Diwajib vote sebelum baca dan komen!
Untuk kedua kali nya gadis bermata hazel ini tengah duduk di atas panggung, kali ini ia bernyanyi diiringi piano. Senyum Prilly mengembang, sampai semua penonton terpana akan senyuman Prilly.
Prilly mulai menekan tuts dipapan piano nya, ia tampak lihai sekali memainkan alat musik yang satu ini, selain gitar dan piano masih ada lagi alat musik yang bisa Prilly mainkan.
Seluruh penonton yang ada diKafe ini tampak memandang Prilly terpesona, karna alunan Piano nya begitu lembut ditelinga mereka. Prilly masih meng-intro lagu yang ingin ia nyanyikan. Senyum nya tak lepas dibibirnya.
"Aku berdiri disini
Ditempat dimana dulu
Pertama kita bertemu
Pertama ku menatapmu
Ingatkah kau saat itu?
Kau tersenyum kepadaku. Berbekal senyuman itu
Kujalani hidup..
Hingga saat ini kau masih satu-satu nya
Yang paling mengerti aku, semua baik burukku...
Hingga detik ini aku masih orang itu
Kau kenal dengan hatimu, masih seperti dulu.."
Prilly tersenyum. Ia kembali menekan tuts nya dengan lihai.
"Ingatkah kau saat itu?Kau tersenyum kepadaku
Berbekal senyuman itu kujalani hidup
Hingga saat ini kau masih satu-satunya.
Yang paling mengerti aku, semua baik burukku
Hingga detik ini aku masih orang itu
Kau kenal dengan hatimu, masih seperti dulu, masih seperti dulu..."
Jari nya berhenti disalah satu tuts. Kemudian, ia tersenyum. Melihat penonton yang ada di Kafe ini tampak menghayati lagu yang baru saja Prilly nyanyikan.
Setelah alunan piano terhenti. Prilly langsung ke bawah dan ke meja yang sudah ia tempa. Disana ada ketiga sahabatnya yang sedang tersenyum riang.
"Sumpah, suara lo bagus banget, Pril!" Ucap Caca
"Iya, andai aja gue bisa ganti suara, gue mau, deh , punya suara kaya lu." Sahut Arifah
"Iya, suara lo bagus! Siapapun yang mendengar pasti akan terpe-"
Ucapan Adinda terhenti saat melihat orang yang ada dibelakang Prilly. Wajah orang yang ada dibelakang Prilly sangat datar. Membuat Adinda berdecih pelan.
"Lho, kenapa, Din?" Tanya Prilly.
"It-itu! Gue mau ke toilet, ya!" Adinda langsung meninggakkan ketiga sahabatnya yang terdiam melihat tingkah Adinda yang aneh. Namun, mereka tidak ingin ambil pusing. Mereka bertiga melanjutkan obrolan nya sambil duduk. Menceritakan masa putih abu-abu yang menyenangkan, dan menyedihkan.
Banyak orang bilang, bahwa pada masa putih abu-abu kita mulai menemukan jati diri kita. Dan Prilly setuju akan hal itu.
Dilain tempat Adinda sedang berlarian mengejar cowok yang memakai jas hitam. Gadis itu tampak sangat lelah mengejar cowok didepan nya.
"Ali!" Pekik Adinda.
Cowok itu menghentikkan langkahnya, ia diam sebentar dan menoleh ke arah suara, tatapan itu masih sama. Kemudian, dengan langkah pasti Adinda melangkah menuju Ali. Walau hati nya sangat gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
BR[OK]EN HEART [END]
Ficção Adolescente[End] #rank726 Sinopsis : Apa yang lebih sakit dari sekedar patah hati? Mencintai dan patah hati pada orang yang sama dan dalam waktu yang sama. Kisah ini mengisahkan sebuah dua insan yang menjalin asmara. Awal nya satu di antara nya yang memaksa...