"PRILLYY!!!!"Ali langsung memeluk tubuh mungil Prilly yang kini mulai tidak bergerak lagi. Ali terisak sambil menepuk pipi Prilly. Namun semua nya nihil, Prilly tidak sadarkan diri. Kepala Prilly berdarah, membuat Ali semakin terpukul. Dengan gesit, ia menghentikkan satu mobil dan memaksa sopir itu akan mau mengantar ia dan Prilly ke rumah sakit.
Akhirnya ada satu mobil yang ingin menampung Ali dan Prilly. Ali lega, kemudian ia membawa masuk Prilly ke dalam mobil. Kepala Prilly ia tidurkan di paha Ali. Ali menahan darah Prilly yang sedari tadi keluar dengan tangan nya. Baju Ali pun kini telah ternodai oleh darah Prilly. Tapi ia tidak masalah. Sesampai di rumah sakit, Ali memanggil suster kemudian suster membawa Prilly ke ICU.
"Mas, sebaiknya tunggu disini." Ucap suster itu.
"Izinin saya masuk, please."
"Maaf, Mas. Ini sudah jadi peraturan rumah sakit kami."
Suster langsung masuk ke dalam ruangan ICU. Ali yakin Prilly pasti bertahan. Ali yakin Prilly pasti akan sadar. Ali yakin Prilly adalah gadis yang kuat. Dan karna Ali terlalu yakin, tembok yang Ali bangun buat menguatkan diri dia sendiri seketika runtuh. Saat dokter keluar dari ruangan ICU dengan wajah yang ditekuk.
"Maaf.. Nona Prilly tidak selamat."
Deg.
Air mata nya jatuh. Ali langsung pingsan ditempat membuat dokter kewalahan. Semua mata tertuju pada Ali saat itu membuat semua orang mengerumuni Ali.
"Suster bawak lelaki muda ini ke UGD cepat!"
Suster langsung bertindak, dan langsung membawa Ali ke UGD.
Ali dibaringkan kekasur rumah sakit. Ia langsung diperiksa oleh dokter yang menanganin Prilly tadi. Dokter menghela nafas kasar. Lalu ia menggelengkan kepala. "Dasar anak muda." Dokter itu menyengir.
"Bagaimana Ali, dok?" Tanya wanita itu ke dokter yang menanangi Prilly dan Ali.
"Dia cuma kecapean aja." Balas dokter lalu ia pergi meninggalkan Nata--wanita yang menanyakan Ali tadi.
Nata masuk ke dalam ruangan Ali. Ia sebenarnya takut Ali akan marah kepada nya. Tapi tidak bisa dipungkiri jika Nata begitu sangat khawatir dengan Ali. Bagaimanapun juga Ali pernah singgah dihatinya bahkan sampai sekarang nama Ali masih ada dihati nya.
Bulir air mata jatuh dikelopak mata Nata. Ia menatap Ali nanar. Nata sempat berfikir siapa wanita yang tadi menangis melihat ia dan Ali berpelukkan. Namun saat Geri memberi tahu Nata bahwa itu adalah kekasih Ali, seketika tembok yang Nata buat langsung runtuh saat itu juga. Nata kira, hati Ali akan selalu ada nama dia. Namun, Nata salah. Nata mengira jika Ali masih cinta kepada nya, ternyata Nata salah.
"Prilly."
Nata menengok ke arah Ali yang sedang mengigau. Nata menatap nya tidak tega. "Li, aku Nata." Ucap Nata pelan.
Ali langsung membuka mata nya perlahan. Kemudian, ia mengerjap ngerjapkan mata nya berkali-kali sampai pandangan nya mulai jelas. Yang ia temukan pertama kali adalah Nata.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Ali sengit.
"Aku-- aku mau jenguk kamu, Li." Ucap Nata.
"Pergi."
Satu kata namun bisa membuat Nata ingin menangis.
"Li--"
"Pergi." Ucap Ali sekali lagi.
"Aku bisa jelasin.. Li, aku--"
"PERGI SEKARANG NATA! GUE BILANG PERGI YA PERGI!" Ali mulai terbawa emosi. Ia membentak Nata dengan ucapan nya yang begitu kasar.
"Iya aku pergi. Tapi aku akan kembali lagi, Li. Aku minta maaf."
"PERGI!"
Nata langsung pergi dari ruangan Ali dengan air mata yang sudah menetes begitu deras di pipi nya.
***
Bugh!
Satu tinjuan melayang di pipi Ali. Ali tidak melawan malah dia seolah menyerah. Seolah ia memberi nyawa nya kepada empat orang didepan nya. Bibir Ali langsung berdarah saat tinjuan maut Alfan melayang di pipinya. Kemudian tinjuan selanjutnya membuat mulut Ali mengeluarkan darah.
Ali tidak membalas sedikit pun apa yang diperbuat para abang Prilly. Karna Ali sadar, Ali salah. Ia telah membuat Prilly meninggal.
"Stop! Dasar lelaki banci, berani nya main keroyokan!" Lerai Nata.
"Gak usah ikut-ikutan!"
Dimas mendorong Nata sampai Nata terjatuh. Langsung saja Ali bangkit dan membalas pukulan bertubi-tubi di pipi dan perut Dimas. Nata yang melihat kejadian tadi langsung melerai dan membawa Ali pergi dari sini.
"Ali.."
Ali diam.
"Li, mana yang sakit?"
Ali masih diam.
"Li apapun yang terjadi nanti, aku gak bakal ninggali kamu lagi. Walaupun kamu udah punya pacar itu gak berarti cewek lain gak boleh dekat sama kamu, kan?" Tanya Nata. Ali masih tetap Diam memandangi hamparan tanaman yang menjutang di balkon rumah sakit.
"Seandainya kamu tau, Li. Aku mencari kamu. Aku rela meninggali S1 aku demi kamu, tapi kamu malah memperlakukan aku seperti ini. Oke aku tau aku salah. Tapi bukan nya dulu kamu gak pernah ya Li berlaku kasar sama aku?" Tanya Nata lagi sambil mengobati luka Ali. "Seandainya kamu sadar pada waktu itu aku gak benar-benar marah sama kamu. Kenapa, Li? Kenapa kamu gak cari aku? Kenapa kamu malah membiarkan aku pergi?" Kini Nata terisak.
"Aku mencoba buat menerima apa yang udah terjadi. Tapi tetap gak bisa, Li. Kamu selalu aja ada di fikiran aku."
Ali diam.
"Kenapa diam Li? Kenapa kamu gak--"
"Lo tau? Pada saat lo pergi dari rumah gue buntuti lo. Gue buntuti lo sampai rumah Varrel. Gue melihat lo pelukan sama dia. Terus, buat apa lagi gue cari lo, sedangkan lo aja sudah dapat zona nyaman lo? Buat apa lagi, Nat?"
"Lo gak tau betapa susah nya gue melupai lo. Dengan keyakinan kalau lo akan bahagia disana nanti, gue bisa, Nat. Lama kelamaan gue bisa melepas lo dari genggaman gue. Lama kelamaan hati gue bukan buat lo lagi. Lo gak tau Nat betapa sakit nya gue liat lo pelukan sama orang yang udah gue anggap sebagai kakak gue sendiri. Sakit, Nat. Lo gak tau--"
"Aku minta maaf, Li. Sumpah demi tuhan, aku sama Varrel gak ada apa-apa. Aku anggap dia cuma sebagai kakak, gak lebih, Li. Kamu salah besar kalau kamu bilang--"
"Gak perlu dijelasin. Karna semua nya udah berlalu." Jawab Ali datar.
"Bagi aku belum. Karna kisah kita itu cerita yang belum terselesaikan."
"Sudahlah. Lo tau hati gue bukan buat lo lagi. Buat apa lagi lo kesini? Hah?" Tanya Ali sinis.
Nata tersenyum miris. "Aku yakin, Li. Setengah hati kamu masih ada nama aku. Kamu cuma terbawa emosi saat mengingat kejadian itu."
"Aku pamit. Bye."
HALO YOROBUN❤️❤️ jan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
BR[OK]EN HEART [END]
Ficção Adolescente[End] #rank726 Sinopsis : Apa yang lebih sakit dari sekedar patah hati? Mencintai dan patah hati pada orang yang sama dan dalam waktu yang sama. Kisah ini mengisahkan sebuah dua insan yang menjalin asmara. Awal nya satu di antara nya yang memaksa...