Diujung sana ada lelaki yang menatap tajam dua orang kekasih yang sekarang lagi berpelukan, sorot matanya tidak pernah teralih sampai ada seseorang yang menepuk bahu nya pelan. Sontak saja lelaki bermata tajam itu menoleh dan mendapati teman seangkatannya tersenyum.
"Lo siapa?" Tanya Jefri-lelaki bermata tajam itu
"Hai, aku Dinda!" Ucap nya ceria.
"Terus?" Tanya Jefri. Namun, gadis itu hanya terkekeh kecil.
"Kamu Jefri kan, ya?" Tanya nya. Jefri hanya mengangguk sebagai jawaban. Lagi dan lagi gadis itu hanya terkekeh. Lali mencubit pipi Jefri gemas. Jefri mendelik tak terima.
"Kamu tau gak."
"Gak."
Dinda-gadis itu hanya tersenyum kecut. "Aku belum selesai ngomong, tau!" Dinda mencibir pelan. "Kamu itu udah jadi most wanted. Aku aja sampai gak percaya, masa orang jelek kaya kamu bisa jadi most wanted dalam sehari? Rasa nya itu mustahil." Jelas Dinda panjang lebar.
"Lo itu menghina atau memuji, sih?" Tanya Jefri kesal.
Dinda hanya terkekeh kecil. "Sebenarnya sih menghina. Tapi karna aku udah melihat kamu lekat-lekat kamu manis, deh."
Ini cewek kenapa sih ah? Ya allah jauhkan lah hamba dari setan betina yang terkutuk.
"Ih, kamu kok diem!!" Dinda mengerucutkan bibirnya lalu menghentakkan kaki nya.
"Eh, Prilly, Ali."
"Eh-"
"Nama aku Dinda!" Sahut nya ceria.
"Oh-"
"Eh iya, kamu tau gak, Pril. Kalau orang jelek kaya Jefri udah jadi bahan omongan anak-anak cewek seangkatan kita sama adek kelas. Kakak kelas juga, deh!" Jelas Dinda.
Sebenarnya gue gak nanya. Batin Prilly.
"Eh, iya! Kamu sama Ali cocok deh. Kamu tau gak Pril tadi ya Jefri ngeliatin ka-mphhh mphhh." Jefri membekap mulut Dinda yang comel itu.
"Jeplii!! Uhhh lwepass!!!" Gerang Dinda tidak jelas. Namun, Jefri tidak melepas bekapan itu. Malah, Jefri membawa Dinda menjauh dari Prilly dan Ali. Ali dan Prilly hanya mengernyit menyaksikan kedua orang aneh.
"Udah yuk Li kita ke sana." Ajak Prilly. Yang di ajak hanya mengangguk.
Dilain tempat, Jefri masih membekap mulut Dinda dengan satu tangan nya. Setelah hampir aman, Jefri melepas bekapan itu. Dinda menatap Jefri tajam. Ia mendengus kesal sambil mencubit perut Jefri.
"Kamu tau gak, mulut aku sakit! Gara-gara kamu bekap mulut aku pake tangan kamu yang bau itu, ujung bibir aku jadi berdarah!"
"Kamu gak punya hati tau gak! Kamu bisa gak, gak kasar sama cewek! Bagaimana pun dia itu makhluk yang harus dijaga, bukan dirusak! Ihhh!!!"
Jefri meninggalkan Dinda yang sedang mengoceh tidak jelas. Jujur, kepala Jefri pusing sekali mendengar ocehan cewek itu. Baru kali ini Jefri melihat cewek begitu bawel dan ngeseli.
Dinda mendengus kesal, lalu kaki nya ia hentakkan ke lantai. Dan hal hasil menghasilkan bunyi yang gaduh. Membuat orang disekitar sini melihat ke arah Dinda. Tanpa ada rasa malu, Dinda hanya nyengir, lalu berlari mengejar Jefri yang kini telah hilang.
****
Sehabis pulang sekolah Ali dan Prilly memilih datang ke kafe dulu sebelum pulang kerumah. Seperti biasa, Prilly selalu senang jika di ajak kesini, karna disini banyak hamparan tanaman yang indah. Disini juga ramai, dan disini ada tempat untul berselfie. Itulah kenapa Prilly senang kalau di ajak Ali kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BR[OK]EN HEART [END]
Teen Fiction[End] #rank726 Sinopsis : Apa yang lebih sakit dari sekedar patah hati? Mencintai dan patah hati pada orang yang sama dan dalam waktu yang sama. Kisah ini mengisahkan sebuah dua insan yang menjalin asmara. Awal nya satu di antara nya yang memaksa...