19 tahun kemudia...
"Apa Anda butuh sesuatu tuan?." Ucapku pada salah satu tamu Class-S di pesawat penerbangan pesawat Korea-Indonesia.
Lion Air."Sudah tidak ada lagi. Terima kasih." Ucap bapak-bapak ini.
"Ah nuna! Aku butuh bantuan. Bisakah kau membawakan aku wine?." Ucap seorang remaja. Mungkin anak bapak ini.
"Tidak-tidak. Kau nanti tidak kuat. Tidak perlu nona pergilah." Kata bapak ini lagi. Lalu menyuruh ku pergi.
"Baiklah. Jika ada sesuatu lagi silahkan menggunakan layanan kami." Ucapku tersenyum ramah sebelum beranjak dari tempat ini.
Aku menuju kabinet pesawat untuk menyiapkan sarapan bersama teman-teman pramugari yang lain.
"Retisa! Apa kau dapat pengunjung yang menyulitkan mu?." Kata Yuri. Pramugari keturunan Jepang-Korea.
Dia cantik. Tentu saja. Semua pramugari kan cewek idaman banget.
"Nggak kok. Hanya permintaan kecil saja." Ucapku.
"Baguslah. Kejadian minggu lalu buat aku khawatir Padamu. Emang susah yah, punya wajah alami yang luar biasa cantik seperti kamu." Ucap Yuri.
Aku hanya bisa tertawa miris.
"Cantik apaan. Biasa Aja... Semua orang juga tau."Kami sama-sama tertawa.
"Enggak kok. Si pramugari andalan kami ini emang cocok dengan julukan ratu pramugari, mau diapain lagi. Lo cantik kebangetan sih." Ucap lagi salah seorang pramugari Rachel namanya keturunan Bandung-Indonesia.
Pramugari yang lain awalnya diam. Yah.. Emang si Rachel ini selalu bawaannya serius. Jadi kami langsung menanggapinya dengan tertawa bersama-sama.
Namun. Kesenangan kami terganggu.. Tiba-tiba saja pesawat ini berguncang hebat.
Kami semua langsung mengambil tindakan.
"Harap tenang. Jangan panik. Mari kita sama-sama menundukkan kepala dan berdoa sesuai keyakinan masing-masing untuk keselamatan bersama." Ucap ku ke seluruh penghuni pesawat ini yang disambut dengan patuh dan aku masih tetap berpegangan disalah satu sudut ruang pesawat ini.
Guncangan. Tak henti-Hentinya.
"Ya Tuhan, apa aku akan mengalami kejadian yang sama lagi. Mengapa kau memberiku takdir seperti ini. Aku mohon! selamatkan mereka semua!." Aku berdoa dalam hati.
Hingga semuanya terjadi melambat.
Pesawat yang kami tumpangi ini. Besama seluruh orang-orang didalamnya. Hanya bisa pasrah.
Ternyata pilot kami meninggal karena jantung. Dan tak ada harapan lagi.
Aku yang awalnya hanya pramugari biasa tak menyangka akan berakhir dengan pekerjaan yang aku cita-citakan sejak lama ini. Berakhir disini.
Dan setelah itu. Semuanya berguncang hebat. Aku terbentur. Dan tak lagi tau apa yang terjadi. Semuanya gelap.
Hanya air yang aku rasakan untuk yang terakhir kalinya.
Original Story By;
Sheriligo
KAMU SEDANG MEMBACA
Retisa Arabella [Jefferson] ✔️
Random[COMPLETED] what that you think about distant past? Entahlah. Semuanya terjadi begitu saja. Dan aku tak tahu harus apa. Pujian-pujian itu membawa suka disekilingku, tapi malah berakhir menjadi sebuah duka kala itu. Terus seperti itu. Hingga aku ber...