BR[OK]EN HEART : Three

484 37 1
                                    

Air mata berderai di pipi halus Ali. Yang ia rasakan hanya sakit, tanpa harus mengetahui bahwa yang lain juga merasakan sakit. Sejak kejadian tadi, Ali dan Nata di nyatakan putus. Yang lebih parah nya, Nata yang mengajak nya putus hubungan lalu setelah itu ia memeluk badan nya Verrel. Tanpa sadar, Ia sekarang berada di danau. Mobil nya ia matikan mesinnya lalu ia keluar dari mobil dan berjalan menuju bibir danau.


"Kenapa cuma rasa sakit yang engkau berikan kepadaku Tuhan?"

Ia mencurahkan isi hati nya disini. Danau, Adalah saksi bisu yang melihat kerapuhan Ali. Kemudian, setelah merasa lega, Ia mulai berdiri dan pulang ke Apartemen nya. Ia membelah jalan ibu kota yang sepi dan damai. Bagaimana tak sepi dan damai? Sekarang adalah pukul 2 malam. Entah sudah berapa jam ia berdiam diri di danau. Setelah sesampai nya di Apart ia mulai menghentakkan badan nya di kasur king size miliknya. Ia menatap langit-langit kamar kemudian mata nya tertutup sempurna.

Sedangkan disisi lain, Prilly hanya duduk di tepi kasur sambil menggambar. Kesukaan ia dari kecil, Saat ia bosan menggambarlah yang membuatnya tak bosan lagi. Tiba-tiba dering Iphone nya berbunyi. Dengan helaan nafas kasar, prilly mengambil iphone nya dan mulai menggeser tombol hijau.

"Hallo ini siapa?"

Hening.

"Hallo?"

Tut...tutt.. telpon di matikkan. Gadis itu hanya menghela nafas kasar kemudian melanjutkan runtinitas nya. Selang beberapa menit, Iphone nya berdering kembali. Kali ini, Gadis ini mengangkat nya lagi. Fikirnya, Mungkin penting.

"Halllo? Siapa ya?" Tanya Prilly sambil mengerenyitkan dahinya.

"Hallo?"

Tut...tutt... telpon terputus. Menandakan orang itu mengakhiri telpon nya. Ia semakin di buat bingung. Dan ia merasa kasihan, apa pulsa nya tak habis menelfon nya malam gini?

Tak selang beberapa menit kemudian, Iphone nya berdering kembali. Gadis itu hanya menghela napas dan melihat di layar iphone nya. Tertera nomor tak dikenal lagi menelfon. Ia akhirnya bimbang, Dan kemudian berniat tak mengangkat nya. Tapi, Kemudian iphone  berbunyi terus menerus. Ia sebal kemudian menggeser tombol hijau.

"Hallo! Siapa sih! Jawab kali! Punya mulut kan? Kalau mau neror jangan gue napa!" Prilly kesal kemudian berkata kasar seperti itu. Seperti ada yang menghela napas panjang.

"H-hai pri-prilly. Apa kabar, Nak?"

DEG!

Jantung nya seolah berhenti seketika. Suara nya sangat familiar ditelinga nya.Namun, Ingatan nya tak tahu siapa dia.

"Lo siapa! Manggil-manggil gue nak, nak, nak. Emang gue anak lo?!" Tanya Prilly tersulut emosi.

"Tunggu saya ya, Nak. Saya akan membawa sejuta kebahagian yang selama ini tidak kamu punya. Saya sangat menyayangimu, Nak.." Lirih orang dari sebrang sana. Kemudian, sambungan diputuskan. Seperti serpihan kecil yang menghujam kepala nya. Kepalanya seolah berputar mengingat kejadian dulu. Namun nihil, Tak ada satu pun yang ia ingat.

Prilly menggerang kesakitan sambil meminta tolong. "TOLONG!! ARGHH! KEPALA GUE SAKIT! TOLONGGG!! ARGHHHH!" Kemudian sang Abangnya dan Sandra masuk ke kamar Prilly sambil menatap Prilly nanar. Prilly tetap menggerang kesakitan. Kepala nya seolah berputar akan ingatan masa lalu.

BR[OK]EN HEART [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang