BR[OK]EN HEART : Seven

321 26 0
                                    

Let me sick, you don't. Let me sad, you don't. Because for me, u're happiness is my happiness.

***

Hari berganti, namun Prilly tak kunjung pergi dari tempat ini. Tempat sang kekasih di rawat. Sudah satu bulan Ali berada disini, namun seperti nya tak ada tanda-tanda kehidupan. Prilly menghela nafas panjang lalu kembali menatap wajah sang kekasih nya. "Ali? Lo harus tau satu hal. Saat kaya gini gue ngerasa hidup gue gak bermakna. Saat lo kaya gini gue ngerasa lo itu nafas gue. Sekarang gue susah nafas, bukan karna gue penyakitan. Tapi, gue butuh lo. Lo itu oksigen gue Li. Sampe kapan pun. Dan sekarang gue baru tau, ini rasa nya jatuh cinta. Meskipun kadang gue ngerasa lo gak cinta gue."

Prilly kembali mengehela nafas. Percuma saja ia berbicara panjang lebar tapi Ali tak kunjung membalas nya. "Kenapa ya Li saat tuhan kasih gue kebahagian, Malah kebahagian itu sedang tertimpa masalah? Apa iya gue gak berhak dapet kebahagian?" Lagi, lagi dan lagi. Prilly mencurahkan isi hati nya pada makhluk tak kunjung bangun.


"Ali? Kalo lo bangun gue janji bakal jagain lo. Gue janji bakal ada disamping lo. Gue janji bakal jatuh cinta sama lo setiap harinya. Karna lo itu matahari Li, lo berharga buat segalanya, tapi yang boleh miliki lo, cuma gue. Gak boleh ada yang lain. Kalopun ada yang bilang gue egois, gue emang egois. Karna gue baru ngerasain apa jatuh cinta. Maka dari itu, gue bakal ngejaga nya baik-baik. Tapi kalo lo itu bukan buat gue, gue bisa apa coba? Maksain takdir? Gue rasa berjuang gak se-bercanda itu,"

Air mata Ali tiba-tiba jatuh dipipi kanan nya. Prilly yang sadar akan itu langsung memanggil dokter.

"Sabar, Nona. Saya akan memeriksa keadaan pasien. Sebaiknya Nona keluar dulu saja," Kata sang dokter.

"Dek kuyy deh." Prilly menggeleng. "Gue gak bakal tinggali Ali, Bang!"

"Saya mohon kepada anda Nona. Saya janji akan lakukan yang terbaik. Anda bisa pegang janji saya," Prilly pun pasrah. Ia keluar dari ruangan Ali. Setengah hatinya tertinggal disana. Di hati Ali.

"Pril? Gue mau ngomong sama lo."

"Apaan? Setelah ini lo mau ngomong apa Max?"

"Ali gini karna gue Pril. Gue gini karna dia berani beraninya dapeti hati lo, sedang kan dia gak berjuang. Gue iri Pril,"

"Gue tau gue salah Pril! Tapi please kasih gue kesempatan sekali aja."

"Oke,"

•••

Tempat yang ramai akan pengunjung, dan tak luput juga para pengusaha sering kali kesini. Ya apa lagi kalau bukan KAFE DELEION. Kafe milik Maxime.

Jika kalian kira Prilly disini bersama Maxime. Jawaban nya benar.

Sekarang Maxime dan Prilly berada disini. Mereka menikmati suasana yang bisa dibilang romantis .

"Mau ngomong apa? Gue gak punya waktu banyak karna gue mau ketempat Ali."

"Tolong kendaliin emosi lo, Pril. Gue tau gue salah. Gue yang bikin Ali gini, Gue yang udah masukin ke minuman nya obat bikin pusing, gue udah ngerencanain nya, mobil nya masuk kejurang karna gue rencanain itu Pril. Dan sekarang gue sadar, gue orang terbodoh yang pernah CINTA sama lo, Pril. Gue sadar, selamanya gue gak bakal ada dihati lo. Gue iri sama Ali, dengan mudahnya dia ngambil hati lo tanpa tahu rasa nya berjuang. Gue IRI Pril!"

"Seharusnya lo sadar Max. Cinta itu gak bisa di paksa, karna cinta itu datang tanpa harus kita paksa. Dan sekarang gue cinta Ali, karna dia beda. Dia itu spesial bagi gue Max. Tau kenapa gue kaya gini? Karna setengah hati gue berkata, Ali adalah nafas gue. Dia berharga buat gue Max. Sekarang setelah lo ngelakuin ini, lo mau minta maaf? Maaf aja gak cukup buat nebus dosa lo Max."

"Gue tau kata 'maaf' aja gak cukup bikin ali sadar! Tapi please kasih gue kesempatan. Seenggaknya untuk terkhir kali nya,"

Prilly membulatkan matanya. Jujur hati prilly seolah teriris. Disatu sisi ia juga sangat menyayangi Maxime. Namun apala daya, Cinta nya lebih besar ke Ali dari pada Maxime.

"M-maksud lo apa?"

"Sore ini gue bakal pulang ke Dubai. Gue gak mau saat gue pulang tapi saat itu juga masih ada yang benci gue. Gue mau semua nya selesai sebelum gue pergi ke dubai."

"Apa iya pril lo bakal nangis saat ini juga? Apa iya pril lo mau maafin dia? Orang yang bikin nafas lo ingin meninggali lo?"

Tanpa diminta, air mata prilly jatuh ke pipi mulus nya. Prilly merutuki kebodohan nya, mudah nya air mata nya berderai karna sosok yang mungkin sekarang ia benci.

"Hei jangan nangis." Maxime mengusap air mata prilly.

"G-gak gue gak nangis. Gue cuma pengin lo tau gue bener bener sakit Max. Gue minta maaf karna gue egois, gue terlalu baper. Tapi pliss beri gue waktu, gue belom bisa maafi lo Max. Karna itu butuh waktu,"

Maxime menghela nafas, "Yaudah, Kalo itu mau lo gue bisa apa? Maksa lo maafi gue? Gaguna. Em, gue harap untuk terakhir kalinya lo mau dateng ke bandara nyaksiin pesawat gue lepas landas."

"Gue usahain dateng."

"Makasih pril."

•••

Prilly berjalan di koridor rumah sakit tergesa-gesa. Karna dokter mengatakan Ali sedang tidak baik-baik saja. Dan itu sontak membuat jantung Prilly hampir saja bergenti berdetak. Sesampai nya di ruang tunggu, ia menatap para Abang nya. "Ali kenapa? Kenapa Bang?" Tanya Prilly. Air mata nya kembali lolos ke pipi mulus nya.

"D-dia gak bisa se-selamat Dek," Ucap Bang Brian yang gugup.

"Kalian bohong! Mana mungkin Ali ninggali gue Bang." Prilly terduduk di ruang tunggu. Benar, cinta itu emang menyakitkan. Namun, saat kamu merasakan cinta, dan orang yang kamu cinta meninggalkanmu, itu sangat lah sakit. Seperti tertusuk duri-duri mawar. "Ali gak bakal ninggali gue Bang ..., gue belom tau dia cinta apa gak sama gue Bang ..., kenapa Tuhan ngambil nyawanya duluan ..., apa bener gue gak berhak dapet kebahagian?" Prilly menangis sejadi-jadi nya. Abang nya menopang Adik nya. Mereka memeluk erat tubuh Prilly, mereka merasakan kerapuhan Prilly, sakit hatinya Prilly.

"Kepada Nona Prilly? Saya bisa berbicara berdua dengan anda?"

Prilly mengangguk. Lalu, mengekori sang dokter sampai keruangan.

"Jadi begini Nona. Saya kira Ali sudah meninggal ternyata Tuhan berkehendak lain, Ali kembali tersadar Nona. Namun, Ali selalu saja memanggil nama 'Nata' Saya bingung. Nata kan bukan nama anda, jadi Nata itu siapa? Mungkin anda kenal Nata itu siapa Nona?"

Prilly menghela nafas, "Saya tidak kenal. Mungkin saja itu Kakaknya dokter."

"Oh baiklah Nona. Jika anda ingin menjenguk Ali silahkan,"

"Ali, meskipun kamu bangun tapi kenapa hati aku malah nambah sakit? Tau kenapa? Karna saat kamu bangun, kamu malah mencari seorang lain bukan aku."

Revisi 18 maret 2018 pukul 17.02 wib

Seneng enggak BROKEN HEART update, komen seneng nanti dikasih hadiah, yaitu dapet emot cium dari Maxime, iya tapi cuma dalem mimpi haha😀

Tinggalin jejak kiww💛

BR[OK]EN HEART [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang