14 - Author POV|Hercules

276 19 0
                                    

Seorang gadis remaja sedang bersiap-siap dengan penampilan terkerennya.

"Ok! Gue sudah siap."ucap Retisa remaja itu. Didepan cermin.

"Tisa! Kok lama sih sayang. Momy sama Dady sudah lama menunggu. Jadwal keberangkatannya juga sudah dekat, ayo turun sekarang." Kata Yoona ibu Retisa.

"Iya tunggu bentar Mom. Namanya juga anak cewek. Wajarlah kalau lama."ucap Retisa.

Sedangkan Bram ayah Retisa mencoba menenangkan istrinya,"biarkan saja dia kan anak gadis, sama seperti Momynya dulu."kata Bram.

"Yasudah. Terserah kamu saja."kata Yoona.

Tak sampai semenit. Retisapun turun dari kamarnya yang berada dilantai dua,"ayo Mom-Dad.. Kita sudah terlambat nih. Nenek pasti sudah menunggu di Indonesia." Kata Retisa menarik lengan Yoona dan Bram.

Mereka tiba didepan mobil dan berangkat menuju bandara.

Saat dipesawat, Yoona dan Bram merasa gelisah. Entah mengapa mereka sangat menghawatirkan anak semata wayang mereka Retisa.

"Sayang boleh Momy minta perhatian Tisa sebentar?."tanya Yoona pada Retisa yang sedang asik memandangi awan diluar jendela pesawat.

Retisa yang mendengar permintaan ibunya langsung berbalik,"ada apa Mom? Apa Mom sakit?."tanya Retisa dengan wajah khawatir.

Bram memandang istrinya. Yoona juga memandang suaminya. Dan melalui tatapan itu, mereka sangat jelas terlihat bahwa ada raut wajah kekhawatiran Disana.

Yoona kembali menatap Retisa lalu mengelus rambut gadis remajanya yang tujuh hari lagi akan berulang tahun,"hiduplah dengan banyak 'suka' dan lupakan semua 'duka'mu, kami akan selalu ada Dihatimu. Kemanapun kau berada walau kami suatu saat tak akan lagi bisa bersama mu Retisa Arabella," kata Yoona.

Retisa remaja kebingungan,"apa Momy sama Dady mau pergi jauh?."

Bram tersenyum lembut pada Retisa,"tidak sayang. Tisa kan anak yang kuat dan pemberani. Jadi ingat apa kata Momy dan jangan nakal sama nenek yah."kata Bram ikut mengelus rambut Retisa.

Selama mereka saling menunpahkan kasih sayang, tiba-tiba saja ada pengumuman bahwa terjadi gagal koneksi pesawat dengan bandara tujuan mereka.

Guncangan pun terjadi. Semua orang yang ada dalam pesawat berguncang hebat. Layaknya berada dalam botol yang dilempar ke bawah.

Pesawat Hercules detik itu juga telah terjun bebas kelaut lepas. Setiap kepingan pesawat hancur, para penumpang juga dinyatakan tak terdeteksi.

Sehari setelah kejadian itu. Banyak surat kabar yang memberitakan bahwa pesawat Hercules telah merebut banyak nyawa. Dan ada juga yang mengatakan bahwa salah seorang penumpang remaja asal Korea masih dalam pencarian.

Semua orang bertanya-tanya mengenai nasib, keberadaan, dan identitas remaja korban Hercules.

Lalu dihari berikutnya, sebuah surat kabar memberitakan seorang nenek mengaku bahwa penumpang remaja asal Korea itu adalah cucunya.

Awalnya hal itu dijadikan bahan tertawaan seluruh negeri. Namun setelah dilakukan penyelidikan ternyata nenek itu benar mengenai identitas sang cucu, yang tiga hari lalu telah mengirim pesan e-mail bahwa keluarga Arabella akan melakukan kunjungan ke Indonesia dengan menaiki kapal Hercules.

Sontak seluruh negeri ramai membicarakan hal ini. Dilakukanlah pencarian dengan menyebarkan foto dan identitas Retisa keseluruh negeri.

******
Disisi lain, Retisa terampar disebuah pulau. Ini adalah hari ke empat setelah ia terombang ambing di lautan.

Tubuhnya sudah penuh luka bakar akan sinar ultraviolet matahari, juga bekas gigitan kecil ikan Laut.

Dia tak lagi memakai pakaian lengkap yang keren. Hanya ada beberapa helai kain saja ditubuhnya.

Seorang wanita parubaya menemukan tubuh terdampar Retisa, lalu dia memutuskan untuk membawa Retisa ke rumah tuanya.

Wanita ini memakai pakaian pembantu.

Ia hanyalah seorang pembantu yang tak tega melihat manusia lain dalam keadaan yang cukup memprihatinkan.

Rumah itu sangat besar. Dia bertemu beberapa pria yang juga bekerja dirumah besar itu.

Dan mereka bersama-sama membawa gadis remaja itu kekamar tuannya. Karena hanya ada satu kamar dirumah itu.

"Ada apa ini? Apakah telah terjadi sesuatu?." Kata pemuda yang kaget melihat banyak orang dikamar nya.

"Tu-tuan muda, kami menemukan gadis ini terdampar dipantai. Ja-jadi kami memutuskan untuk membawanya kemari karena ia butuh pengobatan. Kondisinya juga sangat parah." Ucap Pelayang itu dengan terbata-bata.

Pemuda yang disebut tuan muda ini hanya menangguk.
"Kalau begitu keluarlah kalian semua, biar aku saja yang mengobatinya." Kata pemuda itu.

Semua orang diruangan itu perlahan-lahan keluar. Walau masih dengan raut wajah khawatir.

Pemuda itu menatap gadis remaja didepannya,"mungkin umurnya tak jauh beda dibawah ku."

"Apa yang terjadi padanya?."tanya pemuda itu.

Ia memandang sendu wanita yang tengah pingsan ditempat tidurnya.

Lalu memulai aksinya bak seorang dokter profesional.

Semua alatnya lengkap karena telah ia siapakan dibawah tempat tidur.

30 menit Setelah selesai mengobati. Ia keluar, dan memerintahkan seluruh pelayan untuk kembali pada pekerjaan mereka masing-masing.

Hari ini adalah hari ulang tahun Retisa. Hari ini juga ia telah siuman dari komanya selama 3 hari.

Dan saat ia tersadar.

Dia tak mengingat apa-apa lagi.

Tak juga insiden yang merebut nyawa kedua orang tuanya.

Juga masa lalunya bersama kedua orang tuanya.

Original Story By;
Sheriligo

Retisa Arabella [Jefferson] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang