"Indah ya langit nya," ucap Ali sambil menatap langit.
Prilly menyunggingkan senyum nya dan mengangguk.
"Tapi ga seindah lo, Li" Ucap nya namun nyaris seperti gumaman.
"Gue denger loh.." Ali menatap Prilly jahil.
"Ih Ali kok sekarang ngeselin" Prilly sebal kemudian mengerucutkan bibir nya.
"Yang penting lo sayang 'kan?" Tanya Ali membuat Prilly gemas. Prilly mencubit perut Prilly lalu menatap Ali kesal.
"Ga, ga sama sekali" jeda, Prilly menghela nafas," Tapi gue udah lebih dari sayang sama lo..., gue harap lo ngerasain Ali "
"Lo ngomong apa juga gue denger Pril. Itu mulut apa TOA mesjid sampe kedengeran?"
Prilly mendengus.
"TOA mesjid" jawab Prilly bete.
Ali tertawa puas melihat wajah bete nya Prilly. Baru kali ini ia merasakan kebahagian yang sesungguh nya. Sesungguh nya; tertawa tanpa beban.
Prilly merasa hubungan nya dengan Ali sudah membaik. Ia tersenyum tanpa sadar membuat Ali terpaku. Ali menatap wajah Prilly dengan zona nyaman nya.
"Apa lo liat-liat entar suka baru tau rasa," Cibir Prilly, Ali langsung tersentak dan salah tingkah.
"L-lo kok tau?" Aduh kok gue ngaku?-Ali
"Kita kan se hati..., wkwk" Prilly tersenyum bahagia lalu terkekeh.
One day with Ali itu menyenangkan. Rasanya ia ingin begini terus. bersama Ali, menemani Ali, melihat Ali tertawa, melihat Ali kesal, itu adalah zona paling nyaman buat Prilly. Rasa nya ia dulu pernah merasain ini dengan seorang anak lelaki, entah dia siapa, namun ia merasa bahwa dia Ali.
"Gue halu..., gue halu..., aduh Pril kok lo jadi gini sih!" Prilly berdecak lalu menepuk jidat nya berkali kali. Ali pun tersenyum lalu mengambil tangan Prilly. Prilly tersentak kemudian menatap mata teduh Ali. Mereka saling tatap, saling menukar pandangan, saling mengartikan apa arti dari mata.
"Pulang yuk...udah sore," Ali membuyarkan lamunan Prilly. Prilly mengangguk dan tersenyum kikuk.
Sesampai nya di rumah Prilly, Prilly menatap setiap heluk-beluk wajah Ali yang menurut nya sangat tampan. Prilly tersenyum dan menatap Ali penuh arti. Ali yang merasa di perhatikan langsung salah tingkah, Ali mengusap tengkuk yang tak gatal.
"Apaan sih liat liat!" Kesal Ali.
Prilly terkekeh, "Cie salting ya"
Ali mendengus lalu mencubit pipi Prilly," Kagak! Lo fitnah mulu ah. Yaudah gue mau bopan! Bye!"
"Iya sayang, hehe" Ali salting kembali, Prilly pun terkekeh kecil lalu masuk ke dalam rumah dengan senyum yang mengembang.
Ceklek
Prilly berjalan pelan sangat pelan sampai lampu rumah kembali hidup dan Prilly tersentak. Ia membulat kan mata nya saat Sandra berdiri dan para Abang nya yang sedang berkacak pinggang. Prilly menelan salivanya susah payah lalu mengulum bibir nya sendiri. Ia menatap Abang dan Sandra sang Mama takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BR[OK]EN HEART [END]
Ficção Adolescente[End] #rank726 Sinopsis : Apa yang lebih sakit dari sekedar patah hati? Mencintai dan patah hati pada orang yang sama dan dalam waktu yang sama. Kisah ini mengisahkan sebuah dua insan yang menjalin asmara. Awal nya satu di antara nya yang memaksa...