Prilly masih duduk di ruang inap Ali sambil bermain HP-nya. Ia juga chatingan dengan ketiga sahabat somplak nya. Saat dia me-upload foto Ali, banyak sekali yang komen. Prilly juga sempat kesal, kemudian ia harus bersabar karna ada satu komen yang membuat hati Prilly seolah teriris pisau.
Tepat jam 4 nanti pesawat Maxime akan lepas landas. Prilly masih bingung, apakah ia harus datang dan memaafkan Maxime atau malah sebalik nya. kebingungan Prilly tak berlanjut karna ada chat dari salah satu sahabat nya.
-Line-
Arifah Pril gue denger kata nya Maxime bakal pulang ke Dubai. Bener gak?
Prilly Iyaa
Arifah Lo kagak sedih?
Prilly Gue bingung Ar. Tadi dia ngomong sama gue, dia pengin gue dateng ke bandara nyaksiin pesawat nya lepas landas. Gue bingung, gue juga takut. Gue kalut Ar
Arifah Lo tau alasan Maxime pindah ke Dubai lagi?
Prilly Ga lah
Arifah Dia pengin lu bahagia sama Ali tanpa pengin ngerusak kebahagian lo lagi. Kata dia, kebahagian lo adalah kebahagian yang terindah bagi dia.
Arifah Menurut gue lo dateng aja ke bandara, sebelum penyesalan itu dateng Pril:) gue sebagai sahabat lo ga mau lo nyesel, ga mau lo sedih saat lo tau lo nyesel:')
Prilly Ar gue mau kebandara dulu ya..ini soal nya udah mau jam empat. Lo bener, gue harus dateng ke bandara nemuin dia. Dia yang dulu menjadi prioritas utama gue saat Ali ga ada. Lo bener Ar Maxime itu emang baik. gue ngertii perasaan Maxime knp dia ngelakuin itu ke Ali. Doain gue ya:)
Arifah Good luck Shay😙
Prilly bangkit dari duduk nya, ia menyambar tas dan kunci mobil nya kemudian ia keluar dengan nafas yang tersenggal. Ia melihat ada perawat, "Suster saya titip Ali ya!" Kemudian ia berlari ke parkiran dengan langkah kecil.
•••
Dengan nafas berat Maxime menginjakkan kaki di bandara soekarno-hatta. Setengah hati nya tertinggal di Indonesia, namun hati nya telah berjanji, berjanji untuk merelakan Prilly bahagia dengan orang yang ia sayang.
Dalam lubuk hati nya ia berharap Prilly datang menemuinya dan memberi kata 'Selamat Tinggal' dan 'Gue maafi lo'. Andai semua nya tak begitu rumit, mungkin sekarang Maxime dan Prilly telah bahagia.
Pikiran nya sudah tak karuan lagi, nafasnya seolah tercegat oleh sosok yang memanggil nya tadi.
"Maxime!"
Maxime menoleh walau dalam hatinya terasa berat. Ia mendapatkan seorang gadis tengah berdiri dengan mata yang sangat sembab. Maxime pun mendekat ke arah gadis itu lalu menghapus sisa air mata dipipi tembam gadis itu. "Don't cry baby," Ujar Maxime sambil tersenyum.
"Maaf-"
"It's okay," lagi dan lagi Maxime tersenyum walau pedih.
"Maaf karna selama ini gue ga pernah peka sama perhatian dan sikap manis lo ke gue. Maaf, karna gue terlalu egois demi memperjuangi kisah cinta gue. Dan maaf karna selama ini gue selalu nyusahin lo, Max. Gue baru sadar, lo itu yang terbaik, lo ganteng, dan yang harus lo tau, lo ga pantes sama gue. Gue itu ga baik, gue buruk buat kehidupan lo Max. Gue cuma bikin hidup lo sus-"
"Sst, Kapan sih lo bikin hidup gue susah Pril? Berapa lama sih kita kenal Pril? Gue rasa ga setahun dua tahun, kita berteman dari kecil Pril. Gue tau kok, ga selama nya orang yang kita cintai bakal dicintai balik juga. Gue ngerti kok Pril. Kebahagian lo itu Ali, bukan gue. Dan gue sadar diri Pril. Dan yang harus lo tau lo ga perlu minta maaf, karna lo ga ada salah sama gue."
"Gu-"
"Sstt, kalo lo masih nangis cuma gara-gara rasa bersalah lo. Lebih baik lo diem aja deh Pril. Lo tau? Gue ga suka saat orang yang gue cintai nangis. Gue ga suka,"
Prilly kembali menangis, ia menarik kerah baju Maxime kemudian memeluknya,"Gue maafin lo Max ...., Tapi please gue cuma minta satu ..., jangan berubah,"
"I'm promise." Maxime tersenyum, "Jangan nangis ih, cengeng banget sih Piyii gue," Maxime tertawa hambar. Prilly pun melepaskan pelukan itu kemudian tersenyum pilu. "Makasih, lo selalu jadi alasan kenapa gue tersenyum,"
"Oh ya, gimana Ali?"
"Dia masih koma,"
"Gue turut berduka cita,"
"Makasih,"
"Pril? Gue harus take off dulu nih, Ga mau peluk gue untuk terakhir kali nya?" Maxime mengedip kan satu mata nya, dengan gemas Prilly menoyor kepala Maxime namun setelah itu Prilly memeluk erat badan Maxime.
"Max gue ga nyangka kalo akhirnya bakal begini," ada nada lirih dari suara Prilly. Maxime memandang Prilly lembut dan menelah savilahnya susah payah.
"Apapun yang terjadi rasa cinta gue ga bakal berkurang kok Pril."
"Gombal anjir!! HAHA" Mereka pun tertawa puas.
"Yaudah gue berangkat dulu ya. Jaga diri baik-baik oke! Jangan tengil, jangan telat makan, poko nya jangan lupa segala nya."
"Satu lagi pril ..., jangan lupain gue ya," Namun nyatanya itu hanya terucap dibenak Maxime. "I'm promise!!" Ucap Prilly ceria.N"Lo juga oke? And jangan lupain gue hehe, poko nya lo ga boleh kangen gue ya!"
"Idih pede banget lo boncel," Prilly mendengus lalu mengerucutkan bibir nya.
"Dasar beha sapi! Udah sana berangkat nanti ketinggalan pesawatkan ga lucu," Cibir Prilly lucu, Maxime pun tersenyum hangat lalu mengacak rambut Prilly.
"Good bye, Pril." Batin Maxime.
Revisi 19 maret 2018 pulul 14.33 wib
Bagian manasih yang kalian suka?
Jangan lupa tinggalin jejak ya➿
Komen nextttt sebanyak-banyaknya nanti bakal double updatee🚩
KAMU SEDANG MEMBACA
BR[OK]EN HEART [END]
Ficção Adolescente[End] #rank726 Sinopsis : Apa yang lebih sakit dari sekedar patah hati? Mencintai dan patah hati pada orang yang sama dan dalam waktu yang sama. Kisah ini mengisahkan sebuah dua insan yang menjalin asmara. Awal nya satu di antara nya yang memaksa...