Ayah nya, dan berlari sekuat tenaga. Gerbang yang sebentar lagi akan segera di tutup, membuat Prilly berlari seperti di kejer setan.

"Akhirnya." ucap nya dengan nafas yang tersenggal senggal.

Prilly berjalan menuju kelas nya. Ia kaget, sangat-sangat kaget. Kepala nya basah dan bau telur busuk. Prilly terdiam. Please ini bukan hari ultah nya atau apapun itu! Siapa yang ngelakuin ini?

"BITCH!" gerang prilly.

PLAK!

Satu tamparan untuk Saras, dalang yang membuat Prilly seperti kue tidak jadi.

Tapi, stop. Itu bukan Prilly yang menampar Saras tapi itu-Abang nya Dimas.

"APA APAAN LO HA! JANGAN SOK YES YA! LO ITU CUMA WANITA MURAHAN YANG GAK ADA GUNA NYA!"seru Dimas kasar. Dimas langsung membawa Prilly ke UKS, disana ia menenangkan Adik nya yang masih nangis sesenggukan.

"Udah Dek. Jangan nangis ya." ucap nya yang sedang menenangkan Adik nya.

"HUEHUEHUEE, ABANG PIYII MALUU. HUEHUE."

CEKLEK.

Suara Langkah kaki yang mendekat ke arah ambang pintu UKS.

"Dimas, Prilly kenapa?"

"Prilly kenapa?"

"Prilly kenapa?"

Tiga pertanyaan tersebut membuat Dimas bingung menjelaskan nya gimana.

"Jadi gini.." jeda sejenak."Prilly tadi di siram air dan telur busuk di kepala nya" kata Dimas. Yang membuat Alfan mengepal kan tangan nya dan Dani membanting pintu UKS, sedangkan Brian, ia langsung menancap gas.

"SIAPA PELAKUNYA?!"

"Saras."

Dani ,Brian, dan Alfan berjalan dengan amarah yang turun naik. Mereka tidak bisa melihat Adik kesayangan nya di gituin oleh orang lain. Satu, kenapa mereka bertiga tidak ingin Prilly ber-pacaran karena mereka takut, Prilly dijahilin oleh cewek di sekolah ini.

BRAK!

Alfan menatap Saras tajam. Dani mencengkram tangan Saras kasar dan Brian juga menatap Saras tajam.

"LEPASIN!" pekik saras.

PLAK!

Satu tamparan dari Alfan yang mendarat ke pipi mulus nya Saras. Saras meringis kesakitan.

BR[OK]EN HEART [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang